Menilik 3 Kawasan Kampung Eropa di Surabaya, Bukti Kemegahan Masa Lalu
Merdeka.com - Kota Surabaya dikenal sebagai kota metropolitan terbesar kedua setelah Jakarta. Tak ubahnya Jakarta, kesibukan di kota ini pun tak ada habisnya. Surabaya menjadi pusat pemerintahan, pusat ekonomi, perkantoran, pendidikan, dan lain sebagainya.
Keramaian Surabaya bahkan sudah terjadi sejak masa penjajahan Jepang dan Belanda. Kota ini menjadi saksi perlawanan para pemuda Indonesia. Kekalahan dan kemenangan mempertahankan kemerdekaan Republik Indonesia silih berganti. Kesan kesejarahan itu masih bisa kita jumpai sampai sekarang.
Bangunan-bangunan kuno, museum, monumen tersebar di sejumlah titik di Surabaya. Hal itu menjadi bukti kemasyhuran kota Surabaya. Deretan bangunan kuno berarsitektur Eropa kemudian dikenal dengan sebutan Kampung Eropa.
-
Dimana tempat wisata di Surabaya yang identik dengan monumen sejarah? Memiliki julukan kota Pahlawan, sudah pasti tempat wisata di Surabaya yang populer identik dengan monumen-monumen bersejarah yang akan mengingatkan Anda pada masa penjajahan.
-
Apa yang ditemukan di kota kuno? Sejauh ini, telah digali sekitar 2.000 artefak dari kota kuno berusia 3.000 tahun ini. Dilansir Greek Reporter, Kamis (12/9), kota kuno ini masih dalam kondisi sangat baik.
-
Apa yang ditemukan di kota kuno tersebut? Hal mengejutkan lainnya, ada piramida setinggi 15 meter di dalam kota ini.
-
Apa yang ditemukan di kota kuno ini? Temuan itu mengungkapkan daerah tersebut awalnya berada di bawah kendali suku Bisaltia dari Tharakia. Namun kemudian dihuni oleh orang-orang Yunani dari kota-kota Selatan dan Kerajaan Makedonia. Sejumlah penemuan di lokasi itu membuktikan ada tembikar Yunani dari abad ke-6 sebelum Masehi. Temuan pada penggalian tersebut juga mengungkap fase bangunan era Helenistik bagian dari sebuah benteng basilika Romawi dengan kompleks pemandian air panas, bengkel dengan tempat pemerasan anggur zaman Romawi, dan dua gereja Kristen tipe basilika tiga lorong.
Hampir seluruh kampung di Surabaya memiliki identitas khusus yang membedakan satu sama lain. Di Surabaya, kawasan Kampung Eropa sendiri ada di tiga titik. Berikut ulasannya:
Kampung Eropa 1
2020 Merdeka.com/pinterest.com
Kampung Eropa 1 membentang di sekitar kawasan jalan Rajawali, Kota Surabaya. Di kawasan ini bisa dijumpai bunker Rajawali.
Bunker Rajawali ini cukup unik. Bunker ini tidak berada di bawah tanah. Selain itu, daripada disebut bunker, bangunan ini lebih cocok disebut rumah.
Pasalnya, bunker ini bentuknya seperti rumah dengan tembok dan genteng. Bunker tersebut berbentuk persegi panjang. Tinggi bangunannya sekitar 2.5 meter dan luasnya berkisar 8 x 8 meter. Di sisi utara bangunan terdapat pintu yang terbuat dari baja.
Kampung Eropa 1juga meliputi kawasan Kalisosok, jalan Garuda Museum Bank Indonesia, Internatio, Taman Sejarah, PTPN 11-12, Gedung Singa, Jembatan Merah Plaza (JMP), jalan Veteran, Polrestabes, jalan Merak, jalan Keepanjen, jalan Pahlawan, kawasan Gubernuran, dan Kemayoran.
Penjara Bawah Tanah yang Mengerikan
2020 Merdeka.com/situsbudaya.id
Kalisosok dulu terkenal sebagai penjara bawah tanah yang mengerikan. Ada beragam mitos tentang Penjara Kalisosok, salah satunya suara angsa bersahut-sahutan ketika tengah malam.
Penjara yang dibangun sejak 1750 tersebut dulu menjadi penjara yang ditakuti para penjahat. Para bapak bangsa seperti Ir. Soekarno, H.O.S Tjokroaminoto, W.R Soepratman pernah merasakan dinginnya lantai Penjara Kalisosok.
Gedung Gubernuran disebut-sebut sebagai salah satu simbol pembangunan gedung berarsitektur modern di Kota Surabaya. Ada yang mengatakan bahwa ide pembangunan gedung ini mirip dengan gedung balai kota Hilversum di Belanda. Gedung ini menjadi bagian dari Bangunan Cagar Budaya.
Kampung Eropa 2
2020 Merdeka.com/instanbooking.id
Kampung Eropa 2 meliputi kawasan Siola, Tunjungan, Hotel Majapahit, Gedung BPN, Inna Simpang, eks Apotek Simpang, Gedung Grahadi, Balai Pemuda, eks Balaikota, dan Delta Plaza. Siola merupakan mall pertama di Surabaya yang berdiri pada tahun 1877. Saat ini, Siola difungsikan sebagai mall pelayanan publik bagi masyarakat Kota Surabaya.
