Kisah Mbah Kalap Sang Penyelamat Nyawa, Siap Menyelam di Kali Jagir Surabaya Demi Amankan Orang Bunuh Diri
Mbah Kalap pernah identik dengan Sungai Jagir di Surabaya. Ia penyelam handal untuk menyelamatkan banyak nyawa di tahun 1970-1980 silam
Mbah Kalap pernah identik dengan Sungai Jagir di Surabaya. Ia penyelam handal untuk menyelamatkan banyak nyawa di tahun 1970-1980 silam
Kisah Mbah Kalap Sang Penyelamat Nyawa, Siap Menyelam di Kali Jagir Surabaya Demi Amankan Orang Bunuh Diri
Mbah Kalap adalah penyelamat nyawa di Kali Jagir, Kota Surabaya era 1970-1980 silam. Namanya abadi sampai sekarang, karena siap menyelam untuk menolong orang yang hendak bunuh diri atau terseret di anak Sungai Brantas itu.
Sosok Mbah Kalap diceritakan mampu menyelam secara handal ke dasar sungai untuk menyelamatkan para korban. Bahkan, ia mampu tak muncul ke permukaan selama satu sampai dua jam tanpa alat bantu pernapasan.
-
Mengapa Mbah Lurah Salekan terkenal di Blora? Waktu itu ia cukup berani melawan penjajah Belanda.
-
Dimana Kubur Kalang berada? Kukur Kalang ditemukan di Desa Kawengan, Kecamatan Kedewan, Kabupaten Bojonegoro.
-
Siapa pelopor Kecap Majalengka? Pelopornya adalah H. Saad, yang pada 1940 membuat usaha kecap untuk mengenalkan potensi kuliner yang ada di Majalengka.
-
Siapa sesepuh yang babat alas di Kaliasin? Mengutip Instagram @lovesuroboyo, ia adalah sesepuh yang melakukan babat alas di wilayah Kaliasin, Kota Surabaya.
-
Bagaimana cara menuju ke Kubur Kalang? Untuk menuju ke kawasan Kubur Kalang, harus melewati jalan setapak menuju hutan jati yang hanya bisa ditempuh dengan kendaraan roda dua. Memasuki kawasan hutan jati tersebut kendaraan harus berhenti dan dilanjutkan dengan jalan kaki karena kontur tanah berupa lereng pegunungan.
-
Siapa cicit Mbah Kholil Bangkalan? Profil Ra Lilur merupakan putra dari Kiai Ahmad Tamyiz dan Nyai Romlah. Ibunya merupakan cucu Mbah Kholil Bin Abdul Lathif Bangkalan.
Saking berjasanya, ia pernah dianugerahi penghargaan oleh kepolisian di Surabaya sebagai sosok penyelamat di pintu air Jagir. Sosok Mbah Kalap kini menjadi cerita di masa sekarang berkat jasanya menolong banyak jiwa.
Foto: Surabaya Historical
Sosok Asli Mbah Kalap
Mengutip laman Surabaya Historical, sosok Mbah Kalap digambarkan sebagai pria paruh baya berhidung pesek dan tanpa belahan di bibir atas. Ia juga diketahui mempunyai tumit rata di kakinya.
Dalam pemberitaan media massa lokal kala itu, Mbah Kalap disebutkan bernama S. Kahar Supardi. Ia tinggal tak jauh dari pintu air Jagir atau Dam Jagir yang bermuara ke Sungai Brantas.
Mbah Kalap sehari-hari memantau pintu air, termasuk mencegah orang yang hendak bunuh diri atau menyelamatkan anak yang terseret sungai.
Foto Mbah Kalap saat menyelamatkan anak tenggelam (laman Surabaya Historical)
Jadi Pembantu Polsek Wonokromo
Selain memantau pintu air, Mbah Kalap juga menjadi pembantu di Polsek Wonokromo. Polisi pun tidak kesulitan saat terjadi kecelakaan di sungai besar itu.
Sehari-hari ia tinggal bersama sang istri, Ni Sumarni, dan banyak membantu masyarakat terkait kejadian di sungai.
Penamaan Mbah Kalap konon diberikan oleh warga Surabaya sebagai bentuk penghargaan dari bahasa “Suroboyoan” yang berarti hilang misterius atau penguasa sungai.
Cara Mbah Kalap Selamatkan Nyawa
Ada dua cara yang biasa dilakukan Mbah Kalap untuk menyelamatkan nyawa di Sungai Jagir. Pertama, ia akan menceburkan diri ke Sungai Jagir dan mencari di sekitar permukaan. Jika belum ditemukan, ia akan menyelam dan mencari di dasar sungai sampai ditemukan.
Seperti yang pernah terjadi, Mbah Kalap pernah menolong seseorang yang menceburkan diri ke sungai.
Tanpa berpikir panjang, ia menceburkan diri ke titik tersebut dan menyelam selama dua jam tanpa keluar air. Akhirnya korban ditemukan dalam keadaan selamat.
Metode kedua, Mbah Jagir akan berkomunikasi dengan makhluk halus dan hewan buaya yang dahulu mendiami sungai tersebut.
Mbah Kalap lantas meminta disediakan kemenyan, kembang, merang, tikar serta bantal dan mengevakuasi korban yang meninggal.
Dapat Penghargaan
Jasanya yang besar dalam menyelamatkan warga Surabaya membuat Mbah Kalap sering menerima penghargaan.
(Foto: Mbah Kalap dan istri)
Penghargaan datang dari anggota keluarga yang anaknya hampir tenggelam maupun dari pihak kepolisian secara langsung.
Salah satu yang terkenal adalah penghargaan dari kepolisian di Surabaya saat ia berhasil menyelamatkan seseorang yang tenggelam di Sungai Jagir. Kejadian itu berlangsung pada 1975 dan diserahkan oleh Komandan Kepolisian Besar Resor Kota Besar Surabaya.
Pintu Air Jagir yang Melegenda
Mengutip laman Budaya Indonesia, Pintu Air Jagir yang tembus ke Sungai Brantas memiliki nilai sejarah di Surabaya. Bendungan yang terletak persis di Jalan Jagir Wonokromo, tak jauh dari Stasiun Wonokromo dan PDAM Kota Surabaya.
Pintu air ini dibangun di masa kolonial Belanda pada tahun 1879. Secara fungsi, dam ini digunakan untuk mengatur debit air dari Sungai Brantas yang masuk ke Sungai Jagir.