Mengunjungi Lawang Ombo, Saksi Bisu Perdagangan Candu di Masa Lalu
Merdeka.com - Di salah satu gang jalan di Lasem, Rembang, ada sebuah rumah unik berarsitektur China Kuno. Dari depan, rumah ini memang tertutup oleh tembok besar yang membatasinya dari jalan desa. Ketika masuk ke dalam tembok ini, terhampar halaman luas dan rumah kuno di tengahnya.
Oleh masyarakat sekitar, rumah ini terkenal dengan sebutan Lawang Ombo. Konon, Lawang Ombo dibangun pada akhir abad ke-18. Pemiliknya merupakan seorang pejabat rendah asal China bernama Lim Cui Soon. Hingga kini, makamnya terdapat di salah satu bagian halaman utama yang letaknya berada di samping bangunan itu.
Dalam Bahasa Jawa, Lawang Ombo memiliki arti “pintu besar”. Dilansir dari laman Kesengsemlasem.com, kusen pintu utama rumah itu memang cukup besar. Tingginya hampir dua kali tinggi gawang sepak bola dan lebarnya sekitar tiga meter. Tak hanya soal pintunya, rumah Lawang Ombo menyimpan sebuah sejarah kelam di masa lalu.
-
Kapan rumah kuno dibangun? Para ahli arkeologi memperkirakan bangunan ini dibangun sekitar tahun 250 M hingga 500 M.
-
Dimana Rumah Bersejarah itu berada? Rumah sederhana itu berada di lereng Gunung Prau sebelah timur, tepatnya di Desa Purwosari, Kecamatan Sukorejo, Kabupaten Kendal.
-
Di mana rumah kuno ditemukan? Dua rumah mewah kuno ditemukan di situs arkeologi Kabah di Yucatan, Meksiko.
-
Mengapa rumah kuno ditemukan? Bangunan yang berumur lebih dari 1.500 tahun ini sebelumnya memang menjadi target para arkeolog, namun baru-baru ini para arkeolog berhasil menemukannya di bawah lapisan dedaunan dan tumbuhan hutan.
-
Apa yang ada di dalam Rumah Bersejarah itu? Di sana masih terdapat foto-foto jadul. Salah satu foto hitam putih memperlihatkan Raden Mas Ari Sumarmo yang masih kecil. Di samping itu terdapat banyak benda-benda asli peninggalan zaman dulu seperti kursi, guci, dan mesin jahit.
-
Siapa pemilik Rumah Bersejarah itu? Saat itu pemilik rumah tersebut adalah Raden Mas Ari Sumarmo Sastro Dimulyo.
Dulunya, tempat itu pernah menjadi gudang penyimpanan candu di mana perdagangan barang ilegal itu pernah menggurita pada abad ke-19. Berikut kisah Lawang Ombo yang melegenda:
Pemilik Lawang Ombo
Dilansir dari Kesengsemlasem.com, pemilik Lawang Ombo adalah seorang pejabat rendah asal China bernama Lim Cui Sun. Lim diduga berasal dari sebuah daerah bernama Hu Shan yang berada di Provinsi Shandong, China. Dari batu nisan makamnya yang terdapat di halaman, diketahui bahwa Lim lahir pada tahun 1778 dan meninggal pada tahun 1827 di usia 50 tahun.
Salah satu anak laki-lakinya yang bernama Lim Ki Siong merupakan Kapitan China pertama di Lasem yang menjabat dari tahun 1837 hingga 1855.
Tempat Penyelundupan Candu
©2020 Brilio.net
Di dalam bangunan Lawang Ombo, terdapat sebuah sumur tua berdiameter kurang dari 1 meter. Konon, di dasar sumur ini terdapat sebuah terowongan yang menghubungkan rumah itu ke Pelabuhan Lasem. Dulunya terowongan itu sengaja dibangun untuk menyelundupkan candu.
Dari Pelabuhan Lasem, candu-candu yang datang dari luar negeri itu diselundupkan di Lawang Ombo terlebih dahulu sebelum kemudian diedarkan ke berbagai tempat di Pulau Jawa.
Pada saat itu, candu memang marak dikonsumsi berbagai kalangan, mulai dari kaum ningrat hingga rakyat jelata. Karena proses alam, kini akses menuju Pelabuhan Lasem itu sudah tidak terlihat lagi.
Masih Digunakan untuk Sembahyang
©Kesengsemlasem.com
Saat ini, Lawang Ombo digunakan oleh salah satu keturunan Lim Cui Sun dari generasi keempat bernama Boe Hong. Dia membeli rumah itu dari pamannya. Di rumah itu, terdapat altar pemujaan yang juga bisa dimanfaatkan Boe Hong dan keluarganya untuk sembahyang.
“Masih ada altar pemujaan keluarga. Saya biasa sembahyang di sana. Saya sembahyang untuk keluarga mama dan juga sembahyang untuk keluarga papa,” ujar Boe Hong dikutip dari Kesengsemlasem.com.
Salah Satu Tujuan Wisata
©2020 Brilio.net
Kini, Lawang Ombo menjadi salah satu destinasi wisata di Lasem yang dijuluki Kota China Tua. Tak hanya berkunjung, bahkan wisatawan juga bisa menginap di tempat itu. letaknya juga tak jauh dari Kelenteng Cu An Kiong yang konon menjadi kelenteng tertua di Pulau Jawa. (mdk/shr)
Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya
Selain bangunan yang bernilai sejarah tinggi, rumah Ong Boen Tjit juga menjadi saksi bisu perkembangan Kota Palembang dari waktu ke waktu.
Baca SelengkapnyaRumah-rumah ini rata-rata berusia 50 hingga 100 tahun
Baca SelengkapnyaRumah persegi empat ini memiliki ciri khas berbentuk panggung dengan tinggi kurang lebih 1 hingga 2 meter yang terletak di Desa Kenali.
Baca SelengkapnyaBerikut ini foto-foto rumah Anies Baswedan yang banyak dibahas lagi di media sosial.
Baca SelengkapnyaMuseum Sadurengas merupakan bekas rumah kediaman salah seorang Sultan Pasir.
Baca SelengkapnyaRumah Tuo Rantau Panjang jadi salah satu warisan nenek moyang Jambi 700 tahun silam yang masih bisa disaksikan hingga sekarang.
Baca SelengkapnyaCagar budaya ini kini masih ditempati oleh seorang purnawirawan TNI.
Baca SelengkapnyaPara ahli arkeologi memperkirakan bangunan ini dibangun sekitar tahun 250 M hingga 500 M.
Baca SelengkapnyaBangunan rumah ini merupakan perpaduan arsitektur khas Belanda, Cina, dan Jawa
Baca SelengkapnyaLetak rumah ini berada di pinggir jalan Cirebon-Bandung.
Baca SelengkapnyaRumah adat dari Provinsi Sumsel ini berdiri di atas air tepatnya di pinggiran Sungai Musi, Sungai Ogan, dan Sungai Komering.
Baca SelengkapnyaOmo Hada Laraga, rumah adat berbentuk oval yang lahir di daerah Nias Utara. Kini langka dijumpai.
Baca Selengkapnya