Sejarah 8 Oktober: Peresmian Stasiun Jakarta Kota oleh Pemerintah Hindia Belanda
Merdeka.com - Stasiun Jakarta Kota (JAKK), atau yang juga dikenal dengan nama Stasiun Beos adalah stasiun kereta api terbesar yang ada di Indonesia. Stasiun Jakarta Kota mempunyai ketinggian 4 mdpl dan memiliki 12 jalur kereta api. Hingga kini, Stasiun Jakarta Kota masih beroperasi dan dipenuhi sesak oleh para penumpang yang berkomuter setiap harinya.
Stasiun Jakarta Kota memiliki nama asli Stasiun Batavia-benedenstad dan sejak zaman pendudukan Jepang, mulai menggunakan nama Djakarta. Stasiun Jakarta Kota adalah stasiun yang bangunannya ditetapkan sebagai Bangunan Stasiun Cagar Budaya Berdasarkan SK Gubernur No. 475 Th. 1993, 29 Maret 1993; dan SK Menbudpar No: PM.13/PW.007/MKP/05, 25 April 2005.
Stasiun Jakarta Kota adalah stasiun type Terminus atau stasiun akhir, dan tidak mempunyai kelanjutan jalur rel kereta api. Di sebelah timur stasiun Jakarta Kota, terdapat Dipo Kereta yang digunakan untuk menyimpan dan melakukan perawatan kereta api jarak jauh. Stasiun Jakarta Kota diresmikan oleh Gubernur Jenderal Hindia Belanda, jhr. A.C.D. de Graeff pada hari ini, tanggal 8 Oktober 1929.
-
Kapan Stasiun Binjai dibangun? Konon stasiun ini dibangun sekitar tahun 1887.
-
Kapan Stasiun Tanjung Priok pertama kali dibangun? Mengutip buku Informasi Perkereta Apian 2014 oleh Departemen Perhubungan (Dephub), stasiun ini awalnya untuk menunjang perekonomian Batavia abad ke-19.
-
Di mana lokasi Stasiun Tanjung Priok yang dibangun pada tahun 1910? Pada awal 1900-an, pemerintah sudah menyiapkan lokasi untuk stasiun Tanjung Priok baru. Titiknya tak jauh dari lokasi lama, alias hanya bergeser di dekat gudang barang.
-
Kapan Stasiun Bedono diresmikan? Dilansir dari kanal YouTube Jejak Tempo Doeloe, Stasiun Bedono dibangun pada 1873 dan diresmikan pada 29 Januari 1905.
-
Kapan Stasiun Bandung dibangun? Mengutip Wikipedia, Stasiun Bandung yang dibangun tahun 1884 ini punya gaya khas Eropa kental.
-
Dimana Stasiun Binjai berada? Sampai detik ini, stasiun yang berada di Jalan Ikan Pasu, Kecamatan Binjai Timur ini masih berfungsi dilewati kereta api setiap hari namun tak sebanyak stasiun-stasiun lainnya.
Berikut sejarah lengkapnya.
Sejarah Deretan Nama Stasiun Jakarta Kota
Saat ini dikenal sebagai stasiun Jakarta Kota, stasiun ini juga memiliki nama lain yaitu stasiun Beos. Beos merupakan kependekan dari Bataviasche Ooster Spoorweg Maatschappij (Maskapai Angkutan Kereta Api Batavia Timur), yang berada di lokasi yang sama sebelum dibongkar, dilansir dari laman heritage.kai.id. Ini adalah perusahaan kereta api swasta yang menghubungkan Batavia dengan Kedunggedeh.
Sementara menurut versi lainnya, Beos berasal dari kata Batavia En Omstreken (Batavia dan Sekitarnya) yang berasal dari fungsi stasiun sebagai pusat transportasi kereta api yang menghubungkan Kota Batavia dengan kota lain seperti Bekassie (Bekasi), Buitenzorg (Bogor), Parijs van Java (Bandung), Karavam (Karawang), dan lain-lain.
Selain dikenal dengan nama stasiun Beos, stasiun Jakarta Kota juga memiliki sebutan lain yakni, Batavia Zuid yang berarti Stasiun Batavia Selatan. Nama ini muncul pada akhir abad ke-19, karena Batavia memiliki stasiun kereta api Batavia Noord (Batavia Utara yang yang terletak di sebelah selatan Museum Sejarah Jakarta sekarang).
