Better experience in portrait mode.
Iklan - Geser ke atas untuk melanjutkan

Kisah Mbah Lindu Penjual Gudeg Tertua di Jogja, Meninggal di Usia 100 Tahun

Kisah Mbah Lindu Penjual Gudeg Tertua di Jogja, Meninggal di Usia 100 Tahun Aksi Unjuk Rasa Pekerja Lion Air. ©2020 Liputan6.com/Faizal Fanani

Merdeka.com - Biyem Setyo Utomo, atau lebih akrab disapa Mbah Lindu, meninggal dunia pada Minggu (12/7) pada usia 100 tahun. Semasa hidupnya, dia merupakan sosok penjual gudeg legendaris di Kota Yogyakarta. Dengan kondisinya yang sederhana, dia berjualan gudeg di tengah keramaian Malioboro dari pukul 05.00-10.00.

Resep gudeg Mbah Lindu tidak berubah dari pertama kali ia berjualan saat masih zaman penjajahan Belanda sampai sekarang. Karena orisionalitasnya, gudeg racikannya menjadi buruan wisatawan yang datang jauh-jauh ke Jogja.

Namun karena faktor usia, Mbah Lindu akhirnya tutup usia. Berikut ini kisah hidup Mbah Lindu, penjual gudeg dan yang legendaris di Yogyakarta

Berjualan Gudeg Selama 86 Tahun

penjual gudeg tertua

©2016 merdeka.com/kresna

Semasa hidupnya, Mbah Lindu pernah bercerita kalau dia berjualan gudeg sejak umur 13 tahun. Selama berjualan, dia harus menempuh jarak sejauh 5,5 km dari tempat tinggalnya di daerah Klebengan di dekat Kampus UGM ke daerah Sosrowijayan di dekat Malioboro.

“Waktu dulu saya berjualan belum ada listrik. Pesawat belum ada. Dulu ada penjaga pintu bukan orang sini (warga asing), mereka minta nasi gudeg. Kalau nggak dikasih saya dikejar-kejar,” kenang Mbah Lindu dikutip dari YouTube Lumix Indonesia.

Satu-satunya di Dunia

mbah lindu

©2020 liputan6.com

Konsisten menjual gudeg selama hampir 90 tahun bukanlah hal yang mudah. Butuh perjuangan keras untuk bisa bertahan dengan rutinitas seperti itu.

Apalagi, berjualan gudeg membutuhkan keuletan dan kesabaran dalam meracik makanan selama berjam-jam, belum lagi saat melayani pembeli. Oleh karena itulah, menurut Wiliam Wongso, pakar kuliner Indonesia, Mbah Lindu merupakan sosok yang langka di dunia.

“Sebenernya sosok kayak gini harus masuk Guiness. Karena setahu saya tidak ada sosok seperti ini yang masih hidup, yang setiap hari jualan dan masak, seperti Mbah Lindu,” kata Wiliam.

Sama halnya dengan Wiliam, Fachruddin, seorang jurnalis asal Yogyakarta mengatakan fakta bahwa selama berjualan gudeg Mbah Lindu bisa mempertahankan rasa kulinernya selama lebih dari 80 tahun merupakan hal yang sulit.

Sosok yang Disiplin

mbah lindu

©YouTube/Lumix Indonesia

Sebagai penjual gudeg, Mbah Lindu mulai memasak pukul 2 siang. Satu jam kemudian, berbagai bahan ramuan seperti ayam dan telur dimasukkan. Ramuan itu didiamkan sampai jam 7 malam.

Mbah Lindu kemudian bangun dari tidurnya pada jam 2 pagi untuk memasak nasi dan bubur. Barulah pukul 5 pagi dia berangkat dari rumahnya ke tempat jualan.

Setelah berjualan gudeg selama 5 jam, dia kembali pulang dan masak gudeg yang akan dijual keesokan harinya. Begitulah alur kehidupan sehari-hari Mbah Lindu.

Menjaga Kesehatan dengan Bekerja

mbah lindu

©YouTube/Lumix Indonesia

Motivasi Mbah Lindu dalam berjualan gudeg sampai hari tua sebenarnya sangat mulia. Dia hanya ingin di masa tuanya tidak merepotkan anak cucu. Selain itu dia mengaku bekerja bisa membuat kondisi tubuhnya tetap sehat.

“Kalau jualan saya malah sakit. Dokter saja bingung sama saya, kok orang tua nggak punya penyakit? Saya bilang,’Sakitnya kalau tidak punya uang, dok.’ Dokternya hanya ketawa,” ungkap Mbah Lindu.

Rahasia Panjang Umur Mbah Lindu

mbah lindu

©YouTube/Lumix Indonesia

Bagi William Wongso, sosok Mbah Lindu merupakan legenda Kota Yogyakarta. Dia khawatir, sepeninggal Mbah Lindu, tidak ada sosok penerus yang menggantikannya dalam berjualan gudeg.

Sementara ketika ditanya tentang rahasianya bisa berjualan sampai umur hampir 100 tahun, Mbah Lindu hanya menjawab dengan satu kata “nerima”.

“Hidup seadanya gak usah macam-macam. Nggak usah iri sama orang lain. Nerima saja dengan apa yang kita punya sendiri. Yang penting anak cucu diberi kesehatan,” kata Mbah Lindu dikutip Merdeka.com dari YouTube Lumix Indonesia pada Senin (13/7).

Mbah Lindu Meninggal Dunia

mbah lindu

©YouTube/Lumix Indonesia

Pada Minggu (12/7) kabar duka datang dari Kota Yogyakarta. Legenda hidup kota itu, Mbah Lindu, meninggal dunia dalam usia 100 tahun.

