Better experience in portrait mode.
Iklan - Geser ke atas untuk melanjutkan

Peristiwa 3 April: Kelahiran Sri Sultan Hamengkubuwana IV, Ketahui Peninggalannya

Peristiwa 3 April: Kelahiran Sri Sultan Hamengkubuwana IV, Ketahui Peninggalannya Sri Sultan HB IV. kratonjogja.id

Merdeka.com - Tepat hari ini 3 April pada tahun 1804, Sri Sultan Hamengkubuwana IV lahir dengan nama kecil Gusti Raden Mas (GRM) Ibnu Jarot. Putra Sri Sultan Hamangkubuwana III ini naik tahta sebagai Sri Sultan Hamengkubuwana IV saat usianya masih 10 tahun atau tepatnya pada 9 November 1814.

Gusti Raden Mas Ibnu Jarot harus naik tahta setelah Sultan Hamengkubuwana III wafat dengan sebab yang masih belum diketahui. Seperti dikutip dari kratonjogja.id, karena usianya masih belia, pemerintahan Sri Sultan Hamengkubawana IV didampingi oleh wali raja, yaitu Pangeran Notokusumo. Kedudukan Pangeran Notokusumo yang telah bergelar Paku Alam I ini ditentukan hingga sultan mencapai akil baligh atau pada usia 16 tahun.

Meski begitu, menjelang penyerahan kekuasan Inggris ke Belanda, Ibunda Sultan dan Patih Danurejo IV yang menjalankan wewenang sebagai sultan sehari-hari. Lantas, seperti apa perjalanan Sultan Hamengkubuwana IV selama menjalankan roda pemerintahan? Simak ulasannya yang dilansir dari uksw.edu dan keratonjogja.id:

Masa Pemerintahan Sri Sultan Hamengkubuwana IV

kraton jogja dan solo

©2019 Merdeka.com/Shutterstock

Sebagaimana kita tahu, masa pemerintahan Sultan Hamengkubuwana III kurang dari dua tahun. Sultan HB III meninggal pada tahun 3 November 1814 dan digantikan putranya yang masih anak-anak sebagai Hamengkubuwana IV.

Mengingat usianya yang masih muda, Hamengkubuwana IV menjalankan pemerintahannya berdasarkan arahan yang dibuat oleh dewan perwakilan. Seperti dikutip dari uksw.edu, anggota dewan perwakilan terdiri dari individu dengan beragam motif dan kepentingan.

Di masa pemerintahannya, rakyat tengah dilanda kesulitan ekonomi akibat pemerasan kekayaan alam bumi Mataram oleh pihak Inggris. Tentu saja, hal ini mendapatkan reaksi dari masyarakat, yang mana mereka merasa tidak puas dengan kepemimpinan Hamengkubuwana IV. Selain itu, rakyat juga menantikan tokoh idola mereka, yaitu Pangeran Diponegoro.

Kedekatan Sri Sultan Hamengkubuwana IV dan Pangeran Diponegoro

sri sultan hb iv

kratonjogja.id

Hubungan Sri Sultan Hamengkubuwana IV dengan Pangeran Diponegoro dikenal sangat dekat. Bahkan, kedekatannya tersebut digambarkan seperti Kresna yang mengajari Arjuna. Ketika sang raja dikhitan pada tanggal 22 Maret 1815, Pangeran Diponegoro sendiri yang menutupi mata adiknya dengan kedua belah tangannya.

Kedekatan Pangeran Diponegoro dengan keraton mulai renggang ketika Patih Danurejo IV semakin menancapkan pengaruhnya di Kesultanan. Besarnya pengaruh terhadap keraton, membuat Patih Danurejo IV mendukung sistem sewa tanah untuk swasta dan praktik yang membuat rakyat semakin sengsara.

Namun, ketidakpuasan rakyat terhadap pemerintahan Hamengkubawana IV yang saat itu masih di bawah kendali dewan perwakilan, menimbulkan pemberontakan yang fatal. Kemudian pada tanggal 27 Januari 1820 perwakilan Paku Alam berhenti dan pemerintahan kerajaan sepenuhnya dikendalikan oleh Sultan Hamengkubawana IV.

Peninggalan dan Wafatnya Sri Sultan Hamengkubuwana IV

kraton yogyakarta

©2017 merdeka.com/purnomo edi

Puncak ketegangan antara Pangeran Diponegoro dan Patih Danurejo IV memuncak ketika Grebeg Sawal pada 12 Juli 1820. Di hadapan Sultan yang sudah mulai berkuasa secara mandiri, Pangeran Diponegoro mencela Patih Danurejo IV yang menyewakan tanah kerajaan Rejowinangun.

Dua tahun sejak menjalankan pemerintahan secara mandiri, Sri Sultan Hamengkubuwana IV meninggal dunia pada 6 Desember 1823, saat usianya masih 19 tahun. Seperti dikutip dari kratonjogja.id, beliau meninggal dunia setelah kembali dari kunjungan ke pesanggrahannya.

