Perjuangan Mantan PMI Rintis Usaha, Rela Berkali-Kali Kerja di Korea demi Dapat Modal
Merdeka.com - Tak ada kesuksesan yang diperoleh tanpa kerja keras. Kata-kata inilah yang sepertinya diyakini benar oleh Bambang Sutrisno (40). Mantan Pekerja Migran Indonesia (PMI) itu tengah mengembangkan bisnis makanan olahan mentah dengan merek “Cap Jempol”.
Kini ia bisa mengembangkan bisnisnya hingga mempekerjakan 30 orang pada pabrik kecilnya di Dusun Sembuh Wetan, Kelurahan Sidokarto, Godean, Sleman.
Produk utamanya adalah kuit lumpia. Selain itu ia masih punya produk makanan olahan mentah seperti galantin ayam, rolade ayam, mi telur, jamur tarim, dan produk olahan lainnya.
-
Siapa pengusaha sukses asal Sumut itu? Marihad Simon Simbolon adalah sosok penting di balik suksesnya sebuah perusahaan yang bergerak di bidang logistik, perminyakan, dan industri kelapa sawit.
-
Siapa pengusaha kaya yang membangun pabrik kelapa sawit di Sumatera? Tahun 1991, Wilmar berhasil membangun pabrik pengolahan minyak sawit pertama sekaligus membeli kebun kelapa sawit seluas 7.000 hektare di Pulau Sumatra.
-
Apa yang dikatakan tentang hasil kerja keras? Kerja keras akan membawamu ke puncak. Tapi, bakat hanya akan membawamu ke pintunya.
-
Bagaimana UMKM Purwakarta ini sukses menembus pasar internasional? Tekun berusaha Ternyata rahasia pertama dari usaha panganan yang dibuat warga bernama Cucu Nengsih ini adalah tekun dalam berusaha.Ia konsisten untuk menjual produk pastel mini, dengan memperhatikan kemasan penyajian dan kualitas produk.
-
Siapa yang bisa sukses di bisnis kuliner? Kamu bisa melihat kesuksesan bisnis makanan dan hantaran dari Mamadis Kitchen misalnya. Dia berhasil mengembangkan brand-nya dan mencuri perhatian pencinta kuliner, berkat kemauannya mempromosikan produknya lewat media sosial.
-
Apa arti sukses sebenarnya? Secara umum, kesuksesan dapat dipahami sebagai pencapaian dari tujuan-tujuan yang telah ditentukan, yang disertai dengan rasa puas dan bahagia selama proses tersebut. Hal ini mencakup berbagai aspek kehidupan, seperti karir, hubungan pribadi, pengembangan diri, serta kontribusi kepada masyarakat.
Awal Mula Merintis Usaha
©2023 Merdeka.com/Shani Rasyid
Sejak remaja, Bambang sudah terlatih berwirausaha. Saat masih duduk di bangku SMA, ia sudah berjualan tas bekas. Waktu kuliah, Bambang membuka warung kelontong. Setelah menikah lanjut berjualan donat keliling.
Dari usahanya yang telah dijalani sekian lama, Bambang mulai sadar bahwa kalau ia bertahan dengan kondisi yang seperti itu tanpa modal besar, usahanya tidak akan pernah tumbuh cepat.
“Saya harus akselerasi. Biar cepat harus punya modal banyak. Mau pinjam bank, tapi risikonya tinggi. Cari modal yang tidak berisiko dan tanpa jaminan apa? Ya jadi PMI,” jelasnya.
Bekerja di Korea
©2023 Merdeka.com/Shani Rasyid
Mulai saat itulah Bambang mencoba peruntungan jadi PMI. Berbagai negara ia coba daftar mulai dari Malaysia, Brunei Darussalam, hingga Korea Selatan. Pada akhirnya Bambang diterima bekerja di Korea Selatan.
Di Negeri Korea ia bekerja pada sebuah perusahaan kecil yang karyawannya hanya 5-10 orang. Namun karena kecilnya jumlah karyawan itu, Bambang jadi punya banyak kesempatan hal belajar hal-hal baru. Ia pun benar-benar merasakan seperti apa dididik etos kerja orang Korea.
“Di sana kami dilatih kerja dengan budaya mereka, budaya Korea. Kami dibentuk untuk menjadi tenaga kerja yang disiplin, kerja keras, dan loyal. Selain itu saya juga mempelajari bagaimana orang Korea mengelola perusahaan. Di sini saya terapkan sistemnya. Saya tiru, amati, modifikasi,” kata Bambang.
