Glenmore, Kawasan Bersejarah di Banyuwangi yang Bikin Orang Kanada Kaget
Merdeka.com - Elizabeth, seorang guru bahasa Inggris asal Kanada kaget mengetahui ada daerah bernama Glenmore di Banyuwangi, Jawa Timur. Pasalnya, Glenmore adalah nama wilayah di tempat tinggalnya di Eropa.
Dikutip dari liputan6.com, kawasan Glenmore di Banyuwangi memiliki sejarah unik di masa silam. Dulu, kawasan ini merupakan kota penting di zaman pendudukan Belanda. Tak heran jika banyak peninggalan sejarah di kawasan ini.
Nama Eropa di Tanah Jawa
-
Kenapa Banyumas penting bagi Belanda? Salah satu komoditas andalan Belanda di Banyumas adalah kopi. Di sana terdapat kawasan perkebunan kopi terutama di daerah perbukitan serta pabrik gula di daerah dataran rendah.
-
Bagaimana Surabaya jadi kota penting di masa kolonial? Pada masa kolonial Hindia Belanda, Surabaya adalah kota penting karena merupakan pelabuhan ekspor-impor di Nusantara.
-
Kenapa Tawangmangu terkenal sejak zaman Belanda? Sudah kesohor sejak zaman Belanda Kepopuleran Tawangmangu sebenarnya sudah muncul sejak masa pendudukan kolonial Belanda di masa silam. Sama seperti di tanah Priangan, kawasan Tawangmangu jadi tujuan utama berlibur dari orang-orang Eropa yang bertugas di Solo dan sekitarnya.
-
Bagaimana orang-orang Jawa Kristen di Mojowarno belajar bahasa Belanda? Masyarakat Jawa Kristen di Desa Mojowarno pada zaman itu dikenal pandai berbahasa Belanda, meski demikian mereka juga tetap memegang teguh bahasa Jawa sebagai jati diri mereka.
-
Apa yang terjadi di Purwokerto saat dikuasai Belanda? Mereka kemudian mengadakan pembersihan di desa-desa sekitar yang menjadi basis perjuangan tentara Indonesia di Banyumas.
-
Mengapa kota kuno itu ditemukan? “Situs ini menjadi pusat penting di tingkat regional kemungkinan selama periode Klasik (tahun 250-1000 M).
©2020 Merdeka.com/kediripedia.com
Suatu hari, Lizzy (sapaan akrab Elizabeth) hendak pergi ke Bali. Bersama sahabatnya dari Indonesia, Eddy Roesdiono, Lizzy berangkat dari Surabaya. Mereka menuju Bali melalui jalur tengah dengan mengendarai mobil pribadi.
Setibanya di Glenmore, Banyuwangi, Lizzy meminta sopir menghentikan mobil sejenak. Ia terkejut mendapati papan nama di beberapa sudut kawasan yang bertuliskan Glenmore. Tak habis pikir mengapa ada nama Glenmore di Tanah Jawa.
Di Kanada dan Banyuwangi
©2020 Merdeka.com/kediripedia.com
Di kota tempat tinggal Lizzy di Nova Scotia Kanada juga ada daerah bernama Glenmore. Iapun terheran-heran ada daerah di Jawa Timur yang memakai nama Eropa.
Sementara itu, jarak antara Glenmore di Kanada dan Glenmore di Banyuwangi sekitar 13.000 kilometer. Jika terbang menggunakan pesawat dari Surabaya menuju Toronto, Kanada waktu yang dibutuhkan sekitar 23 jam.
Kejadian Sebaliknya
©2020 Merdeka.com/banyuwangibagus.com
Pengalaman sebaliknya justru dialami Muhamad Idris. Idris merupakan warga asli Glenmore, Banyuwangi yang setelah menikah menetap di Victoria, Australia.
“Saya kaget ketika tahu ada Glenmore di Victoria,” ujarnya.
Ia sendiri sudah beberapa kali mengunjungi Glenmore di Victoria. Menurutnya, banyak kesamaan antara Glenmore di Victoria dengan kampung halamannya di Banyuwangi.
Merasa Bangga
©2020 Merdeka.com/kediripedia.com
Seperti warga Glenmore pada umumnya, Idris merasa bangga kampung halamannya memiliki kembaran nama di luar negeri. Apalagi setelah memahami sejarah kawasan Glenmore di buku Glenmore Sepetak Eropa di Tanah Jawa (2019) karya Arif Firmansyah dan M. Iqbal Fardian.
Pada masa kolonial Belanda, Glenmore dirancang menjadi kota penting. Tak heran apabila banyak peninggalan bersejarah di kawasan ini. Salah satunya pabrik pengolahan karet yang dibangun pada 1910.
Peninggalan Sejarah
©2020 Merdeka.com
Selain itu, ada sarengan atau pipa air sepanjang 1 kilometer yang berfungsi untuk menggerakkan turbin. Proyek ini dikerjakan oleh Firma Carl Schlieper Surabaya pada 1920.
Ada juga ketel uap buatan Ruston Proctor & CL Lincoln, Inggris tahun 1920 yang digunakan sebagai penggerak turbin pengolahan karet dan kakao.
“Di luar soal perkebunan banyak destinasi wisata sejarah di sini,” kata Arif Firmansyah, penulis buku Glenmore Sepetak Eropa di Tanah Jawa.
