Better experience in portrait mode.
Iklan - Geser ke atas untuk melanjutkan

Insiden 13 Mei 1969: Kerusuhan Rasial Etnis Tionghoa dan Melayu di Kuala Lumpur

Insiden 13 Mei 1969: Kerusuhan Rasial Etnis Tionghoa dan Melayu di Kuala Lumpur Insiden 13 Mei 1969. wikipedia.com©2023 Merdeka.com

Merdeka.com - Insiden 13 Mei adalah istilah yang merujuk pada kerusuhan rasial antara Tionghoa dengan Melayu di Kuala Lumpur, Malaysia.

Kerusuhan terjadi setelah pemilihan umum Malaysia 1969 ketika partai-partai oposisi seperti Partai Aksi Demokratik dan Partai Gerakan memperoleh keuntungan dengan mengorbankan koalisi yang berkuasa.

Kerusuhan ini berlanjut dalam jangka waktu yang lama, menyebabkan pemerintah mengumumkan keadaan darurat nasional dan menangguhkan Parlemen hingga 1971.

Secara resmi, 196 orang tewas antara 13 Mei dan 31 Juli akibat insiden ini. Kerusuhan juga disebut oleh pemerintah sebagai penyebab utama pemberlakuan kebijakan yang agresif seperti Kebijakan Ekonomi Baru (NEP), setelah 1969.

Berikut kisah selengkapnya mengenai sejarah Insiden 13 Mei yang menarik untuk Anda pelajari.

Awal Mula Insiden 13 Mei

Pada pemilihan umum 10 Mei 1969, koalisi Aliansi yang memerintah diketuai oleh United Malays National Organization (UMNO) mengalami kekalahan terbesar sejak 1955 walaupun masih tetap memenangi pemilu. 

Sejauh yang diperhatikan, tak ada keraguan dalam pikiran para pemimpin Aliansi dalam pemilihan umum 1969 bahwa mereka akan menang secara meyakinkan seperti pada tahun 1964.

Terlebih, Singapura baru saja disingkirkan pada tahun 1965, ekonomi negara tengah bergembira, konfrontasi Indonesia baru saja berakhir, hubungan diplomatik dengan raksasa Asia Tenggara terjalin kembali, dan oposisi dalam posisi lemah dan terpecah-pecah.

Namun, angan-angan itu hancur pada dini hari tanggal 11 Mei 1969 ketika hasil pemilu 10 Mei diumumkan. Aliansi hanya memenangkan 66 kursi, turun dari 89 kursi yang dimenanginya pada tahun 1964.

Aliansi juga kehilangan Penang, gagal merebut Kelantan, dan nyaris kehilangan Perak, Selangor, Kedah, dan Terengganu. Oposisi juga terkejut akan hasil pemilu ini.

Partai terbesar golongan Tionghoa Democratic Action Party dan Gerakan mendapat suara dalam pemilihan dan berhak mengadakan pawai kemenangan melalui jalur yang telah ditetapkan di Kuala Lumpur.

Dalam aksinya, pawai berubah berisik, kasar, dan menyimpang dari jalur dan mengarah ke distrik Melayu Kampong Bahru, mengolok penduduknya dengan spanduk rasis bertulis "Malai Si" yang dalam bahasa Tionghoa berarti "Mampus Melayu".

Meski Partai Gerakan langsung mengeluarkan permintaan maaf keesokan harinya, United Malays National Organization (UMNO) yang memerintah koalisi Aliansi mengumumkan pawai tandingan untuk merayakan kemenangan mereka.

Anggota Pemuda UMNO yang berkumpul di Kuala Lumpur di kediaman Menteri Besar Selangor, Dato’ Harun bin Haji Idris, pada 13 Mei dan menuntut agar mereka juga mengadakan perayaan kemenangan di tingkat nasional.

