Unik, Seniman Rembang Ini Melukis di Tambak dengan Garam, Jadi yang Pertama di Indonesia
Kegiatan itu digelar untuk menumbuhkan slogan Rembang sebagai Kota Garam.
Kegiatan itu digelar untuk menumbuhkan slogan Rembang sebagai Kota Garam.
Unik, Seniman Rembang Ini Melukis di Tambak dengan Garam, Jadi yang Pertama di Indonesia
Pada Sabtu (18/11), lokasi Tambak Gede yang berada di Desa Dasun, Kecamatan Lasem, Rembang ramai didatangi warga.
Mereka begitu antusias melihat lukisan di area tambak menggunakan media garam yang dilukis oleh para seniman dan petani garam asal Rembang.
Lukisan tersebut menceritakan tentang sosok petani garam beserta unsur pendukungnya yaitu empat elemen alam berupa bumi, air, sinar matahari, dan angin serta tiga elemen kultur yaitu budaya Tiongkok, Jawa, dan Islam.
-
Siapa yang membuat kerajinan tembaga di Tumang? Salah satu perajin tembaga di Tumang adalah Nur Haris 'Boomber'. Ia berkata, usaha kerajinan tembaga di Desa Tumang telah diwariskan dari zaman nenek moyang.
-
Apa yang ditemukan pemuda di Rembang? Awalnya saat sedang berburu, seorang pemuda di Desa Kebonagung Kecamatan Sulang, Rembang, memergoki adanya kucing hutan di pinggir sungai yang terletak di sebelah barat desa. Namun saat dikejar, kucing hutan itu masuk bersembunyi di dalam lubang.
-
Apa yang tumbuh di Rembang? Pohon kurma itu berbuah sangat lebat di pekarangan seorang warga.
-
Siapa santri pelukis dari Tangerang? Seorang santri biasanya tak lepas dari kemampuannya di bidang Agama Islam. Namun sosok pelajar di Ponpes Daarul Barkah, Tangerang, berhasil membuktikan diri mampu menjadi seniman lukis.
-
Siapa yang membuat tembikar itu? Sebuah studi baru di Quaternary Science Review membantah keyakinan lama bahwa suku Aborigin Australia tidak membuat tembikar. Para peneliti di Pusat Keunggulan Dewan Penelitian Australia untuk Keanekaragaman Hayati dan Warisan Australia bermitra dengan komunitas Aborigin Dingaal dan Ngurrumungu untuk pertama kalinya melakukan penggalian di Jiigurru (Pulau Kadal).
Lukisan berukuran 34x21 meter ini menjadi lukisan pertama dan terbesar di Indonesia. Ide melukis itu pertama kali digagas oleh Eggy Yunaedi, seorang seniman asli Rembang. Setiap ia pulang kampung, kerap muncul angan-angan untuk melukis di tambak garam.
“Ada momen-momen tertentu saat saya melihat bentangan tambak itu seperti bentangan kanvas yang ingin dilukis. Dan ternyata garam itu adalah material yang sangat plastis. Kita bisa menarik garis tegas, buat bidang, untuk membuat sebuah citra dua dimensi itu sangat memungkinkan. Itu dari sisi material untuk seni rupa,”
kata Eggy seperti dikutip dari kanal YouTube Liputan6 pada Selasa (21/11).
Dalam membuat lukisan garam itu, Eggy tidak sendiri. Ia bekerja sama dengan komunitas pegiat budaya lainnya. Butuh waktu tiga hari dengan melibatkan 10 personel dan 4 ton garam untuk membuat lukisan.
Kegiatan itu sempat terkendala karena curah hujan yang meningkat. Namun beruntung hujan tidak turun hingga karya itu selesai dibuatnya.
Selain menunjukkan hasil lukisan, kegiatan ini juga menampilkan teatrikal di atas lukisan tersebut. Aksi teatrikal dilakukan sebagai wujud dorongan semangat bagi petani garam. Kegiatan itu digelar untuk menumbuhkan slogan Rembang sebagai Kota Garam.
Sampai saat ini belum ada yang mengangkat potensi garam. Padahal garam sudah menghidupi ribuan petani.
“Melalui kegiatan ini kami ingin memuliakan, kemudian kami ingin ada sebuah kenangan yang mampu disimpan baik itu digital maupun kenangan bersama untuk mengenang Rembang sebagai kota garam,” kata Kepala Desa Dasun, Sujarwo.
Karena keunikannya, Pemerintah Kabupaten Rembang berencana menjadikan kegiatan itu sebagai ajang rutin tahunan.
“Ketika garam ditata oleh para perupa ini ternyata menjadi sebuah seni nilai keindahan yang sangat luar biasa. Maka dari itu ini selayaknya kita besarkan menjadi acara yang tarafnya lebih besar lagi. Siapa tahu kelak ini bisa menjadi acara internasional,” kata Kepala Dinas Kebudayaan dan Pariwisata Rembang, Mutaqin.