Better experience in portrait mode.
Iklan - Geser ke atas untuk melanjutkan

Sambangi Mata Air Kehidupan dalam Tradisi Sungkem Tlompak Magelang

Sambangi Mata Air Kehidupan dalam Tradisi Sungkem Tlompak Magelang Sungkem Tlompak Gunung Merbabu ©2021 Merdeka.com/Fitria Nuraini

Merdeka.com - Kehidupan di pegunungan tidak bisa mengandalkan air dari sumur tanah. Tingginya pemukiman dari permukaan tanah membuatnya mustahil membuat sumur bor. Sebagian besar masyarakat pegunungan akan memanfaatkan mata air yang bersumber di ketinggian sebuah gunung. Begitupula warga Dusun Keditan, Desa Pogalan, Kecamatan Pakis, Kabupaten Magelang. Mereka tingal di Gunung Merbabu dengan ketinggian 1600 mdpl hingga 2600 mdpl.

Meskipun berhawa dingin, namun kehangatan warga Dusun Keditan terpancar jelas. Tiap tahunnya mereka menggelar Sungkem Tlompak, sebuah ritual ucap syukur dan doa di sebuah mata air Tlompak tepat di ujung ketinggian desa mereka. Kemeriahan tradisi ini begitu terasa, hingga menjadi sebuah tradisi khas yang menggambarkan penghormatan manusia kepada alam.

Gunung Merbabu menyokong pasokan air dari 3 Kabupaten di Lereng sisi Barat Merbabu. Yakni Boyolali, Salatia, dan Magelang. Kesemuanya teraliri dari mata air Gunung Merbabu yang terjaga keasriannya.

sungkem tlompak gunung merbabu

©2021 Merdeka.com/Fitria Nuraini

Warga desa percaya sumber mata air Tlompak selalu menjadi sarana jalan keluar menghadapi pacelik. Kemarau yang berkepanjangan akan memengaruhi sektor pertanian sayur mereka.Warga bersama-sama mendatangi mata air di ketinggian untuk mendapatkan berkah. Lokasi Tlompak ini dihimpit oleh tebing tinggi, semak belukar dan pohon yang rindang menutupi sinar matahari. Ditambah percikan air Tlompak yang menambah suasana dingin. Namun dingin tak dirasa, dikalahkan oleh kehangatan dan kebersamaan seluruh warga.

Tradisi ini sudah ada sejak berabad-abad lamanya. Berbagai macam sesaji diletakan di sekitar mata air. Di sini, seorang juru kunci akan memimpin doa dan pengharapan keberkahan kepada Tuhan. Sungkem Tlompak juga menjadi penghormatan kepada leluhur mereka bernama Prabu Singobarong.

sungkem tlompak gunung merbabu

©2021 Merdeka.com/Fitria Nuraini

Tetesan demi tetesan air terkumpul dalam sebuah bak dan tempayan. Para warga kemudian mengantre untuk mendapatkan air Tlompak. Diisinya botol kosong yang sudah mereka siapkan. Kemudian dibawa pulang ke rumah sebagai sarana kesembuhan, hasil panen melimpah, dan berkah lain. Setidaknya ada 5 pancuran di mata air Tlompak. Ada yang mengambil dari satu mata air, ada juga yang menggabungkan kelimanya.

Sumber mata air Tlompak tak pernah berhenti mengalir. Berkat keselarasan antara penduduk desa yang berkomitmen menjada ekosistem. Meskipun kemarau berkepanjangan, hutan di atas desa mereka menyimpan air yang banyak. Meresapnya air melalui tanah dan bebatuan yang kemudian ditampung sebagai sumber mata air warga desa.

sungkem tlompak gunung merbabu

©2021 Merdeka.com/Fitria Nuraini

Sungkem Tlompak diiringi dengan berbagai pertunjukan dan arak-arakan oleh seluruh elemen warga. Aneka kesenian daerah yang ditampilkan semakin memeriahkan acara di pagi hingga petang hari. Pementasan Gedruk, Topeng Ireng, Makani Barongan, Geculan Bocah, Soreng, Tari Campur Bawur, Brondut, Kuda Kepang, dan Mondolan. Semua kesenian ini digelar pada panggung yang didirikan di halaman rumah sang juru kunci. Sungkem Tlompak rutin digelar hari ke-5 setelah lebaran Idul Fitri. Tradisi ini menjadi ajang halal bi halal dan acara Syawalan.

Setelah pementasan para pemain pertunjukan beserta warga bergegas menuju Tlompak. Mereka berjalan sekitar 700 meter dari panggung pementasan. Arak-arakan panjang ini dipimpin oleh juru kunci. Diiringi dengan tabuhan kendang dan gamelan yang riuh terdengar.

sungkem tlompak gunung merbabu

©2021 Merdeka.com/Fitria Nuraini

Sedikitnya 250 warga Keditan memeriahkan tradisi Sungkem Tlompak. Warga selalu menjalani ritual ini sebagai wujud pelestarian warisan leluhur. Imbasnya ialah suasana kehangatan yang terasa berkat kerukunan antar waga. Selain itu, mata air yang dijaga akan mensejahterakan warga Keditan. Pasalnya sumber air menjadi sarana penting kehidupan sehari-hari mereka, terlebih kepada sektor pertanian. (mdk/Ibr)

Geser ke atas Berita Selanjutnya

Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya

Buka FYP
Mengenal Ngalokat Sirah Cai, Tradisi Menghormati Air Ala Orang Sunda
Mengenal Ngalokat Sirah Cai, Tradisi Menghormati Air Ala Orang Sunda

Tak sekedar nguri-uri kebudayaan, tradisi ini juga jadi salah satu cara orang Sunda dalam menjaga mata air sebagai sumber kehidupan warga.