Mall Siola menjadi Unit Pelayanan Terpadu Satu Atap di bawah naungan pemerintah kota Surabaya. Di mall ini juga terdapat Museum Surabaya yang menceritakan perkembangan Surabaya. Termasuk beberapa peninggalan Hindia-Belanda yang ditemukan di kantor pemerintahan kota.
Di Siola, pengunjung juga dapat membeli oleh-oleh Surabaya di Sentra Usaha Kecil Menengah (UKM). Ada berbagai macam oleh-oleh yang dihasilkan dari kampung-kampung dan usaha dagang kecil berupa makanan, minuman, baju, pernak-pernik aksesoris hingga lukisan yang memiliki tema Surabaya.
Perobekan Bendera dan Tempat Pesta
2020 Merdeka.com/booking.com
Hotel Majapahit dulunya bernama Hotel Yamato. Hotel ini ialah tempat berlangsungnya kejadian ikonik dalam perjuangan kemerdekaan Indonesia.
Arek-arek Suroboyo marah besar mengetahui bendera merah-putih-biru berkibar di sisi paling tinggi Hotel Yamato. Kemarahan itu berujung pada penyobekan warna biru bendera.
Sementara itu, Balai Pemuda Surabaya dulunya pernah berfungsi sebagai societeit atau tempat pesta. Pada perkembangannya, gedung ini beralih fungsi dan kemudian lekat dengan para seniman Surabaya.
Gedung ini menjadi pusat apresiasi seni dan budaya yang dilakukan oleh para seniman Surabaya. Saat ini, gedung ini disewakan untuk masyarakat umum, baik untuk penyelenggaraan pernikahan, pameran, seminar, dan lain-lain.
Kampung Eropa 3
2020 Merdeka.com/grhawismilak.worspress.com
Pengelompokan Kampung Eropa di Surabaya menjadi tiga bagian didasarkan pada lokasinya. Pengelompokan ini diketahui dari unggahan akun instagram @lovesuroboyo pada 9 Maret 2020.
Menurut keterangan dalam unggahan tersebut, Kampung Eropa 3 meliputi kawasan sekitar jalan Darmo, Rumah Sakit Darmo, SMA Santa Maria, Graha Wismilak, Gereja Katolik Hati Kudus Yesus, SMA St. Loius, dan jalan Polisi Istimewa.
Gereja Katolik Hati Kudus Yesus merupakan Gereja Katedral Surabaya yang berdiri sejak tahun 1921. Gereja ini menjadi pusat aktivitas keuskupan. Pada tahun 2013, gereja ini ditetapkan sebagai bangunan cagar budaya oleh pemerintah kota Surabaya.
Graha Wismilak dulunya merupakan sebuah toko. Toko itu menjual barang kebutuhan orang-oang Belanda seperti rokok, minuman keras, dan perabotan rumah yang indah.
Tahun 1942, ketika Jepang menduduki Surabaya, toko yang bernama Toko Yan itu tutup. Jepang mengalihfungsikan toko itu menjadi Kantor Polisi Jepang.
Setelah kemerdekaan Indonesia, bangunan itu menjadi Kantor Polisi Istimewa Surabaya. Kemudian di tahun 1993, bangunan itu dibeli oleh perusahaan rokok dan sampai kini dikenal dengan nama Graha Wismilak. (mdk/rka)
Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya
Ada gedung termegah pada masanya hingga replika mobil Jenderal Mallaby
Baca SelengkapnyaBanyak orang yang mengira, kawasan Kota Tua hanya ada di Semarang dan Jakarta.
Baca SelengkapnyaPembangunan Bintaran sebagai tempat tinggal orang Eropa terjadi pada dekade 1860 hingga 1890
Baca SelengkapnyaMasih ada sebuah desa yang dijuluki sebagai 'Kampung Majapahit' lantaran memiliki corak bangunan yang begitu khas.
Baca SelengkapnyaRumah-rumah ini rata-rata berusia 50 hingga 100 tahun
Baca SelengkapnyaKota Tua, jalur perdagangan strategis dan cukup populer di masa lalu. Kini, daerah tersebut menjelma menjadi destinasi wisata yang penuh dengan sejarah bangsa.
Baca SelengkapnyaKampung Melayu merupakan salah satu kawasan tertua di Semarang. Di sana banyak terdapat peninggalan kolonial
Baca SelengkapnyaSurabaya yang terkenal sebagai kota pahlawan dengan sejarahnya yang kaya, juga menyimpan pesona lain yang tak kalah menarik dari tempat wisatanya.
Baca SelengkapnyaBangunan ini diharapkan jadi ruang kreatif bagi komunitas, UMKM, dan masyarakat umum
Baca SelengkapnyaKini Ampel tidak hanya terkenal dengan wisata religinya, tapi juga pusat belanja dan kuliner favorit
Baca SelengkapnyaSurabaya memiliki daya tarik wisata yang kaya akan sejarah, budaya, dan keindahan alam.
Baca SelengkapnyaSebagai salah satu kota metropolitan di Indonesia, Surabaya menawarkan wisata yang menarik dan beragam.
Baca Selengkapnya