Mengenal Metode "Sari Swara", Cara Mendidik Anak dengan Kesenian Peninggalan Ki Hajar Dewantara
Metode Sariswara merupakan metode mendidik anak dengan menggabungkan panca indra yang dipraktikkan dalam bentuk kesenian
Semasa hidupnya, Ki Hajar Dewantara banyak mencurahkan perhatian pada bidang pendidikan. Konsep pendidikan ala Ki Hajar Dewantara berakar dari kebudayaan lokal yang meyakini seni sebagai ujung tombak pendidikan. Ia sendiri banyak mempelajari berbagai teori pendidikan selama masa pengasingan di Belanda pada tahun 1913.
Ia kembali ke tanah air pada tahun 1919. Beberapa tahun kemudian ia memutuskan untuk berjuang di bidang pendidikan. Pemikiran Ki Hajar Dewantara tentang pendidikan kemudian diwujudkan dengan mendirikan Perguruan Nasional Tamansiswa pada tahun 1922.
-
Bagaimana Ki Hajar Dewantara ingin anak-anak tumbuh dan berkembang? Anak-anak hidup dan tumbuh sesuai kodratnya sendiri. Pendidik hanya dapat merawat dan menuntun tumbuhnya kodrat itu.
-
Apa tujuan utama dari pengajaran dan pendidikan menurut Ki Hajar Dewantara? Maksud pengajaran dan pendidikan yang berguna untuk kehidupan bersama adalah memerdekakan manusia sebagai anggauta persatuan (rakyat).
-
Bagaimana cara Banyuwangi mengajarkan anak bermain tradisional? “Esensi pendidikan adalah mewujudkan kebahagiaan. Sisi ini tak boleh diabaikan. Untuk itu, perlu anak-anak diajak bermain dan diajarkan filosofi di balik permainan tersebut. Seperti halnya kebersamaan, gotong royong dan lain sebagainya,“
-
Bagaimana Ki Hajar Dewantara mendukung jiwa merdeka murid? Dalam hal ini Ki Hajar Dewantara memiliki istilah sistem among, yaitu melarang adanya hukuman dan paksaan kepada anak didik karena akan mematahkan jiwa merdeka serta mematikan kreativitasnya.
-
Bagaimana anak-anak belajar di Kampung Saungkuriang? 'Akhir KKN ini, kami menerima kunjungan empat sekolah SD di Kecamatan Cipondoh, untuk merasakan langsung pesona Kampung Saungkuriang. Dengan kegiatan memberi makan hewan, membuat ekoprint, dan beberapa kerajinan dari barang bekas. Serta membuat aquaponik di mana anak-anak dapat menanam sekaligus memelihara ikan,' paparnya.
-
Kenapa Ki Hajar Dewantara menekankan jiwa merdeka bagi murid? Maksudnya, manusia diberi kebebasan dari Tuhan yang Maha Esa untuk mengatur kehidupannya dengan tetap sejalan pada aturan yang ada di masyarakat. Maka dari itu, diharapkan seorang peserta didik harus memiliki jiwa yang merdeka, dalam artian merdeka secara lahir batin serta tenaganya.
Salah satu metode pendidikan yang dikembangkan di perguruan itu adalah Sari Swara. Metode pendidikan ini masih diajarkan di Perguruan Taman Siswa, bahkan hingga saat ini.
Berikut selengkapnya:
Terinspirasi dari Ajaran Sultan Agung
Dikutip dari website labsariswara.home.blog, Metode Sariswara merupakan metode mendidik anak dengan menggabungkan pengalaman semua indra yang ada, baik melalui pendengaran, penglihatan, gerakan fisik, dan juga perasaan. Metode ini dibingkai dalam satu cerita yang mampu melekat erat di dalam seorang anak hingga mereka dewasa. Cerita-ceritanya diambil dari kisah kepahlawanan rakyat setempat. Semua metode mendidik itu dilakukan dalam suasana menyenangkan dan permainan peran yang menggembirakan.
“Metode ini terinspirasi dari ajaran Sultan Agung yaitu Sastro Gendhing di mana semua warga Mataram itu harus mengerti Gendhing. Apalagi waktu kecil Ki Hajar Dewantara dididik secara ketat soal seni budaya Pura Pakualaman. Apalagi ayahnya merupakan seorang budayawan,” kata Ketua Badan Khusus Taman Kesenian Majelis Luhur Tamansiswa, RM. Priyo Dwiarso.
Klub Sari Swara
Salah satu komunitas yang masih aktif mengembangkan metode Sari Swara adalah klub Sari Swara Tamansiswa. Setiap hari Selasa, Kamis, dan Jumat sore mereka menggelar latihan metode Sari Swara di Pendapa Agung Tamansiswa.
Metode Sari Swara diimplementasikan oleh Klub Sari Swara melalui tembang dolanan anak dan langen carita. Adapun materi-materi yang diajarkan antara lain latihan dasar gerak tubuh dengan tari klasik, latihan macapat untuk mengolah vocal, karawitan untuk mengolah rasa, dan dolanan anak untuk melatih kecerdasan sosial anak.
“Sari Swara ini merupakan bagian dalam metode besar bernama ‘sistem among’. Di sana kita ‘ngemong’ sang anak, inginnya apa? Bakatnya apa? Dan di dalam sistem among tujuan akhirnya adalah agar sang anak merdeka hati, lahir batin, dan tenaganya. Mereka dibebaskan, tapi tetap disiplin,” jelas RM. Priyo Dwiarso seperti dikutip dari kanal YouTube Kanca Budaya.
Bisa Mengubah Sifat Anak
Bagi orang tua siswa, adanya Klub Sari Swara ini menjadi wadah media pembelajaran alternatif selain di sekolah. Apalagi mereka diajarkan untuk berinteraksi satu sama lain dan terbukti bisa mengubah sifat anak. Dari yang mulanya pasif menjadi anak yang aktif.
“Anak saya yang kedua ini kan sebetulnya pendiam. Tapi karena sering ikut latihan di taman kesenian ini dia jadi lebih berani dan lebih percaya diri. Apalagi anak sekarang tidak bisa lepas dari gadget. Tapi anak saya masih punya keinginan untuk berinteraksi dengan teman-temannya di taman kesenian ini,” kata salah seorang wali siswa yang ikut kegiatan di Klub Sari Swara.