Better experience in portrait mode.
Iklan - Geser ke atas untuk melanjutkan

Mengenal Samir, Selempang Khas Penanda Tugas Ala Kraton Yogyakarta

Mengenal Samir, Selempang Khas Penanda Tugas Ala Kraton Yogyakarta Samir. ©kratonjogja.id

Merdeka.com - Samir merupakan salah satu kelengkapan busana abdi dalem Kraton Yogyakarta. Bentuknya menyerupai pita atau selempang kecil dengan hiasan gombyok di kedua sisinya. Sekilas, kelengkapan busana itu hanya berfungsi sebagai aksesoris semata. Namun sebenarnya, Samir merupakan kelengkapan busana yang sangat penting dan tidak sembarang orang boleh memakainya.

Di Kraton Yogyakarta, Samir yang sedang dikenakan oleh para abdi dalem merupakan sebuah penanda bahwa mereka sedang menjalankan tugas. Dalam penerapannya, bentuk motif dan warna yang ada pada Samir menunjukkan perbedaan dalam jenjang kepangkatan abdi dalem. Lalu bagaimana cara Samir digunakan dan sejak kapan tata cara itu diterapkan? Berikut penjelasan selengkapnya:

Penanda Tugas

Dikutip dari Kratonjogja.id, tidak diketahui kapan tepatnya Samir mulai digunakan dalam kehidupan kerajaan di Jawa. Namun penggunaan kalung sebagai penanda tugas telah ditemui sejak dalam kisah pewayangan.

Dalam kisah Mahabaratha, tepatnya dalam perang Bharatayudha, ksatria yang mendapat tugas untuk menjadi panglima perang biasanya mengenakan kalung dari untaian bunga. Tanda ini berlaku bagi kedua belah pihak yang bertempur, baik Pandawa maupun Kurawa.

samir

©kratonjogja.id

Di Kraton Jogja, Samir digunakan oleh para abdi dalem yang menjalankan tugas seperti membawa pusaka, membawa makanan untuk Sultan, memberi sesaji, menabuh gamelan, mengajar dalam forum resmi kraton, atau menjalankan tugas di luar lingkungan kraton, seperti saat menjadi utusan dalam acara Labuan dan Garebeg.

Bahan Dasar Samir

samir

©kratonjogja.id

Bahan dasar Samir adalah kain cindhe motif putih hitam dengan dasar warna merah, atau sering disebut sebagai cindhe bang-bangan. Kain cindhe tersebut dibuat dengan teknik tenun ikat ganda dan mulai dikenal di Nusantara sekitar abad ke-15.

Sementara itu, kain cindhe yang digunakan oleh Kraton Yogyakarta hanya berdasarkan motifnya saja dan tidak mengacu pada bahan maupun teknik pembuatannya. Motif kain itu berdasarkan motif kain cindhe yang berasal dari dataran Tiongkok.

Cara Penggunaan

Pada umumnya, Samir digunakan dengan cara dikalungkan pada leher dengan kedua ujung bertemu di dada. Namun pada busana manggung putri, yaitu para pembawa kelengkapan upacara yang mengiringi Sultan saat duduk di tahta, Samir dikenakan dengan melilitkannya pada leher. Saat tidak dikenakan, Samir akan diselipkan pada pinggang bagian kanan.

samir

©kratonjogja.id

Sementara, berdasarkan peraturan yang dikeluarkan oleh pihak Kraton Yogyakarta, kain cindhe yang digunakan untuk Samir memiliki panjang 66 cm dan lebar 5,5 cm. bagian sampingnya diberi plisir dan ujungnya diberi rumbai-rumbai berupa gombyok monte.