Rumah Sakit Paling Modern
©2020 Merdeka.com
Salah satunya peninggalan sejarah yang menarik yakni Rumah Sakit Bhakti Husada. Rumah sakit yang awalnya bernama klinik bernama Ziekenhuis Krikilan dikhususkan untuk pekerja perkebunan. Klinik tersebut mengoperasikan alat rontgen merek Philips buatan Jerman pada 1920 sejak pertengahan 1920-an. Klinik tersebut menjadi rumah sakit paling modern di masanya.
“Alat ini masih ada sampai sekarang,” ujar dia.
Destinasi Sejarah yang Menarik
©2020 Merdeka.com
Glenmore memiliki daya tarik menjadi destinasi sejarah bagi wisatawan mancanegara. Bagi wisatawan Eropa misalnya, mereka tidak hanya bisa melihat bangunan bersejarah, tetapi juga mengenang bagaimana keluarga mereka dulu hidup di Glenmore, Banyuwangi.
"Ada yang ingin merasakan Glenmore dalam versi Asia,” lanjut Arif.
Bagi mereka, nama Glenmore tidak terlalu asing karena ada sejumah daerah di Eropa dengan nama yang sama. Namun, karena ada Glenmore yang lainnya di ujung pulau Jawa, mereka ingin berkunjung dan melihat langsung situasinya. Rupanya mereka menemukan banyak kesamaan antara Glenmore di Eropa dan di Jawa. Terutama keberadaan area perkebunannya.
Favorit Para Turis
©2020 Merdeka.com/banyuwangibagus.com
Sebelum industri pariwisata di Banyuwangi, Jawa Timur berkembang pesat seperti sepuluh tahun terakhir, Glenmore sudah memiliki tempat tersendiri di hati wisatawan asing, terutama para turis asal Eropa.
Satu-satunya kecamatan dengan nama asing di Indonesia ini jadi destinasi favorit pelancong dari Belanda, Inggris, Skotlandia, Irlandia, Wales, Jerman, dan sebagian Amerika serta Australia.
"Masa kecil saya di awal 1980-an, sudah biasa melihat turis asing berbelanja di pasar dan berinteraksi dengan masyarakat Glenmore,” kenang Arif.
Belanja Barang dari Anyaman Bambu
©2020 Merdeka.com/liputan6.com
Turis asing biasanya datang secara berkelompok, minimal lima orang. Beberapa tempat yang selalu mereka kunjungi antara lain pabrik pengolahan karet, kopi, dan kakao di Perkebunan Glenmore.
Kadangkala mereka juga mampir ke Stasiun Glenmore, rumah bekas kantor administratur pemerintahan Hindia Belanda, dan beberapa bangunan kuno peninggalan Belanda. Tak jarang mereka pergi ke pasar untuk belanja barang dari anyaman bambu seperti besek, lasa, caping, dan cikrak.
"Zaman itu tidak ada yang menjual souvenir,” lanjut Arif.
Paket Perjalanan Wisata
©2020 Merdeka.com/banyuwangibagus.com
Tradisi wisatawan Eropa melawat ke Glenmore, Banyuwangi masih berlangsung sampai sekarang. Kini, kunjungan ke Glenmore dikemas dalam paket perjalanan wisata.
Destinasi favorit mereka adalah Perkebunan Glenmore yang menyimpan cerita awal kedatangan investor Eropa ke daerah ini.
M. Iqbal Fardian yang juga penulis buku Glenmore Sepetak Eropa di Tanah Jawa menceritakan bahwasanya para turis Eropa mengetahu cerita tentang Glenmore dari leluhur mereka yang pernah bertugas di Banyuwangi.
"Mereka tahu cerita tentang Glenmore dari leluhur yang pernah bertugas di sini,” kata Iqbal yang sering menjadi pemandu turis asing itu. (mdk/rka)
Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya
Pembangunan Bintaran sebagai tempat tinggal orang Eropa terjadi pada dekade 1860 hingga 1890
Baca SelengkapnyaSalah satu bangunan pernah digunakan sebagai tempat penyekapan oleh tentara Belanda.
Baca SelengkapnyaBendungan ini dulu jadi lokasi prewedding favorit para penjajah Belanda.
Baca SelengkapnyaWilayah tersebut identik dengan bangunan-bangunan arsitektur kuno peninggalan Belanda.
Baca SelengkapnyaWisata Tawangmangu telah kesohor sejak zaman Belanda ketika berkunjung ke wilayah Solo Raya.
Baca SelengkapnyaSaat ini jejak keberadaan makam Belanda di Kampung Recosari hampir hilang tak bersisa
Baca SelengkapnyaBanyak orang yang mengira, kawasan Kota Tua hanya ada di Semarang dan Jakarta.
Baca SelengkapnyaMenguak sejarah Pulau Onrust yang berada di antara Kepulauan Seribu yang konon menjadi titik penting ketika masa kolonial.
Baca SelengkapnyaBangunan-bangunam bernuansa kuno dengan cerita sejarah di belakangnya bikin Kampung Heritage Kayutangan layak dikunjungi. Jangan lupa foto-foto di tempat ini!
Baca SelengkapnyaSebuah video memperlihatkan nama-nama jalan di Belanda yang menggunakan nama daerah yang ada di Indonesia.
Baca SelengkapnyaSebelum memasuki kawasan perdagangan, kapal-kapal dari Sungai Bengawan Solo bersandar dulu di Gandekan
Baca SelengkapnyaMenurut budayawan dan sesepuh Besemah, nama tersebut berasal dari pengucapan orang Belanda yang salah.
Baca Selengkapnya