Ribuan Vaksin COVID-19 di Gunungkidul Nyaris Kedaluwarsa, Ini 3 Faktanya
Merdeka.com - Pada Senin (21/6), Kodim 0730 melakukan inspeksi mendadak ke gudang milik Dinas Kesehatan Gunungkidul. Namun alangkah terkejutnya mereka tatkala menemukan ribuan vaksin jenis AstraZeneca yang hampir kedaluwarsa.
Komandan Kodim 0730 Letnan Kolonel Inf Noppy Laksana Armyanto mengatakan, penemuan ribuan vaksin itu berawal saat pihak kodim berinisiatif membantu Dinas Kesehatan melakukan vaksinasi. Namun saat stok di kodim habis, mereka menghubungi Dinas Kesehatan dan mengatakan masih ada stok.
“Kami agendakan vaksinasi di wilayah Rongkop, Girisubo. Tapi katanya stok dinkes habis. Tapi dari data yang saya terima masih ada stok. Langsung saya perintahkan anggota untuk cek,” kata Noppy dikutip dari Liputan6.com pada Rabu (23/6).
-
Apa yang ditemukan di gudang itu? Seorang pria yang sedang merenovasi gudang anggurnya di Austria menemukan sisa-sisa mamut dari zaman prasejarah.
-
Apa yang meledak di Gudang Amunisi Kodam? 'Yang namanya markas TNI yang namanya gudang munisi yang pasti dibangun jauh dari tahun tahun sebelumnya. kemudian seiring perkembangan zaman, kesini perkembangan perumahan sehingga merapat ke instalasi militer,' ujarnya.
-
Siapa yang terlibat dalam produksi vaksin dalam negeri? Salah satu proyek unggulannya adalah pengembangan Vaksin Merah Putih atau INAVAC yang bekerja sama dengan Universitas Airlangga (Unair).
-
Di mana letak Gudang Amunisi Kodam yang meledak? Lokasi ledakan Gudang Amunisi Daerah (Gudmurad) Desa Ciangsana, Kabupaten Bogor, Jawa Barat, Sabtu (30/3) lalu menyisakan pertanyaan.
-
Dimana tim khusus Kemenkes mengambil sampel? Dikutip dari ANTARA, tim peneliti itu mengambil sampel darah penderita DBD, kemudian mengambil sampel nyamuk dan jentik nyamuk di lima lokasi penelitian.
-
Apa yang ditemukan di TKP? Bukannya membawa korban ke Rumah Sakit, pelaku malah meninggalkannya di ruko TKP ditemukan jasad RN tewas bersimbah darah.
Lalu bagaimana bisa stok vaksin yang harusnya sudah disuntikkan ke masyarakat itu terus tersimpan di gudang hingga masa berlakunya hampir habis?
Tidak Sejalan dengan Pernyataan Dinkes
©2020 REUTERS
Noppy mengatakan, jumlah vaksin yang ditemukan itu masih dapat berubah karena belum semuanya terdata. Tapi yang jelas, keberadaan ribuan vaksin yang belum digunakan itu tidak sejalan dengan pernyataan Kepala Dinas Kesehatan Gunungkidul yang mengatakan hanya tersisa sedikit vaksin di gudang penyimpanan yang akan digunakan untuk kepentingan mendesak.
Menanggapi penemuan itu, Noppy mengatakan bahwa TNI sudah turut serta membantu vaksinasi di tengah masyarakat. Bahkan pihaknya terus mendorong agar proses vaksinasi segera diselesaikan.
“Kita dorong agar vaksinasi cepat selesai untuk menambah daya tahan tubuh,” kata Noppy dikutip dari Liputan6.com.
Tanggapan Bupati
©2021 Merdeka.com/ unsplash.com
Mengomentari temuan ribuan vaksin terbengkalai itu, Bupati Gunungkidul, Sunaryanta, menyayangkan hal tersebut. Padahal sebelumnya Dinas Kesehatan Gunungkidul sendiri sudah menyatakan secara terang saat rapat koordinasi di Gedung DPRD Gunungkidul bahwa tidak ada stok vaksin.
