Sejarah Pelabuhan Canggu, Pintu Gerbang Menuju Kerajaan Majapahit
Merdeka.com - Majapahit merupakan kerajaan terbesar yang pernah berkuasa di wilayah Indonesia. Namun keruntuhannya meninggalkan jejak misteri yang tak kalah besarnya.
Banyak misteri seputar Majapahit yang belum terkuak. Salah satunya mengenai pelabuhan yang besar perannya bagi sebuah peradaban agung. Dalam sejarahnya, Majapahit punya sebuah pelabuhan bernama Canggu.
Kini ia merupakan sebuah desa yang terletak tak jauh di utara Kota Mojokerto. Bisa dikatakan dulunya pelabuhan ini merupakan pintu gerbang menuju pusat Kerajaan Majapahit.
-
Mengapa Desa Bejijong disebut Kampung Majapahit? Desa Bejijong di Kecamatan Trowulan, Kabupaten Mojokerto, Jawa Timur diduga kuat merupakan lokasi ibu kota Kerajaan Majapahit pada masa silam. Kini, desa ini merupakan kawasan konservasi warisan Majapahit dan pariwisata strategis.
-
Apa peran Pelabuhan Muara di masa lampau? Pelabuhan Muara atau Muaro memiliki peran penting dan menjadi pelabuhan tertua di Kota Padang. Pelabuhan ini dibangun di sebuah kawasan yang secara tradisi telah dimanfaatkan oleh masyarakat sekitar untuk tempat bersandarna kapal-kapal lokal.
-
Dimana lokasi pelabuhan Cirebon tempo dulu? Gambar: bekas pelabuhan Muara Jati Cirebon yang dulu jadi salah satu pemasok rempah.
-
Apa nama pedukuhan Probolinggo zaman Majapahit? Seiring berjalannya waktu, daerah yang merupakan kawasan perbatasan dua kerajaan besar ini berkembang pesat. Sejarah Pada zaman Pemerintahan Prabu Radjasanagara (Sri Nata Hayam Wuruk), raja Majapahit yang ke IV (1350-1389), Probolinggo dikenal dengan nama Banger.
-
Mengapa Situs Candi Negeri Baru dikaitkan dengan Majapahit? Sehingga tak heran bahwa keberadaan situs di Desa Negeri Baru, Ketapang, langsung dikaitkan dengan Kerajaan Majapahit.
-
Bagaimana Pelabuhan Muara berkembang? Dalam sejarahnya, pelabuhan ini telah mengalami beberapa kali perbaikan dan perluasan di bagian dermaganya. Selain itu, beberapa fasilitas di tempat ini juga dilengkapi dengan gudang, kantor Syahbandar, hingga menara suar.
Bahkan keberadaan Pelabuhan Canggu konon lebih tua dari pada peradaban Majapahit itu sendiri. Lalu seperti apa sejarahnya?
Sejarah Pelabuhan Canggu
©kemdikbud.go.id
Dilansir dari Kemdikbud.go.id, Pelabuhan Canggu sudah ada sebelum Kerajaan Majapahit dibangun. Beberapa orang mengatakan bahwa Pelabuhan Canggu didirikan oleh Raja Wisnuwardhana dari Kerajaan Singasari sekitar tahun 1271 Masehi.
Pelabuhan Canggu punya beragam fungsi, salah satunya adalah sebagai pusat ekonomi dan bisnis. Banyak saudagar dari bangsa asing yang datang ke pelabuhan itu demi kepentingan dagang. Salah satu dari mereka adalah Cheng Hwe, seorang pebisnis ulung muslimah dari Tiongkok.
Pada era kejayaannya, Pelabuhan Canggu menjadi titik temu pedagang antar bangsa, khususnya pada zaman Kerajaan Majapahit. Selain memiliki fungsi dagang, Pelabuhan Canggu juga menjadi salah satu tempat prostitusi kuno, pangkalan militer, serta pelabuhan bea cukai.
Bukti Keberadaan Pelabuhan Canggu
Foto: Youtube/Andaka TV ©2023 Merdeka.com
Bukti keberadaan Pelabuhan Canggu dapat dilihat dari Prasasti Canggu. Dalam prasasti itu disebutkan ada 33 desa yang menjadi tempat penyeberangan di tepi Sungai Bengawan Solo dan 44 desa di tepi Sungai Brantas.
Dari berbagai desa itu ada beberapa tempat yang berkembang menjadi pelabuhan sungai yang besar antara lain Canggu, Bubat, dan Terung.
Saat itu, Sungai Brantas menjadi salah satu jalur perdagangan dari pesisir laut menuju kawasan pedalaman Pulau Jawa. Apalagi sungai ini memiliki banyak percabangan menuju kawasan hilir di antaranya Sungai Porong dan Sungai Kalimas.
Jejak Kejayaan yang Hilang
©2018 Merdeka.com/Iqbal S Nugroho
Kini, Pelabuhan Canggu hanya menyisakan sebuah jejak kejayaan yang hilang. Di bekas pelabuhan ini kini telah dipenuhi permukiman penduduk yang ramai. Pemukiman itu dikenal dengan nama Desa Pelabuhan untuk menandakan bahwa di sana dulu pernah ada pelabuhan yang besar.
Bekas lokasi tersebut berada di titik pecahan Sungai Brantas yang menjadi dua aliran, di mana ke arah utara menjadi Sungai Kalimas yang bermuara di Kalimas, Surabaya, sedangkan ke arah timur menjadi Sungai Porong yang bermuara di Banger, Pasuruan. (mdk/shr)
Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya
Pesona sejarah, alam, dan budaya membuat wisatawan merasakan kemegahan masa lampau sekaligus keceriaan masa kini
Baca SelengkapnyaMasih ada sebuah desa yang dijuluki sebagai 'Kampung Majapahit' lantaran memiliki corak bangunan yang begitu khas.
Baca SelengkapnyaPada masa lalu, Kalimas adalah pintu gerbang menuju ibu kota Kerajaan Majapahit di Trowulan Mojokerto.
Baca SelengkapnyaPelabuhan menjadi tempat paling penting dalam distribusi komoditas dan berlangsungnya proses jual beli pada tempo dulu.
Baca SelengkapnyaGunungkidul konon dulu menjadi tempat yang nyaman bagi manusia purba
Baca SelengkapnyaPulau Jawa adalah pusat kepadatan penduduk dan aktivitas ekonomi negara Indonesia.
Baca SelengkapnyaBegini cerita awal pelabuhan Merak yng dipakai Belanda untuk meredam pemberontakan rakyat.
Baca SelengkapnyaPenemuan candi ini begitu misterius karena tidak ada bukti mengenai siapa yang membangun dan kapan dibangun.
Baca SelengkapnyaPada masanya pelabuhan-pelabuhan itu ramai oleh aktivitas perdagangan. Sekarang beberapa di antaranya telah hilang karena proses alam.
Baca SelengkapnyaSejak puluhan abad silam, daerah ini sudah jadi wilayah penting bagi kehidupan masyarakat.
Baca SelengkapnyaBerusia lebih dari 650 tahun, gapura ini masih berdiri megah hingga sekarang
Baca SelengkapnyaDi balik hingar bingarnya, Cakung menyimpan banyak kisah unik yang jarang diketahui.
Baca Selengkapnya