Selama dua tahun menjalankan pemerintahannya secara mandiri, Hamengkubuwana IV tidak banyak karya sastra maupun seni yang dihasilkan. Tentu saja ini cukup dimaklumi karena masa pemerintahannya hanya berjalan dua tahun dan segala kebijakan lebih banyak dikendalikan oleh Ratu Ibu, Patih Danurejo, dan Belanda. Meski begitu, terdapat dua buah kerata yang saat ini ada di Museum Kereta Keraton Yogyakarta, yaitu Kyai Manik Retno dan Kyai Jolodro.

(mdk/jen)
Geser ke atas Berita Selanjutnya

Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya

Buka FYP
Sosok Sultan Syarif Kasim II, Raja Termuda dan Terakhir yang Menjabat di Kerajaan Siak
Sosok Sultan Syarif Kasim II, Raja Termuda dan Terakhir yang Menjabat di Kerajaan Siak

Sultan Syarif Kasim II menduduki kekuasaan Kesultanan Siak saat usianya 16 tahun. Selain jadi raja termuda, dirinya juga menjadi raja terakhir.

Baca Selengkapnya
Peristiwa 6 Agustus 1717:  Kelahiran Hamengku Buwono I, Arsitek Kerajaan dan Raja Pertama Kesultanan Yogyakarta
Peristiwa 6 Agustus 1717: Kelahiran Hamengku Buwono I, Arsitek Kerajaan dan Raja Pertama Kesultanan Yogyakarta

Selain Pendiri dan Raja Pertama Kesultanan Yogyakarta, Hamengku Buwono I juga sosok arsitek kerajaan.

Baca Selengkapnya
Raja-raja Mataram Islam dan Tahunnya, Tambah Wawasan Sejarah
Raja-raja Mataram Islam dan Tahunnya, Tambah Wawasan Sejarah

Kerajaan Mataram Islam adalah salah satu kerajaan terbesar yang pernah berdiri di Pulau Jawa, Indonesia.

Baca Selengkapnya
Sri Sultan Hamengku Buwono I Pindah ke Yogyakarta 7 Oktober 1756, Berikut Sejarahnya
Sri Sultan Hamengku Buwono I Pindah ke Yogyakarta 7 Oktober 1756, Berikut Sejarahnya

Sri Sultan Hamengku Buwono I adalah pelopor dalam berdirinya Kesultanan Yogyakarta.

Baca Selengkapnya
Menelusuri Makam Orang Kayo Hitam, Penyebar Agama Islam Termasyhur di Kota Jambi
Menelusuri Makam Orang Kayo Hitam, Penyebar Agama Islam Termasyhur di Kota Jambi

Makam yang berada di Desa Simpang, Kabupaten Tanjung Jabung Timur, Provinsi Jambi ini lokasinya sangat dekat dengan aliran Sungai Batanghari.

Baca Selengkapnya
Arkeolog Temukan 'Akta' Kelahiran Raja Majapahit Hayam Wuruk, Terkubur di Bawah Tanah
Arkeolog Temukan 'Akta' Kelahiran Raja Majapahit Hayam Wuruk, Terkubur di Bawah Tanah

Akta kelahiran Raja Hayam Wuruk ditemukan tertimbun di bawah reruntuhan abu gunung api.

Baca Selengkapnya
Begini Perjalanan Hamzah Haz, Dimulai dari Wartawan hingga Jadi Wakil Presiden
Begini Perjalanan Hamzah Haz, Dimulai dari Wartawan hingga Jadi Wakil Presiden

Dia adalah salah satu politikus kawakan Indonesia.

Baca Selengkapnya
Situs Tersembunyi Ini Jadi Tempat Deklarasi Berdirinya Kasultanan Yogyakarta Hadiningrat, Begini Sejarahnya
Situs Tersembunyi Ini Jadi Tempat Deklarasi Berdirinya Kasultanan Yogyakarta Hadiningrat, Begini Sejarahnya

Situs itu dulunya menjadi tempat peristirahatan kuda yang dibangun Susuhunan Pakubuwono II

Baca Selengkapnya
Terkenal Tangguh dan Cerdas Pimpin Kerajaan Majapahit selama 12 Tahun, Ini Sisi Lain Ratu Tribhuwana Tunggadewi
Terkenal Tangguh dan Cerdas Pimpin Kerajaan Majapahit selama 12 Tahun, Ini Sisi Lain Ratu Tribhuwana Tunggadewi

Sosok Tribhuwana Tunggadewi dikenal sebagai saah satu pemimpin perempuan era kerajaan yang disegani.

Baca Selengkapnya
Profil Hamzah Haz: Pernah jadi Guru, Wartawan Hingga jadi Wakil Presiden
Profil Hamzah Haz: Pernah jadi Guru, Wartawan Hingga jadi Wakil Presiden

Hamzah Haz rencananya akan dimakamkan di komplek pemakaman keluarga di Cisarua Bogor.

Baca Selengkapnya