Baca Selengkapnya
Manfaatkan Kearifan Lokal, Begini Cara Warga Desa di Kendal Jaga Kelestarian Air
Manfaatkan Kearifan Lokal, Begini Cara Warga Desa di Kendal Jaga Kelestarian Air

Mereka membuat kesepakatan bersama agar air di Tuk Serco terus mengucur sepanjang massa

Baca Selengkapnya
Desa di Magelang Ini Punya Mata Air Abadi, Sumber Air Jernih Melimpah Muncul dari Dasar Kolam
Desa di Magelang Ini Punya Mata Air Abadi, Sumber Air Jernih Melimpah Muncul dari Dasar Kolam

Mata air itu dijaga kemurniannya oleh warga. Untuk bisa masuk ke sana, pengunjung masih dikenakan biaya masuk seikhlasnya

Baca Selengkapnya
Mengenal Tuk Si Bedug, Sumber Mata Air Keramat di Sleman Konon Warisan Sunan Kalijaga
Mengenal Tuk Si Bedug, Sumber Mata Air Keramat di Sleman Konon Warisan Sunan Kalijaga

Sampai saat ini mata air tersebut masih terjaga kesuciannya.

Baca Selengkapnya
Menguak Fakta
Menguak Fakta "Tuk Budoyo", Mata Air Keramat di Lereng Gunung Sumbing

Tak hanya terkenal dengan mata airnya, Tuk Budoyo nyatanya kini telah menjadi cagar budaya.

Baca Selengkapnya
Upaya Menghidupkan Kembali Ritual Irung-Irung, Tradisi Warga Adat di Bandung Barat untuk Rawat Sumber Air
Upaya Menghidupkan Kembali Ritual Irung-Irung, Tradisi Warga Adat di Bandung Barat untuk Rawat Sumber Air

Warga Desa Cihideung, Kabupaten Bandung Barat, ingin kembali menghidupkan ritual Irung-Irung dengan segala tantangan yang harus mereka hadapi

Baca Selengkapnya
Kisah Mata Air Cigempol di Tengah Sawah Sumedang, Berusia Lebih dari 100 Tahun
Kisah Mata Air Cigempol di Tengah Sawah Sumedang, Berusia Lebih dari 100 Tahun

Menurut cerita, mata air Cigempol sudah kurang lebih 100 tahun membantu kesuburan Desa Nagrak hingga petani bisa panen sampai 3 kali

Baca Selengkapnya
Lestarikan Tradisi Nenek Moyang, Begini Cara Masyarakat Adat di Bantul Rawat Sumber Air Alami
Lestarikan Tradisi Nenek Moyang, Begini Cara Masyarakat Adat di Bantul Rawat Sumber Air Alami

Setiap tahunnya, mereka melaksanakan tradisi untuk melestarikan tujuh sumber air di desa mereka

Baca Selengkapnya
Mengenal Ulur-Ulur Telaga Buret, Ungkapan Syukur Warga Tulungagung Tak Pernah Alami Kekeringan
Mengenal Ulur-Ulur Telaga Buret, Ungkapan Syukur Warga Tulungagung Tak Pernah Alami Kekeringan

Keberadaan Telaga Buret membuat sejumlah desa di Tulungagung tak pernah alami kekeringan.

Baca Selengkapnya
Potret Kemeriahan Tradisi Petik Laut Probolinggo, Dihadiri Ribuan Orang
Potret Kemeriahan Tradisi Petik Laut Probolinggo, Dihadiri Ribuan Orang

Tradisi Petik Laut di Probolinggo berlangsung meriah. Ribuan orang hadir menyaksikan.

Baca Selengkapnya
Mengenal Upacara Bekarang Iwak, Tradisi Menjaga Ekosistem Lingkungan ala Masyarakat Sumatra Selatan
Mengenal Upacara Bekarang Iwak, Tradisi Menjaga Ekosistem Lingkungan ala Masyarakat Sumatra Selatan

Tradisi masyarakat Sumatra Selatan ini tak hanya menjadi kearifan lokal, melainkan juga bermanfaat untuk menjaga ekosistem alam.

Baca Selengkapnya
Cuci Tikar Sambil Main Air, Begini Keseruan Warga Bantul Sambut Bulan Ramadan
Cuci Tikar Sambil Main Air, Begini Keseruan Warga Bantul Sambut Bulan Ramadan

Setelah acara cuci tikar selesai, mereka seru-seruan main air bareng di saluran irigasi

Baca Selengkapnya