Aliansi memperoleh mayoritas kursi di Parlemen meskipun berkurang jumlahnya dari periode lalu, dan di Selangor memperoleh mayoritas dengan bekerja sama dengan satu-satunya kandidat independen.

Saat anggota Pemuda UMNO sedang berkumpul di halaman rumah Menteri Besar, tiba-tiba dua mobil berisi sejumlah orang Tionghoa berhenti. Mereka meminta pertemuan itu untuk dibubarkan, dengan mengatakan bahwa kediaman itu sekarang menjadi milik pemimpin oposisi.

Sementara itu, tersiar kabar bahwa kelompok Tionghoa telah menyerang orang Melayu di Setapak. Hal ini memicu gelombang kekerasan yang mengakibatkan hilangnya nyawa dan harta benda.

Deklarasi Keadaan Darurat

Pada Insiden 13 Mei, banyak orang di Kuala Lumpur terjebak dalam kekerasan rasial. Puluhan orang terluka dan beberapa tewas, rumah dan mobil dibakar dan dihancurkan. Kekerasan sebagian besar terbatas di Kuala Lumpur meskipun ada juga yang terjadi di Melaka, Perak, dan Penang.

Pemerintah lalu memerintahkan jam malam segera di seluruh negara bagian Selangor dan Kuala Lumpur. Pasukan keamanan yang terdiri dari sekitar 2000 tentara Resimen Melayu dan 3600 petugas Polisi ditempatkan dan menguasai situasi.

Lebih dari 300 keluarga Tionghoa dipindahkan ke pusat pengungsian di Stadion Merdeka dan Pemukiman Tiong Nam. Pada tanggal 14 Mei 1969, keadaan darurat diumumkan di seluruh negeri, dan pada tanggal 16 Mei Dewan Operasi Nasional (NOC) didirikan dengan proklamasi Yang di-Pertuan Agong (Raja Malaysia) yang dipimpin oleh Tun Abdul Razak.

Dengan ditangguhkannya Parlemen, NOC menjadi badan pembuat keputusan tertinggi selama 18 bulan ke depan. Dewan Operasi Negara Bagian dan Distrik mengambil alih pemerintah negara bagian dan lokal.

NOC menerapkan langkah-langkah keamanan untuk memulihkan hukum dan ketertiban di negara tersebut, termasuk pembentukan Vigilante Corps yang tidak bersenjata, tentara teritorial, dan batalion pasukan polisi.

Pemulihan ketertiban di negara itu secara bertahap tercapai. Jam malam berlanjut di sebagian besar bagian negara, tetapi secara bertahap dikurangi. Perdamaian dipulihkan di daerah yang terkena dampak dalam waktu dua bulan. Pada bulan Februari 1971 pemerintahan parlementer didirikan kembali. (mdk/edl)

Geser ke atas Berita Selanjutnya

Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya

Buka FYP
Revolusi Sosial Sumatra Timur, Peristiwa Kelam Maret 1946 yang Berujung Pembantaian
Revolusi Sosial Sumatra Timur, Peristiwa Kelam Maret 1946 yang Berujung Pembantaian

Revolusi Sosial Sumatra Timur kisah kelam pembantaian kesultanan Melayu.

Baca Selengkapnya
Foto Langka Suasana Mencekam Jakarta Usai Penculikan para Jenderal di Tragedi G30S, TNI dengan Tank Kuasai Ibu Kota & Buru PKI
Foto Langka Suasana Mencekam Jakarta Usai Penculikan para Jenderal di Tragedi G30S, TNI dengan Tank Kuasai Ibu Kota & Buru PKI

Simak foto langka suasana di Jakarta usai tragedi G30S. Banyak tank berkeliaran memburu anggota PKI.

Baca Selengkapnya
15 Januari 1949: Mengenang Peristiwa Situjuah Berdarah, Tewaskan Banyak Pejuang PDRI
15 Januari 1949: Mengenang Peristiwa Situjuah Berdarah, Tewaskan Banyak Pejuang PDRI

74 tahun berlalu, ini kisah Peristiwa Situjuah yang renggut banyak pejuang Pemerintah Darurat RI.

