Syair 'Caca Aghuna' Madura Berisi Nasihat, Mengajarkan agar Tak Berperilaku Sombong
Lagu daerah yang popular di Madura ini ternyata memiliki nasihat yang terkandung di dalamnya.
Lagu daerah yang popular di Madura ini ternyata memiliki nasihat yang terkandung di dalamnya.
Syair 'Caca Aghuna' Madura Berisi Nasihat, Mengajarkan agar Tak Berperilaku Sombong
Apa Itu Syair 'Caca Aghuna' Madura?
Pada setiap lagu daerah semestinya memiliki nilai yang terkandung di dalamnya. Salah satunya adalah lagu Caca Aghuna yang berasal dari Madura. Sebelum membahas mengenai nilai yang terkandung pada syair ini, perlu diketahui bahwa masyarakat Madura sangat menjunjung tinggi tata krama. Entah itu dalam berperilaku atau saat berbicara dengan orang lain apalagi dengan orang tua. Hal itu ditanamkan oleh orang tua kepada anak-anak untuk berbicara sopan kepada orang lain agar menjadi suatu kebiasaan yang baik.
-
Apa ciri khas dari pantun bahasa madura? Pantun Madura lebih dikenal dengan sebutan 'papareghan'. Papareghansendiri adalah satu di antara bentuk puisi lama yang terdiri dari dua 'paddha' (baris). Baris pertama pada pantun Madura disebut 'bhibidhan' (sampiran), sedangkan baris kedua disebut 'esse' (isi). Namun, ada pula yang jumlah barisnya seperti pantun umum, yakni empat baris.
-
Apa tema utama dari pantun lucu Madura? Pantun lucu Madura cukup unik karena bahasa Madura memiliki ciri khas kata dan pengucapan yang menarik. Selain itu, pantun ini juga memuat humor lucu yang menghibur.
-
Bagaimana Tari Jayengrana mengajak orang tidak sombong? Dari sosoknya yang gagah, namun memiliki gerakan yang lemah gemulai menandakan ada kekuatan besar yang ditahan agar tidak menimbulkan bencana. Ketika seseorang berhasil mencapai suatu kebahagiaan ada hal wajar saat berbangga hati.Namun hendaknya rasa bangga tersebut tidak diekspresikan secara berlebihan dan hanya sebatas motivasi diri agar terus berkembang. Hal paling berbahaya saat berlebihan dalam mengekspresikan diri adalah munculnya sifat sombong dan menganggap orang lain rendah dalam segala hal. Tarian Jayengrana pun mengajak siapapun yang menyaksikan penampulannya agar bisa menuangkan ekspresi kebahagiaan dan kebanggaan sebatas masih di dalam garis norma susila, agama dan sosial.
-
Bagaimana cara membuat pantun Madura lucu? Sapa rawa andhi’ ana’ma’ manes bibir babana.
-
Bagaimana penggunaan pantun bahasa madura di masa lampau? Zaman dahulu, papareghan digunakan sebagai penutur lisan untuk berkomunikasi.
-
Bagaimana kata-kata Jawa Kuno dijadikan petuah dan sindiran? Oleh karena itu, kata-kata Jawa Kuno cocok dijadikan petuah dan sindiran yang sulit dilupakan.
Mengutip laman jurnal umm.ac.id yang berjudul Nilai Sosial Masyarakat Madura dalam Kumpulan Syair Lagu Daerah Madur dari Putri Ambarwati, dikatakan bahwa melalui lagu pun masyarakat Madura menyelipkan nasihat. Hal ini bertujuan untuk menjadi pengingat agar selalu memperhatikan segala tingkah laku terhadap sesama.
Lagu Caca Aghuna memiliki sebuah nasihat untuk sesama agar tidak berperilaku sombong. Alangkah baiknya untuk berbicara dengan baik dan memberikan manfaat bagi sesama.
Syair Caca Aghuna
Ya’ tampar ya’ tampar (Ini tali, ini tali) Mulet nyono’ ka cengkol (Melingkar masuk ke siku) Mon lapar yu’ nono tela sapekol (Kalau lapar ayo bakar tela sepikul) Ka’ korang, ka’ korang, ka’ korang (Kak kurang, kak kurang, kak kurang) Mon coma neng sapekol (Kalau hanya tela sepikul) Arapa ma’ pada bongsombongan (Kenapa harus pada sombong sombongan) Acaca ta’ mambhu ongnaongan (Berbicara tak usah)
Lebbi becce’ caca seaghuna (Lebih baik berbicara yang berguna) Nyauwaghi ka jhuba’ panyana (Menjauhkan kejelekan) Arapa arapa, bhujung bada eroma (Kenapa, kenapa, bhujung ada di rumah) Acaca, acaca ngangghuya tatakrama (Berbicara, berbicara menggunakan tatakrama) Yu’ kanca kakabbhi, Yu’ kanca pada a alako se aghuna (Ayo berteman semua, Ayo berteman pada kegiatan yang berguna)
Fakta Syair Madura dan Madura
Mengutip laman jurnal umm.ac.id yang berjudul Nilai Sosial Masyarakat Madura dalam Kumpulan Syair Lagu Daerah Madur dari Putri Ambarwati, dikatakan, kebanyakan beranggapan orang Madura ialah orang-orang keras dan garang. Akan tetapi, lewat syair-syair yang dimiliki masyarakat Madura ini memberikan gambaran terhadap kehidupan mereka dengan tujuan untuk memperbaiki pandangan negatif dari masyarakat luar.
Selain itu, masyarakat Madura ternyata memiliki tingkatan bahasa yang terdiri dari tiga macam, yaitu: Bahasa Enja “ Iya (bahasa kasar), Enggih Enten (bahasa sedang tidak kasar/halus) dan Engghi Bunten (bahasa halus). Ketiganya digunakan masyarakat Madura saat berbicara sesuai dengan orang yang diajak bicara.Kepedulian masyarakat Madura terhadap sopan santun dalam berbicara memberikan efek yang baik bagi mereka. Apalagi anak-anak yang telah diajarkan sedari kecil. Maka akan bisa lebih menghargai orang lain dan begitu juga sebaliknya. Kepedulian dan kesopanan tak hanya berlaku di Madura saja tetapi dimanapun kita berasal kedua hal tersebut harus kita miliki sejak dini.