Selain itu, sebuah plat logam dengan lebar satu jari dan tambahan berupa lambang Kraton diberikan di antara kain dan rumbai. (mdk/shr)

Geser ke atas Berita Selanjutnya

Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya

Buka FYP
Jokowi Pakai Busana Raja Surakarta saat Upacara HUT ke-78 RI, Ini Filosofi Ageman Songkok Sikepan Ageng
Jokowi Pakai Busana Raja Surakarta saat Upacara HUT ke-78 RI, Ini Filosofi Ageman Songkok Sikepan Ageng

Pakaian itu biasa digunakan Pakubuwono saat terjun langsung melihat kondisi masyarakat.

Baca Selengkapnya
Jadi Busana Pengantin, Ini Keunikan Baju Kurung Tanggung dari Jambi
Jadi Busana Pengantin, Ini Keunikan Baju Kurung Tanggung dari Jambi

Baju kurung tanggung ini masih kental dengan nuansa Melayu. Pasalnya populasi masyarakat Melayu di Jambi memang cukup tinggi.

Baca Selengkapnya
Mengenal Kain Dagang Lingga, Aksesori Pelengkap Pakaian Tradisional Melayu di Riau
Mengenal Kain Dagang Lingga, Aksesori Pelengkap Pakaian Tradisional Melayu di Riau

Dalam tradisi Lingga-Riau, kain ini juga menjadi makna simbolis dari norma kesopanan dan kesantunan dalam berpakaian.

Baca Selengkapnya
Jokowi Kenakan Ageman Songkok Singkepan Ageng, Maknanya 'Pemakainya Sosok Panglima Tertinggi'
Jokowi Kenakan Ageman Songkok Singkepan Ageng, Maknanya 'Pemakainya Sosok Panglima Tertinggi'

Artinya, yang memakai baju tersebut memimpin para prajurit.

Baca Selengkapnya
FOTO: Makna dan Filosofi Baju Adat Tanimbar yang Dipakai Jokowi di Sidang Tahunan MPR, Lambang Kebesaran Seorang Raja
FOTO: Makna dan Filosofi Baju Adat Tanimbar yang Dipakai Jokowi di Sidang Tahunan MPR, Lambang Kebesaran Seorang Raja

Presiden Jokowi melanjutkan tradisi memakai baju adat saat menghadiri Sidang Tahunan MPR. Dia kali ini mengenakan baju adat Tanimbar. Ini makna dan filosofinya!

Baca Selengkapnya
Fakta Menarik Kabit Sikerei, Pakaian Unik Suku Mentawai yang Digunakan Para Tabib
Fakta Menarik Kabit Sikerei, Pakaian Unik Suku Mentawai yang Digunakan Para Tabib

Dalam kebudayaan Suku Mentawai, mereka sangat percaya terhadap Tabib yang bisa menjadi "dokter". Maka, para Tabib tersebut memiliki pakaian khusus.

Baca Selengkapnya
Mengenal Ulap Sarut, Tradisi Berpakaian Masyarakat Dayak Benuaq yang Kaya Nilai Filosofis
Mengenal Ulap Sarut, Tradisi Berpakaian Masyarakat Dayak Benuaq yang Kaya Nilai Filosofis

Dalam seni ini, benang yang digunakan untuk membuat pakaian berasal dari serat daun nanas.

Baca Selengkapnya
Busana Keagungan, Ini Makna Pakaian Adat Pakpak dan Perlengkapannya
Busana Keagungan, Ini Makna Pakaian Adat Pakpak dan Perlengkapannya

Pakaian adat dari Pakpak penuh dengan simbol dan tanda keagungan.

Baca Selengkapnya
Mengenal Budaya Sanggul di Indonesia, Penuh Makna dan Sejarah
Mengenal Budaya Sanggul di Indonesia, Penuh Makna dan Sejarah

Sanggul rambut jadi salah satu budaya Indonesia yang fenomenal, ketahui lebih lanjut yuk.

Baca Selengkapnya
Mengenal Seraung Topi Kebanggaan Suku Dayak, Memakainya Bikin Hati Ceria
Mengenal Seraung Topi Kebanggaan Suku Dayak, Memakainya Bikin Hati Ceria

Topi warna-warni ini bikin penggunanya makin percaya diri.

Baca Selengkapnya