Kraton Jogja Peringati Hari Lahir Sultan HB X di Tengah Pandemi, Gelar Acara Ini
Merdeka.com - Meski sempat menutup wisatanya, Jogja kini kembali melonggarkan industri wisata. Walau dengan menerapkan protokol kesehatan yang ketat, Jogja masih menjadi destinasi wisata yang menjanjikan. Tak hanya wisata alam, tapi juga budaya dan sejarah.
Tepat pada Senin (23/11) kemarin, atau dalam kalender Jawa, Senin Pon malam Selasa Wage, merupakan hari kelahiran Sultan Hamengku Buwono X. Kraton Jogja menyebut hari kelahiran sultan ini dengan istilah 'Wiyosan Dalem'.
Dalam memeringati hari itu, Kraton Jogja menggelar 'Uyon-Uyon Hadiluhung' di Kagungan Dalem Bangsal Srimanganti, Kraton Jogja. Dalam acara tersebut, akan menampilkan komposisi gendhing dan Beksan Panji Sekar.
-
Apa yang ditampilkan di Festival Upacara Adat Sleman? Bentuk kegiatan ini berupa penampilan berbagai upacara adat yang ada di Sleman dalam bentuk arak-arakan dan penampilan di depan dewan juri.
-
Dimana Festival Upacara Adat Sleman diadakan? Acara itu digelar di Lapangan Kantor Kapanewon Cangkringan.
-
Kapan Festival Upacara Adat Sleman diselenggarakan? Festival ini dilaksanakan selama dua hari yaitu dari tanggal 19-20 Juni 2024.
-
Dimana kupatan jolosutro dirayakan? Keunikan tradisi kupatan rasulan tersebut masih terawat dengan sangat baik hingga menjadi hidangan khas dari Desa Jolosutro Srimulyo, Kecamatan Piyungan, Kabupaten Bantul.
-
Kapan Kupatan Jolosutro dirayakan? Keunikan lainnya yang terdapat pada tradisi Kupatan Jolosutro ini yaitu diadakan seusai melakukan panen raya, dengan ketentuan pada Senin Legi pada bulan Sapar. Akan tetapi, masa panen tidak bisa diprediksi sehingga perubahan bulan bisa saja terjadi asalkan tidak pada saat Pon.
-
Mengapa Festival Upacara Adat Sleman diadakan? Kegiatan ini diharapkan mampu mendorong masyarakat mengenal lebih jauh upacara adat dari setiap daerah yang ada di Sleman.
Digelar di tengah pandemi, penyelenggara tak kehabisan akal. Acara peringatan hari kelahiran sultan ini, ditayangkan secara langsung lewat kanal Youtube Kraton Jogja dan juga siaran RRI Pro 4, mulai pukul 20.00 WIB.
Sajikan Penampilan Beksan Panji Sekar
Beksan Panji Sekar merupakan tari tradisi karya Sri Sultan Hamengku Buwono I. Tarian ini dibawakan oleh empat orang penari pria dengan membawa properti perang, seperti keris dan panah. Dilansir dari laman resmi Kraton Jogja, tari ini menceritakan tentang peperangan antara Jayakusuma dari negara Jawa dan Klana Jayalengkara dengan negara Bali.
"Koreografi Beksan Panji Sekar ini, (hampir) sama dengan tari Beksan-Beksan lain, menceritakan dua orang tokoh antagonis dan protagonis yang digandakan, jadi empat orang," jelas RW Rogomurti, salah satu pemucal tarian, lewat siaran langsung, Senin (23/11).
Acara peringatan ini berlangsung dengan lancar, dan mematuhi protokol kesehatan yang baik. Pengunjung yang hadir di lokasi, dibatasi dan harus menerapkan 3M. (mdk/snw)
Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya
Mengawali acara besar Grebeg Mulud, Keraton Yogyakarta melakukan tradisi menyebar udhik-udhik. Animo masyarakat untuk mengikuti prosesi ini cukup besar.
Baca SelengkapnyaPameran itu digelar dalam rangka Tingalan Jumenengan Dalem Sri Sultan HB X
Baca SelengkapnyaKeraton Ngayogyakarta Hadiningrat atau Keraton Yogyakarta menggelar rangkaian hajad dalem Sekaten.
Baca SelengkapnyaAcara itu digelar pertama kali setelah vakum akibat COVID-19
Baca SelengkapnyaDalam acara jumenengan tersebut juga ditampilkan tarian sakral dari Pura Mangkunegaran Solo, Bedaya Anglir Mendhung.
Baca SelengkapnyaGanjar Pranowo dinilah telah memberikan perhatian lebih terhadap wayang kulit dan kesenian lainnya, selama menjabat Gubernur dua periode.
Baca SelengkapnyaUpacara yang digelar tiap bulan Sapar itu digelar untuk menjaga nilai-nilai budaya yang diwariskan turun-temurun.
Baca SelengkapnyaAcara Grebeg Maulud digelar setiap tahun. Setiap perayaan itu menyimpan momen sejarahnya masing-masing.
Baca SelengkapnyaKampung Wisata Taman Sari merupakan salah satu situs sejarah.
Baca SelengkapnyaMelalui Sekaten, kita dapat melihat eratnya kaitan antara peristiwa ini dengan sejarah penyebaran agama Islam di Pulau Jawa.
Baca SelengkapnyaPerjalanan menuju puncak Gunung Lawu membutuhkan waktu 9-10 jam.
Baca SelengkapnyaBakat alaminya dalam hal karawitan telah terlihat sejak ia masih belia.
Baca Selengkapnya