Setelah tiga tahun di Korea, Bambang pulang ke Indonesia dan merintis usaha pembenihan gurami. Ia membeli berhektare-hektare tanah untuk dibuat kolam. Namun usahanya itu tidak berjalan lancar. Belum sempat usahanya berkembang, modalnya sudah habis. Terpaksa ia kembali ke Korea untuk bekerja mengumpulkan modal.
Bambang kembali bekerja tiga tahun lagi untuk mengumpulkan modal. Sekembalinya ke Indonesia, ia mulai berbisnis produk makanan olahan yang ia geluti hingga sekarang. Dengan modal yang besar, bisnisnya bisa berkembang.
Tak Pernah Berhenti Belajar
©2023 Merdeka.com/Shani Rasyid
Bambang mempekerjakan para anak muda di sekitar rumahnya yang putus sekolah, mereka yang punya masalah keluarga, serta ada titipan juga dari dinas sosial. Seiring dengan jumlah karyawan yang terus bertambah, omzetnya juga bertambah. Setiap karyawan itu terbagi ke dalam tugasnya masing-masing.
“Ada tim manajemen, ada tim akuntansi, ada tim jawab WA, tim konten kreator, ada juga tim yang bertugas untuk memasak makanan bagi para karyawan. Bahkan kami juga punya mess karyawan di sini,” ujar Bambang.
Walaupun usahanya telah maju, namun Bambang tak mau berhenti belajar. Pada pertengahan Bulan Mei lalu, ia termasuk yang terpilih untuk mengikuti program Brincubator.
Di sana ia dan para pengusaha lain mengikuti program pelatihan dari Bank Rakyat Indonesia (BRI) agar usaha mereka bisa semakin berkembang. Ia pun tak sungkan untuk saling berbagi pengalaman dengan para peserta yang notabene masih pemula dalam menekuni dunia usaha.
“Kayak Pak Hadi, dia punya produk saya bantu jualkan. Kita harus bersinergi. Sekarang itu zamannya Avenger. Bukan zamannya Superman. Sudah tim, bukan lagi sendirian,” kata Bambang.
Dalam akhir kesempatan itu, Bambang mengatakan bahwa dalam menjalankan usaha, seseorang harus punya sikap pantang menyerah. Terlebih kalau usahanya bangkrut di tengah jalan. Seperti halnya sebagai mantan PMI, ia selalu dididik bagaimana etos kerja yang keras di negeri rantau.
“Kita itu pantang menyerah. Biasa jatuh bangun, biasa dimaki-maki, biasa kecewa, biasa sakit hati. Jadi kalau usaha kami bangkrut, ya bangkit. Kerja keras lagi. Kita dididik di luar negeri untuk jadi fighter, jadi petarung,” pungkas Bambang. (mdk/shr)
Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya
Tepat di 3 tahun 2 bulan, Puguh memutuskan tidak melanjutkan kontrak kerja.
Baca SelengkapnyaSelama menjalani kehidupan yang keras di Jakarta, Pak Beno belajar arti penting dari pantang menyerah.
Baca SelengkapnyaKisah pengusaha kerupuk kulit yang memulai bisnis dengan berjualan di pinggir jalan hingga dapat omzet ratusan juta.
Baca SelengkapnyaPak Beno adalah seorang pengusaha mie di Bantul lulusan SMP yang pernah mengalami jatuh bangunnya kehidupan.
Baca SelengkapnyaSetelah outlet pertama berhasil dijalankan, Puguh memberanikan diri untuk membuka outlet lagi di tempat yang berbeda.
Baca SelengkapnyaPopularitas peyek kacang produksinya mulai meningkat hingga berdampak peningkatan omzet.
Baca SelengkapnyaDia memutuskan keluar dari pekerjaannya sebagai supervisor di sebuah perusahaan BUMN dan memilih untuk merintis usaha keripik kentang.
Baca SelengkapnyaUsaha tidak akan mengkhianati hasil. Itulah yang dibuktikan oleh seorang pengusaha ulung dari Sumatera Selatan.
Baca SelengkapnyaBerbekal keyakinan kuat meski dengan modal yang minim, Midah kemudian membaca peluang untuk memulai usaha kuliner ini.
Baca SelengkapnyaIrham memulai perjalanan karirnya saat masih kuliah. Saat itu dia senang mempelajari ilmu yang berkaitan dengan pengembangan diri.
Baca SelengkapnyaKisah pria yang gagal jadi PNS hingga pernah ditipu temannya. Kini menjadi pengusaha sukses dengan omzet RpRp2,5 miliar.
Baca SelengkapnyaPenjual bakso tersebut berhasil membuka tiga cabang di berbagai wilayah Cirebon, Jawa Barat.
Baca Selengkapnya