10 Desember 1932 Thailand Menjadi Negara Monarki Konstitusional, Ini Sejarahnya
Konstitusi Thailand pada 10 Desember 1932 menandai peralihan dari monarki absolut ke monarki konstitusional.
Konstitusi Thailand pada 10 Desember 1932 menandai peralihan dari monarki absolut ke monarki konstitusional.
10 Desember 1932 Thailand Menjadi Negara Monarki Konstitusional, Ini Sejarahnya
Hari Konstitusi Thailand adalah hari libur nasional yang diadakan setiap tahun pada 10 Desember. Hari ini penting bagi masyarakat Thailand karena memperingati penerapan monarki konstitusional Thailand pada tahun 1932.
Pada tahun 1932, kudeta tak berdarah mengubah pemerintahan Thailand dari monarki absolut menjadi monarki konstitusional. Raja Prajadhipok (Rama VII) awalnya menerima perubahan ini tetapi kemudian menyerahkan jabatan raja kepada keponakannya yang berusia 10 tahun.
Pada hari ini, semua kantor pemerintah, sekolah, dan bank tutup, dan beberapa daerah akan mengadakan parade, kembang api, dan perayaan. Berikut sejarah perubahan Thailand menjadi negara monarki konstitusional tahun 1932 yang dirayakan setiap 10 Desember.
-
Kapan Hari Konstitusi diperingati? Setiap 18 Agustus masyarakat Indonesia memperingati Hari Konstitusi Republik Indonesia.
-
Apa yang diperingati pada Hari Konstitusi? Peringatan ini berkaitan dengan rantai peristiwa penting yang menentukan arah perjalanan sejarah Indonesia sebagai sebuah bangsa.
-
Mengapa Hari Konstitusi diperingati? Peringatan Hari Konstitusi ini agar bangsa Indonesia lebih memahami dan memegang 1945 sebagai salah satu pilar kebangsaan Indonesia.
-
Kenapa Malaysia menganut sistem monarki? Malaysia telah melakukan pemilihan raja mereka sejak merdeka dari Inggris pada 1957.
-
Kapan Batam jadi kotamadya? Tahun 1980, wajah pulau ini semakin berubah dan berkembang dengan pesat. Pemerintah pun memutuskan untuk meningkatkan statusnya menjadi Kotamadya Batam dari sebelumnya yang masih berbentuk kecamatan.
-
Kapan Pancasila resmi jadi dasar negara? Dengan kata lain, Pancasila disahkan sebagai dasar negara Indonesia pada 18 Agustus 1945, oleh PPKI.
Latar Belakang Perubahan Sistem Pemerintahan Thailand
Pada awal abad ke-20, Thailand (saat itu dikenal sebagai Siam) masih di bawah pemerintahan monarki absolut Raja Prajadhipok (Rama VII). Beberapa kelompok masyarakat, terutama di kalangan intelektual dan militer, merasa tidak puas dengan sistem ini yang memberikan kekuasaan penuh pada raja.
Ide-ide politik Barat, termasuk konsep demokrasi dan hak asasi manusia, mulai memengaruhi pikiran kelompok-kelompok yang ingin melihat perubahan dalam pemerintahan Thailand. Beberapa pemimpin militer dan sipil terinspirasi oleh perkembangan politik di Eropa dan Amerika.
Pada 24 Juni 1932, sekelompok perwira militer dan sipil, yang dikenal sebagai Khana Ratsadon atau Kelompok Pemberontak, melancarkan kudeta terhadap pemerintahan monarki absolut. Mereka menuntut perubahan menuju monarki konstitusional yang akan memberikan lebih banyak kekuasaan kepada rakyat.
Setelah kudeta, Khana Ratsadon mendeklarasikan konstitusi baru pada hari yang sama. Konstitusi ini mengurangi kekuasaan raja dan mendirikan pemerintahan konstitusional di Thailand. Raja Prajadhipok masih mempertahankan gelar, tetapi kekuasaannya menjadi lebih terbatas dan terkendali oleh lembaga-lembaga konstitusional.
Meskipun awalnya ada beberapa ketidaksetujuan, Raja Prajadhipok akhirnya menerima konstitusi baru pada Desember 1932. Ini menandai berakhirnya era monarki absolut di Thailand dan dimulainya periode monarki konstitusional.
Pada 10 Desember 1932, Thailand sepenuhnya bertransisi dari monarki absolut menjadi monarki konstitusional. Lima tahun kemudian, pemilihan legislatif langsung pertama diadakan pada November 1937. Hingga saat ini, Hari Konstitusi Thailand terus merayakan konstitusi pertama negara tersebut dan transisi penting ini.
Meskipun secara nominal merupakan monarki konstitusional, Thailand diperintah oleh serangkaian pemerintahan militer yang diselingi dengan periode demokrasi singkat sejak saat itu hingga pemilu tahun 1992. Sejak pemilu tahun 1992, Thailand telah menjadi negara demokrasi dengan perubahan pemerintahan berdasarkan konstitusi.
Monumen Demokrasi Bangkok
Monumen Demokrasi Bangkok yang terletak di Jalan Ratchadamnoen adalah monumen publik di pusat kota Bangkok dan merupakan representasi dari konstitusi tahun 1932.
Dibangun pada tahun 1939, ini adalah sebuah monumen yang didedikasikan untuk mengenang Revolusi 1932 di Thailand, yang mengubah negara itu dari monarki absolut menjadi monarki konstitusional. Revolusi ini juga mengakhiri kekuasaan absolut Raja Prajadhipok dan membentuk pemerintahan konstitusional pertama di Thailand.
Monumen ini dirancang oleh arsitek Italia, Corrado Feroci, yang juga dikenal sebagai Silpa Bhirasri. Desainnya mencerminkan gaya seni deco dan mencakup elemen-elemen simbolis yang merayakan kebebasan dan demokrasi. Monumen ini memiliki empat sayap yang mewakili keempat cabang militer yang mendukung Revolusi 1932.
Monumen Demokrasi Bangkok sering dijadikan tempat protes dan peringatan penting dalam sejarah politik Thailand. Bagi warga Bangkok dan pengunjung, monumen ini menjadi simbol penting dalam perjalanan politik Thailand menuju demokrasi.
Kebanggaan terhadap monarki merupakan elemen kunci dari perayaan Hari Konstitusi Thailand. Secara tradisional, hari ini dirayakan di seluruh Thailand dengan menampilkan dan menghormati potret raja-raja Thailand dulu dan sekarang.
Di zaman modern, parade dan kembang api juga merupakan perayaan yang umum. Berikut adalah beberapa aktivitas yang dapat dilakukan pengunjung pada Hari Konstitusi Thailand pada tanggal 10 Desember:
Parade Bangkok
Ini adalah cara paling tradisional untuk merayakan Hari Konstitusi Thailand, yakni dengan menghadiri parade di Bangkok. Gambar raja biasanya dipajang di seluruh negeri untuk menunjukkan rasa terima kasih dan penghargaan masyarakat terhadap raja.
Pertunjukan kembang api
Pada hari ini, akan ada pertunjukan kembang api di seluruh negeri. Pertunjukan kembang api menjadi salah satu hal yang wajib dilakukan pada hari raya ini. Hari Konstitusi Thailand biasanya jatuh pada awal atau akhir akhir pekan yang panjang sehingga bagus untuk perayaan.