Baca Selengkapnya
Peristiwa Pertempuran di Tebing Tinggi, Perjuangan Berdarah Pemuda Indonesia Melawan Penjajah
Peristiwa Pertempuran di Tebing Tinggi, Perjuangan Berdarah Pemuda Indonesia Melawan Penjajah

Peristiwa berdarah di Tebing Tinggi, merupakan perjuangan para pemuda melawan penjajah pasca kemerdekaan Indonesia.

Baca Selengkapnya
FOTO: Memperingati Hari Kesaktian Pancasila di Museum Pancasila Sakti
FOTO: Memperingati Hari Kesaktian Pancasila di Museum Pancasila Sakti

Museum Pancasila Sakti menjadi saksi bisu dari G30S/PKI.

Baca Selengkapnya
Peristiwa Padang Area, Perjuangan Rakyat Padang Melawan Sekutu dalam Mempertahankan Kemerdekaan
Peristiwa Padang Area, Perjuangan Rakyat Padang Melawan Sekutu dalam Mempertahankan Kemerdekaan

Di Kota Padang, terjadi peristiwa bersejarah pada 27 November 1945 di sebuah sekolah bernama Sekolah Teknik Simpang Haru.

Baca Selengkapnya
Kisah Heroik Usman dan Harun, Prajurit TNI AL yang Dieksekusi Mati di Singapura
Kisah Heroik Usman dan Harun, Prajurit TNI AL yang Dieksekusi Mati di Singapura

Usman dan Harun gagal dalam pelariannya usai meledakkan Hotel Mac Donald House.

Baca Selengkapnya
FOTO: Aksi Kamisan ke-815 Peringati 26 tahun Tragedi Mei 1998 di Seberang Istana Merdeka
FOTO: Aksi Kamisan ke-815 Peringati 26 tahun Tragedi Mei 1998 di Seberang Istana Merdeka

Aksi Kamisan ke-815 sekaligus memperingati 26 Tahun tragedi kerusuhan yang terjadi pada 13-15 Mei 1998.

Baca Selengkapnya
Peristiwa 13 November:  Tragedi Semanggi 1 yang Menewaskan 17 Orang, Ini Sejarah dan Latar Belakangnya
Peristiwa 13 November: Tragedi Semanggi 1 yang Menewaskan 17 Orang, Ini Sejarah dan Latar Belakangnya

Hari ini, 13 November pada tahun 1998 silam, terjadi demonstrasi besar-besaran di kawasan Semanggi, Jakarta.

Baca Selengkapnya
Tragedi Talangsari Pecah 7 Februari 1989
Tragedi Talangsari Pecah 7 Februari 1989

Awal mula peristiwa Talangsari dipicu oleh semakin kuatnya doktrin pemerintahan Soeharto tentang asas tunggal Pancasila.

Baca Selengkapnya
Kisah Umat Islam Tanah Air di Balik Agresi Militer Belanda I, Perang saat Puasa sambil Dihujani Timah Panas dan Bom
Kisah Umat Islam Tanah Air di Balik Agresi Militer Belanda I, Perang saat Puasa sambil Dihujani Timah Panas dan Bom

Pada 1947, umat islam Tanah Air berperang melawan Belanda pada hari ketiga puasa.

Baca Selengkapnya
Mengenang Tragedi Rumoh Geudong, Tindak Pelanggaran HAM Berat Masa Konflik Aceh
Mengenang Tragedi Rumoh Geudong, Tindak Pelanggaran HAM Berat Masa Konflik Aceh

Peristiwa kelam ini cukup memberikan luka mendalam bagi masyarakat Aceh yang dilakukan oleh aparat TNI di era konflik Aceh.

Baca Selengkapnya