Padahal menurut Sunaryanta, pemberian vaksin tidak boleh ditunda-tunda karena fungsinya penting sebagai pembentuk daya tahan tubuh masyarakat. Atas temuan ribuan vaksin kedaluwarsa oleh Kodim, Sunaryanta beserta jajarannya akan melakukan penelusuran lebih lanjut.
“Saya selalu tegas untuk urusan itu, tetapi kondisinya malah seperti ini. Sungguh disayangkan mengapa ada ribuan,” kata Sunaryanta.
Rekomendasi DPRD Gunungkidul
©2021 Merdeka.com/liputan6.com
Sama seperti Sunaryanta, Ketua DPRD Gunungkidul, Endah Subekti mengaku kaget atas temuan ribuan vaksin itu. Ia pun mengakui kondisi ini sangat bertolak belakang dengan apa yang disampaikan Kepala Dinas Kesehatan saat rapat paripurna. Oleh karena itu, ia memberi rekomendasi kepada Bupati agar segera memanggil kepala Dinas Kesehatan dan jajarannya untuk memberikan klarifikasi.
Menurut Endah, di samping kasus penularannya yang tinggi, Gunungkidul merupakan kabupaten yang tingkat vaksinasi-nya terendah se-DIY. Oleh karena itu, vaksin yang telah dikirim ke gudang harusnya segera didistribusikan agar kasus COVID-19 dapat ditekan.
“Kinerja percepatan harus segera dipantau dan diperbaiki serta ditingkatkan lagi. Jangan sampai ada kejadian lain di tengah situasi yang masih seperti ini,” kata Endah dikutip dari Liputan6.com. (mdk/shr)
Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya
Upaya yang dilakukan Kementan dengan mitigasi dan isolasi wilayah, serta menurunkan Tim kesehatan hewan ke lokasi untuk investigasi.
Baca SelengkapnyaHingga saat ini, Pemkab belum menetapkan status Kejadian Luar Biasa (KLB) penyakit antraks.
Baca SelengkapnyaNamun kalau untuk yang komorbid, kata Menkes, risiko tetap ada karena virusnya tidak hilang.
Baca SelengkapnyaJamie Scott, seorang pria beranak dua mengalami cedera otak serius setelah mengalami penggumpalan darah dan pendarahan di otak usai mendapatkan vaksin itu p
Baca SelengkapnyaKomnas KIPI sebelumnya mengatakan tidak ada kejadian sindrom TTS setelah pemakaian vaksin Covid-19 AstraZeneca.
Baca SelengkapnyaBelakangan, vaksin AstraZeneca disebut-sebut memicu kejadian trombosis with thrombocytopenia syndrome (TTS) atau pembekuan darah.
Baca SelengkapnyaHinky mengatakan, vaksin AstraZeneca sudah melewati tahap uji klinis tahap 1 hingga 4.
Baca SelengkapnyaHasil tracking Dinas Peternakan dan Kesehatan Hewan Jateng tidak ditemukan kasus penularan dari hewan ke manusia yang terjadi di Wonogiri.
Baca SelengkapnyaMenkes angkat bicara mengenai efek samping vaksin Covid-19 AstraZeneca
Baca SelengkapnyaDinkes & Peternakan Gunungkidul menemukan adanya dugaan tiga hewan ternak milik warga Kayoman, Serut yang mati diduga karena terkena antraks.
Baca SelengkapnyaProduksi vaksin dalam negeri dianggap akan mampu mendorong ketahanan kesehatan nasional.
Baca SelengkapnyaMerdeka.com menangkap berbagai momen dramatis pandemi Covid-19 sepanjang tiga tahun melanda Indonesia. Berikut foto-fotonya:
Baca Selengkapnya