Mengulik Filosofi Bubur Sengkolo, Menu dalam Tradisi Selametan Jawa
Merdeka.com - Bubur Sengkolo atau yang lebih dikenal sebagai Bubur Merah Putih bisa dijumpai hampir di seluruh acara selametan dalam tradisi Jawa. Dihimpun dari berbagai sumber, keberadaan Bubur Sengkolo sendiri merupakan ungkapan doa serta penyerahan diri manusia kepada Tuhan.
Manusia mengharap keberkahan dan keselamatan karena mengetahui keterbatasan dirinya.Tradisi selametan dalam masyarakat Jawa mengalami perubahan seiring dengan berkembangnya zaman.
Konon, tradisi selametan sendiri sudah ada jauh sebelum masa Hindu-Budha masuk ke nusantara. Selanjutnya, masuknya agama ke nusantara membawa pengaruh pada pelaksanaan tradisi selametan.
-
Dimana masakan Jawa populer? Indonesia kaya akan makanan yang beragam. Setiap daerah memiliki ciri khasnya masing-masing sehingga sebagai warga Indonesia, kita punya pilihan untuk menjajal semua masakan mulai dari ujung timur sampai ujung barat Indonesia.
-
Mengapa Tradisi Buka Luwur diadakan? Dikutip dari Boyolali.go.id, tradisi itu diadakan dalam rangka mendoakan leluhur dan mengharap berkah.
-
Apa makanan tradisional Jawa Timur yang populer? Terdapat beberapa makanan tradisional Jawa Timur yang populer dan menjadi favorit masyarakat. Mulai dari soto Lamongan, rawon, bebek Madura, hingga nasi krawu.
-
Apa arti tepung tawar dalam upacara? Beras kunyit, beretih, beras basuh yang ditaburkan memiliki makna sebagai ucapan selamat dan turut bergembira.
-
Sambal apa yang populer di Jawa? Kabarnya, Serat Centhini juga menuliskan 46 jenis sambal yang familiar di masyarakat Jawa, seperti sambal kluwak, sambal gocek, sambal trancam congor, sambal cempaluk, dan masih banyak lagi.
-
Apa arti warna merah putih dalam bubur merah putih? Bubur merah putih adalah makanan manis yang melambangkan warna bendera Indonesia.
Makna Bubur Sengkolo
2020 Merdeka.com/budayajawa.id
Bubur Sengkolo terbuat dari beras yang dicampur dengan gula aren dan santan. Bubur Sengkolo terdiri dari dua jenis. Pertama, bubur beras yang dicampur gula aren yang kemudian dikenal sebagai bubur merah. Sementara bubur beras lainnya dicampur dengan santan atau yang lebih familiar dikenal sebagai bubur putih.
Dikutip dari Jenang Sengkolo, Manifestasi Kesungguhan Doa (Dini Damayanti, 2019), bubur merah dalam Bubur Sengkolo diibaratkan sebagai indung telur, sementara bubur putih diibaratkan sebagai sperma. Dengan demikian, Bubur Sengkolo memiliki makna sebagai peran kedua orang tua dalam kehidupan seorang anak. Orang tua menjadi perantara seseorang memulai kehidupannya di dunia.
Bubur Sengkolo juga dapat diartikan sebagai perwujudan tulang dan darah, merah dan putih. Keberadaan bubur ini menjadi simbol manusia kembali kepada kesucian dan pengantar doa pada Tuhan yang Maha Esa.
Membuang Kesialan
2020 Merdeka.com/pinterest.com
Secara sederhana, Bubur Sengkolo diyakini masyarakat Jawa sebagai penolak bala atau bisa menghindarkan manusia dari kesialan. Bubur Sengkolo biasanya disajikan dalam acara selametan ketika ada bayi baru lahir, acara pernikahan, musim tanam, musim panen, pendirian rumah, dan lain sebagainya.
Ketika agama islam masuk ke nusantara, nilai-nilai agama kemudian menyusup dalam acara selametan masyarakat Jawa. Bubur Sengkolo menjadi simbol doa kepada Tuhan yang Maha Esa. Bubur Sengkolo yang dibagi-bagikan kepada tetangga dan sanak saudara juga dimaknai sebagai amal sosial.
Kesungguhan Harapan
Shutterstock
Dikutip dari blog.iain-tulungagung.ac.id, masyarakat Jawa percaya apabila dalam pelaksanaannya doa tidak hanya dipanjatkan begitu saja. Ada beragam sesaji yang disiapkan sebagai bentuk kesungguhan doa.
Bubur Sengkolo merupakan salah satu sajian makanan yang paling sering digunakan dalam acara selametan masyarakat Jawa.
Dalam agama islam, Bubur Sengkolo termasuk doa bil isyaroh. Doa yang dalam aplikasinya direalisasikan melalui perlambang. Tujuannya ialah untuk menguatkan doa yang dipanjatkan sehingga kemungkinan terkabul lebih besar.
Dimensi Sosial Doa
2020 Merdeka.com/nu.or.id
Selametan dalam tradisi Jawa yang biasa menyediakan Bubur Sengkolo menjadi bentuk kesungguhan manusia dalam mengharap kebaikan dari Tuhan. Selain itu sekaligus sebagai wujud terciptanya dimensi sosial doa.
Dalam acara selametan, sanak saudara dan para tetangga berkumpul untuk mendoakan hal-hal baik bagi empunya hajat. Kesempatan itu menjadi perekat silaturahmi sekaligus kesempatan untuk berbagi nikmat rezeki yang diperoleh si empunya hajat. (mdk/rka)
Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya
Bubur ini bukan sekadar makanan untuk dimakan secara biasa, tetapi memiliki makna yang mendalam dalam konteks tradisi Jawa.
Baca SelengkapnyaBegini kisah bubur unik khas Betawi yang kini mulai langka. Sayang jika dilewatkan.
Baca SelengkapnyaDi balik keunikannya, penyajian makanan ini menyimpan makna filosofis
Baca Selengkapnyavideo untuk kamu.
Kuliner unik, sehat, dan bergizi khas Bengkulu ini terbuat dari biji jewawut yang cocok sebagai menu santapan ketika berbuka puasa.
Baca SelengkapnyaResep jamu Kiringan sudah bertahan selama 74 tahun. Kini jadi aset budaya Khas Bantul
Baca SelengkapnyaMakanan tradisional yang unik dari Sulawesi Selatan ini konon sudah dikonsumsi bangsawan sejak zaman dulu.
Baca SelengkapnyaBodho Kupat sendiri merupakan tradisi yang rutin diselenggarakan masyarakat Lumajang ketika memasuki hari ketujuh Lebaran Idulfitri.
Baca SelengkapnyaMakanan khas masyarakat Sulawesi Selatan ini terbuat dari beras yang dicampur dengan santan dan sedikit garam lalu dibungkus menggunakan daun pisang.
Baca SelengkapnyaKisah ibu Ita, 20 tahun jualan bubur sumsum keliling hingga bisa kuliahkan anaknya.
Baca Selengkapnya