Ternyata Bukan Rumah Ibadah, Ini Kisah di Balik Kemegahan Gereja Gotik Sayidan
Merdeka.com - Di tengah Kota Yogyakarta, terdapat sebuah bangunan megah bernuansa gotik. Orang-orang biasa menyebutnya dengan nama Gereja Gotik Sayidan. Sebagian masyarakat sekitar menganggap kalau bangunan itu merupakan cagar budaya yang telah berusia ratusan tahun.
Namun ternyata, kesemua fakta itu tidak benar. Pertama, bangunan itu bukanlah gereja melainkan sebuah rumah hunian. Kedua, bangunan itu belum genap berusia ratusan tahun karena baru dibangun pada 1979.
Lalu, kisah menarik apa yang ada di balik bangunan itu sehingga menjadi sorotan warga Jogja dan para wisatawan yang mengunjungi tempat itu? Berikut selengkapnya:
-
Dimana gereja abad pertengahan itu ditemukan? Pada pertengahan Februari lalu, para arkeolog di Venesia, Italia, menemukan gereja abad pertengahan yang telah lama hilang di Piazza San Marco.
-
Dimana gereja tersebut ditemukan? Para ahli arkeologi dari Westphalia-Lippe Regional Association (LWL) menemukan bekas gereja dari abad ke-10 di dekat Erwitte-Eikeloh, Jerman.
-
Siapa yang membangun Keraton Yogyakarta? Kemudian pada bulan April 1755, Sultan HB I membangun Kraton Yogyakarta.
-
Mengapa Candi Gebang memiliki gaya arsitektur klasik tua? Secara arsitektur Candi Gebang memiliki gaya arsitektur klasik tua. Hal ini dapat dilihat dari bentuk bangunan yang tambun dengan arca-arca yang naturalis. Kepala kala yang terdapat di ambang pintu candi juga tidak memiliki rahang bawah yang merupakan ciri-ciri dari gaya seni pada masa klasik tua.
-
Dimana bangunan tua itu berada? Keberadaan bangunan tua itu tersembunyi di balik keriuhan pertokoan di kawasan Kranggan.
-
Apa saja keistimewaan Yogyakarta? Pengaturan keistimewaan DIY dan pemerintahannya selanjutnya diatur dengan UU No 1/1957 tentang Pokok-Pokok Pemerintahan Daerah. UU ini diterbitkan untuk melaksanakan ketentuan dalam pasal 131-133 UUDS 1950. Pengaturan Daerah Istimewa terdapat baik dalam diktum maupun penjelasannya.
Bukan Gereja
©2020 Brilio.net
Gereja Gotik beralamat di gang sempit Sayidan, Gondomanan, Yogyakarta. Joko, ketua RW setempat, mengatakan kalau bangunan itu bukanlah sebuah gereja. Sebutan gereja itu sebenarnya lahir dari masyarakat sendiri karena memiliki bentuk menyerupai gereja.
Padahal nyatanya bangunan itu merupakan rumah hunian yang dimiliki oleh Thietikhien dan keluarganya. Thietikhien merupakan warga keturunan Tionghoa yang dulunya memiliki usaha konveksi di rumah tersebut.
“Dulu bentuk rumahnya tidak seperti ini. Tapi setelah Thietikhien wafat, anaknya yang pulang dari Belanda merenovasi rumah tersebut,” ungkap Joko dikutip dari Brilio.net.
Rumah yang Ditinggalkan
©2020 Brilio.net
Setelah menyelesaikan gelar spesialis kesehatan di Belanda, pada 1979 anak Thietikhien pulang ke Jogja dan merenovasi rumah itu sehingga tampak seperti gereja. Kemudian Ester Haryono (istri dari Thietikhien) yang merawat rumah tersebut. Di rumah itu mereka merintis usaha konveksi batik yang dikirim ke luar negeri.
Setelah Ester Haryono meninggal, para anaknyalah yang mengurus rumah tersebut. Bahkan anak bungsu dari Ester sempat tinggal di rumah tersebut walau akhirnya meninggalkannya juga. Kini, dia membuka sebuah museum di Kaliurang yang bernama Ullen Sentalu.
“Biasanya utusan dari ahli waris sering mengunjungi rumah untuk membayar pajak,” ungkap Joko.
Pernah untuk Syuting Video Klip
Aku Dan Dirimu - Ari Lasso ©2020 Merdeka.com/Instagram @ari_lasso
Selain digunakan untuk tempat tinggal, rumah itu sebenarnya pernah digunakan untuk syuting video klip Ari Lasso. Terlepas dari isu mistisnya, bangunan itu bukanlah gereja dan patung-patung yang menghiasi tiap sudutnya hanyalah hiasan. (mdk/shr)
Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya
Tak hanya untuk ibadah, gereja juga kerap dijadikan tempat wisata.
Baca SelengkapnyaGereja Protestan di Indonesia bagian Barat (GPIB) di Kota Medan menjadi rumah ibadah tertua sekaligus memiliki cerita dan nilai sejarah yang tinggi.
Baca SelengkapnyaNamanya Gereja Kristen Pasundan yang sudah berdiri sejak tahun 1788.
Baca SelengkapnyaBangunan ini dulunya sempat miring karena tertiup angin, namun bisa tegak kembali karena tertiup angin dari arah yang berbeda
Baca SelengkapnyaRumah Joglo ini jadi ikon Desa Wisata Tanjung di Kabupaten Sleman DIY.
Baca SelengkapnyaSejak awal pembangunannya, gereja itu memang dikhususkan untuk masyarakat katolik Jawa.
Baca SelengkapnyaMitos Taman Sari Jogja semakin menjadi daya tarik bagi wisatawan.
Baca SelengkapnyaCandi yang berada di Kabupaten Pasuruan ini diakui sebagai bangunan cagar budaya tingkat provinsi Jawa Timur.
Baca SelengkapnyaSaat itu keberadaan dua masjid agung di satu kota dianggap tak wajar.
Baca SelengkapnyaTak akan ada habisnya menjelajahi kota yang satu ini. Sebab, selalu ada wisata terhits di antara yang paling hits lainnya!
Baca SelengkapnyaSisi menarik dari tempat ini adalah pada bebatuannya yang memiliki kemiripan dengan salah satu perangkat gamelan.
Baca SelengkapnyaMasjid lawas ini punya desain bangunan yang unik dan terdapat makam kuno.
Baca Selengkapnya