Potret Kapal Perang Malahayati Kirim Kebutuhan Pokok ke Masalembo, Butuh Waktu 14 Jam
Merdeka.com - Cuaca buruk beberapa pekan terakhir menyebabkan masyarakat di Kepulauan Masalembo, Kabupaten Sumenep, Jawa Timur tidak bisa pergi ke daratan untuk membeli berbagai kebutuhan pokok. Akibatnya, terjadi kelangkaan sejumlah kebutuhan pokok di sana. Cuaca buruk membuat kapal pengangkut barang dan kapal penumpang tidak berlayar.
Merespons permasalahan tersebut, Pemerintah Kabupaten (Pemkab) Sumenep mengajukan permohonan bantuan kepada Gubernur Jawa Timur agar dapat mengirim sejumlah kebutuhan pokok masyarakat.
Permintaan itu direspons Pemprov Jatim dengan mengirim bantuan kebutuhan pokok ke Kepulauan Masalembo menggunakan Kapal Perang Republik Indonesia (KRI) Malahayati.
-
Kapan kapal itu tenggelam? Kapal yang berpenumpang 37 orang dan bermuatan ikan ini dikabarkan terbalik saat mengalami cuaca buruk di Perairan Selayar,' ujarnya melalui keterangan tertulisnya, Selasa (12/3).
-
Kapan kapal tersebut tenggelam? Lempengan-lempengan yang diukir dari marmer Purbeck ini merupakan muatan kapal karam bersejarah tertua di Inggris yang tenggelam di lepas pantai Dorset pada masa pemerintahan Henry III di abad ke-13, seperti dikutip dari Ancient Origins, Jumat (14/6).
-
Kenapa kapal itu tenggelam? Namun saat berada di 52 NM dari Pelabuhan Benteng, Kabupaten Kepulauan Selayar, kapal tersebut dihantam cuaca buruk. 'Kapal yang berpenumpang 37 orang dan bermuatan ikan ini dikabarkan terbalik saat mengalami cuaca buruk di Perairan Selayar,' ujarnya melalui keterangan tertulisnya, Selasa (12/3).
-
Kenapa kapal Kanaan itu tenggelam? 'Kapal tersebut tampaknya tenggelam dalam kondisi kritis. Kemungkinan karena badai atau upaya serangan pembajakan di Akhir Zaman Perunggu.'
"Bantuan berangkat dari Dermaga Koarmada II, Ujung, Surabaya, Rabu (1/3)," tutur Komandan Kodim (Dandim) 0827 Sumenep Letkol Czi Donny Pramudya Mahardi di Sumenep, Kamis (2/3/2023).
Dampak Cuaca Buruk
©2012 Merdeka.com/Shutterstock/James Thew
Selama tiga pekan terakhir, cuaca buruk terjadi di beberapa wilayah Jawa Timur, salah satunya Kabupaten Sumenep. Pada daerah kepulauan dampak cuaca buruk semakin terasa, sebagaimana yang dialami masyarakat Kepulauan Masalembo.
Angkutan laut darat daratan Sumenep menuju kawasan kepulauan terhenti. Hal ini menyebabkan pasokan kebutuhan pokok dari daratan ke Kepulauan Masalembo juga terhenti.
Berdasarkan catatan Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Pemkab Sumenep, sebanyak 9.410 Kepala Keluarga (KK) terdampak bencana alam tahunan di Kepulauan Masalembo.
"Pemkab Sumenep mengajukan permohonan kepada Gubernur Jatim untuk menyalurkan bantuan pangan berupa beras cadangan pemerintah ke Kepulauan Sumenep dan kebutuhan sembako lainnya dengan menggunakan kapal TNI AL," jelas Donny, dikutip dari Antara.
Adapun bantuan yang diserahkan kepada masyarakat Kepulauan Masalembo meliputi beras 10 ton, sarden 700 kaleng, gula 5 ton, mi instan 10.000 bungkus, dan minyak goreng ukuran 2 liter 1.000 kemasan.
"Yang paling pokok upaya kita adalah bahwa kita masih bisa mengatasi segera kesulitan yang saat ini darurat terjadi di Masalembo," ujarnya.
Butuh 14 Jam, Tak Bisa Berlabuh
©2023 Merdeka.com/Instagram @khofifah.ip
Sebelumnya, Komandan KRI Mahalayati Letkol Laut (P) Fuad Hasan memperkirakan pengiriman bantuan sembako ke Kepulauan Masalembo bakal membutuhkan waktu tempuh selama 14 jam dikarenakan cuaca buruk.
"Sekitar pukul 07.00 WIB tadi, kapal sudah tiba di Masalembo. Akan tetapi tidak bisa bersandar ke dermaga karena cuaca tidak bersahabat, sehingga sembako bantuan untuk masyarakat harus diangkut menggunakan perahu," jelas Fuad.
KRI Malahayati menjadi kapal pertama yang berangkat menyalurkan bantuan untuk mengatasi krisis pangan yang diakibatkan cuaca buruk di Kepulauan Masalembo, Kabupaten Sumenep.
Setelah pengiriman pertama ini, rencananya masih ada sekitar 20 ton sembako yang akan dikirim ke Kepulauan Masalembo. (mdk/rka)
Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya
Peristiwa itu mengakibatkan sebagian dari 16 ton beras buloh terendam air.
Baca SelengkapnyaKapal kargo yang dinahkodai Kapten Pattahudin itu karam dan tenggelam saat hendak berlabuh di Pelabuhan Tenau Kupang.
Baca SelengkapnyaKapal pengangkut barang, KM Lintang Timur Selatan, karam di Selat Malaka, Senin (31/7) sekitar pukul 07.30 WIB. Sebelas awaknya pun hilang.
Baca SelengkapnyaKapal itu itu membawa 50 kota suara, 40 bilik suara, serta 1 kardus C hasil dari 10 TPS.
Baca SelengkapnyaKapal yang memuat 40 ton beras dan 30 tabung elpiji tenggelam usai dihantam ombak saat berada di Perairan Selayar.
Baca SelengkapnyaSebagai pelaut mereka memiliki banyak tantangan yang harus dihadapi di laut lepas.
Baca SelengkapnyaPotret kehidupan nelayan di tengah laut saat mencari ikan. Terombang-ambing saat hujan badai.
Baca SelengkapnyaPetugas mengakui proses distribusi surat suara ke Pulau Mentawai penuh perjuangan.
Baca SelengkapnyaPengiriman bantuan kepada masyarakat di Papua Tengah dilakukan secara bertahap.
Baca SelengkapnyaJumlah logistik yang didistribusikan sebanyak 205 kotak suara dan 51.305 plus dua persen surat suara
Baca SelengkapnyaKapal tersebut berangkat dari Pelabuhan Brondong, Lamongan, Jawa Timur.
Baca SelengkapnyaDua kapal pengangkut BBM tujuan Mentawai terdampar di Pantai Padang setelah terseret ombak dari kawasan Batang Harau.
Baca Selengkapnya