Menurut Ratiyah, anak kelima Mbah Lindu, ibunya sempat terjatuh di dapur pada 6 Juli. Setelah sempat mendapat perawatan selama dua hari, dia diperbolehkan pulang.

“Kata dokternya memang tidak ada yang sakit. Memang karena sudah tua saja. Kemudian disuruh pulang ke rumah. Di rumah dia sempat membantu memasak dan mengupas telur,” kata Ratiyah dikutip dari Liputan6.com pada Senin (13/7). (mdk/shr)

Geser ke atas Berita Selanjutnya

Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya

Buka FYP
Mengenang Kegigihan Mbah Marto Rintis Warung Mangut Lele hingga jadi Kuliner Legendaris di Jogja
Mengenang Kegigihan Mbah Marto Rintis Warung Mangut Lele hingga jadi Kuliner Legendaris di Jogja

Mbah Marto tutup usia di umur 96 tahun pada hari ini karena sakit.

Baca Selengkapnya
Mencicipi Ayam Mbah Tumbu, Kuliner Legendaris Gunungkidul Sudah Ada sejak 1963
Mencicipi Ayam Mbah Tumbu, Kuliner Legendaris Gunungkidul Sudah Ada sejak 1963

Dalam sehari, puluhan ekor ayam kampung bisa habis untuk memenuhi permintaan pembeli.

Baca Selengkapnya
Sejarah Toko Roti Tertua di Jogja, Masih Pertahankan Cara Memasak Tradisional
Sejarah Toko Roti Tertua di Jogja, Masih Pertahankan Cara Memasak Tradisional

Pemilik toko roti itu merupakan seorang Tionghoa bernama Tan Poe Djen. Dia berasal dari Temanggung, Jawa Tengah.

Baca Selengkapnya
Semangat Pantang Menyerah Aki Khoerudin, Tetap Berjualan Lumpia di Usia 100 Tahun
Semangat Pantang Menyerah Aki Khoerudin, Tetap Berjualan Lumpia di Usia 100 Tahun

Pria berusia 1 abad ini tak ingin berpangku tangan dan masih ingin bekerja selama dia mampu.

Baca Selengkapnya
Warung Makan Bu Spoed di Jogja Sudah Berusia 103 Tahun, Menyajikan Masakan Rumahan Lezat
Warung Makan Bu Spoed di Jogja Sudah Berusia 103 Tahun, Menyajikan Masakan Rumahan Lezat

Warung makan ini tetap menjaga cita rasa yang sama sejak berdirinya di tahun 1920.

Baca Selengkapnya
Mencicipi Lotek Legendaris dari Wonosobo, Berdiri Sejak 1965 dan Punya Cita Rasa Khas
Mencicipi Lotek Legendaris dari Wonosobo, Berdiri Sejak 1965 dan Punya Cita Rasa Khas

Mbah Jami sudah berjualan lotek di tempat itu sejak tahun 1965. Walau begitu, masyarakat Wonosobo lebih mengenalnya dengan nama Lotek Brukmenceng.

Baca Selengkapnya
Mencicipi Sate Kelinci Mbah Kromo Khas Kulon Progo, Sudah Berjualan Sejak Awal Era Presiden Soeharto
Mencicipi Sate Kelinci Mbah Kromo Khas Kulon Progo, Sudah Berjualan Sejak Awal Era Presiden Soeharto

Walaupun sudah berusia 85 tahun, Mbah Kromo tetap sehat dan semangat menjual sate kelinci

Baca Selengkapnya
Kakek Penjual Kacang Usia 90 Tahun  Ini Ceritakan Masa Lalunya, Pernah Jadi Korban Penculikan Jepang
Kakek Penjual Kacang Usia 90 Tahun Ini Ceritakan Masa Lalunya, Pernah Jadi Korban Penculikan Jepang

Kakek penjual kacang keliling ini ceritakan masa lalunya pernah jadi korban penculikan Jepang, kisahnya viral.

Baca Selengkapnya
Mencicipi Jenang Gempol, Hidangan Favorit Warga Jogja Cocok untuk Sarapan
Mencicipi Jenang Gempol, Hidangan Favorit Warga Jogja Cocok untuk Sarapan

Kuliner ini mendapatkan tempat tersendiri di hati warga asli Jogja

Baca Selengkapnya
Mencicipi Gudeg Manggar yang Legendaris, Kuliner Unik Jogja yang Sudah Ada Sejak Era Kerajaan Mataram
Mencicipi Gudeg Manggar yang Legendaris, Kuliner Unik Jogja yang Sudah Ada Sejak Era Kerajaan Mataram

Gudeg Manggar menawarkan cita rasa berbeda dan keunikannya sendiri dibandingkan gudeg pada umumnya

Baca Selengkapnya
Mencicipi Sosis Solo Mbah Bedug, Kuliner Unik Khas Boyolali yang Namanya Diberikan oleh Raja Keraton Surakarta
Mencicipi Sosis Solo Mbah Bedug, Kuliner Unik Khas Boyolali yang Namanya Diberikan oleh Raja Keraton Surakarta

Resep kuliner ini sudah diwariskan secara turun-temurun sejak tahun 1950

Baca Selengkapnya
Mencicipi Soto Sapi Bu Pujo di Jogja, Konon Sudah Ada Sejak Zaman Penjajahan Jepang
Mencicipi Soto Sapi Bu Pujo di Jogja, Konon Sudah Ada Sejak Zaman Penjajahan Jepang

Warung soto itu merupakan usaha keluarga yang telah diwariskan secara turun-temurun.

Baca Selengkapnya