Batavia Noord pada awalnya merupakan milik perusahaan kereta api Netherland Indische Spoorweg Maatschappij (NIS) dan merupakan terminal untuk jalur Batavia - Buitenzorg (Jakarta – Bogor), yang pada tahun 1913 jalur Batavia – Buitenzorg ini dijual kepada pemerintah Hindia Belanda dan dikelola oleh Staats Spoorwegen (SS).
Peresmian Stasiun Jakarta Kota pada 8 Oktober 1929
Pada awalnya, Batavia Zuid (Batavia Selatan) dibangun sekitar tahun 1870 dan kemudian ditutup pada tahun 1926 untuk renovasi menjadi bangunan yang sekarang ini. Pembangunan tersebut selesai pada 19 Agustus 1929 dan secara resmi digunakan sebagai stasiun pada 8 Oktober 1929.
Acara peresmian Satsiun Jakarta Kota dilakukan secara besar-besaran pada 8 Oktober 1929, dengan upacara penanaman kepala kerbau oleh Gubernur Jendral Hindia Belanda saat itu, jhr. A.C.D. de Graeff, yang berkuasa pada tahun 1926 – 1931.
Stasiun Jakarta Kota sendiri adalah karya besar arsitek Belanda kelahiran Tulungagung, Frans Johan Louwrens Ghijsels, yang dikenal dengan ungkapan Het Indische Bouwen yakni perpaduan antara struktur dan teknik modern barat dipadu dengan bentuk-bentuk tradisional setempat.
Dengan balutan art deco yang kental, rancangan Ghijsels terkesan sederhana namun tetap bercita rasa tinggi. Sesuai dengan filosofi Yunani Kuno, kesederhanaan adalah jalan terpendek menuju kecantikan. Siluet stasiun Jakarta Kota dapat dirasakan melalui komposisi unit-unit massa dengan ketinggian dan bentuk atap berbeda.
Unit-unit massa Stasiun Jakarta Kota terbagi dalam beberapa bagian yaitu unit massa kepala; unit massa sayap, gerbang masuk utama dan peron; unit massa menara (utama/depan, samping, dan gerbang samping). Konfigurasi massa bangunan linier secara keseluruhan membentuk huruf “T”. (mdk/edl)
Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya
Sekilas tentang Stasiun Tanjung Priok yang konon atapnya terinspirasi dari stasiun besar di Amsterdam.
Baca SelengkapnyaDulunya stasiun ini berada di tengah kawasan perkebunan kopi
Baca SelengkapnyaPembangunannya tidak berjalan mulus dan memakan waktu yang cukup lama lantaran kondisi keamanan yang masih sangat rawan.
Baca SelengkapnyaKantor pos ini dahulu jadi tempat perputaran informasi tentang kondisi seluruh wilayah Indonesia di masa penjajahan Belanda.
Baca SelengkapnyaStasiun Binjai, salah satu peninggalan zaman Belanda yang masih kokoh dan berfungsi dengan baik.
Baca SelengkapnyaSalah satu bangunan peninggalan DSM yang sampai sekarang masih berdiri kokoh adalah Stasiun Medan
Baca SelengkapnyaPernah menjadi stasiun kereta api barang terbesar di Nusantara, kini justru jadi bangunan terbengkalai.
Baca SelengkapnyaPemerintah VOC, kongsi dagang Hindia-Belanda, membangun sarana kereta api untuk pengiriman hasil tani yang kemudian akan diperdagangkan.
Baca SelengkapnyaJarak Jakarta-Surabaya dapat ditempuh dalam waktu 11 jam. Tak jauh berbeda dengan waktu tempuh kereta api saat ini.
Baca SelengkapnyaSalah satu moda transportasi darat yang digandrungi oleh sebagian masyarakat untuk pergi ke luar kota adalah kereta api.
Baca SelengkapnyaSejak Tsunami Aceh 2004, bangunan stasiun ini hilang dan berubah menjadi taman kota.
Baca SelengkapnyaSebuah jembatan kereta api yang membentang di atas jalur kereta api dibangun pada tahun 1929 untuk menghubungkan jalur kereta Batavia-Surabaya.
Baca Selengkapnya