Mengenal Tari Petik Pari, Keceriaan Masyarakat Pacitan di Masa Panen
Merdeka.com - Masyarakat Jawa pada umumnya memiliki beragam acara untuk merayakan masa panen. Di Pacitan Jawa Timur ada tarian bernama Petik Pari. Tarian itu mewujud sebagai simbol kebahagiaan perayaan panen padi.
Sebagaimana perayaan musim panen umumnya, Tari Petik Pari juga menjadi simbol penghormatan kepada Dewi Sri atau Dewi Kesuburan. Tari Petik Pari sendiri sebenarnya merupakan karya tari kontemporer.
Diciptakan oleh seorang guru tari di Pacitan, Tari Petik Pari terinspirasi oleh kegiatan petani memanen padi di sawah.
-
Dimana Tari Pisang berasal? Tari Pisang merupakan tarian yang lahir dan populer di Desa Air Batu, Kecamatan Tanah Pemberap, Kabupaten Merangin, Provinsi Jambi.
-
Siapa pencipta Tari Batin? Diciptakan oleh Istri Pangeran Dirangkum dari beberapa sumber, Tari Batin diciptakan oleh seorang istri yang menjadi cikal bakal Batu Brak atau nenek dari Bapak Pangeran Suhaimi Gelar Sultan Lela Muda Pangeran Raja Selalau Pemuka Agung Dengian Paksi.
-
Apa itu tari tradisional? Tari tradisional adalah tarian yang berkembang dan dilestarikan secara turun temurun di suatu daerah tertentu. Tari tradisional merupakan bagian dari kebudayaan suatu daerah.
-
Siapa pencipta Tari Kukupu? Jika dilihat dari sejarahnya, seni Tari Kukupu mulanya diciptakan oleh dua maestro seni Sunda yakni Raden Tjetje Soemantri dan Tb Oemay Martakusumah.
-
Siapa pencipta Tari Tabut? Melansir dari artikel 'Tari Tabut Sebagai Manifestasi Budaya Masyarakat Kota Bengkulu' karya Syielvi Dwi Febrianti dkk, Tari Tabut ini diciptakan oleh Dindin, seniman tari yang ada di Bengkulu.
-
Siapa yang menciptakan tari tradisional? Tari tradisional adalah tari yang lahir, tumbuh, berkembang dalam suatu masyarakat yang kemudian diturunkan atau diwariskan secara terus menerus dari generasi kegenerasi.
Asal Mula Tari Petik Pari
2020 Merdeka.com/indonesiakaya.com
Dikutip dari indonesiakaya.com, Tari Petik Pari dikembangkan oleh seorang guru tari bernama Anang. Bersama istrinya Ia mengembangkan Sanggar Blarak Pacitan.
Mereka melatih tari pada ratusan anak-anak dan remaja di Kabupaten Pacitan. Beberapa tahun terakhir, keduanya semakin getol mengeksplorasi unsur budaya lokal untuk diangkat menjadi karya tari.
Tari Petik Pari adalah salah satu karya yang berakar dari budaya lokal masyarakat Jawa. Penciptaan Tari Petik Pari dicita-citakan bisa mewacanakan kembali betapa pentingnya prosesi memetik atau memanen padi dalam kebudayaan Jawa dan nusantara pada umumnya.
Sanggar Blarak Pacitan
2020 Merdeka.com/indonesiakaya.com
Anak-anak yang belajar di Sanggar Blarak Pacitan dilatih untuk mengeksplorasi gerakan-gerakan dasar tari. Menurut penjelasan Anang sebagaimana dikutip dari indonesiakaya.com, mereka yang beranjak dewasa dan mulai cakap ditugaskan untuk melatih adik-adik sanggar yang lebih muda. Selain itu, mereka juga dikirim ke sekolah-sekolah untuk melatih anak-anak di SD, SMP, bahkan SMA.
Menurut Anang, tugasnya sebagai seniman tari ialah menciptakan hiburan yang menarik. Kendatipun ia menggeluti dunia tari kontemporer, gerak-gerak tari yang diciptakannya banyak yang berpijak pada tradisi dan kebudayaan lokal. Tari Petik Pari sendiri mengejawantahkan nilai-nilai positif masyarakat Jawa yang berkultur agraris.
Pementasan Tari Petik Pari
2020 Merdeka.com/indonesiakaya.com
Tari Petik Pari dimainkan oleh lima orang penari. Teknisnya satu per satu penari naik ke atas panggung.
Ketika semuanya sudah di atas panggung, lima penari tersebut bergerak melingkar, memutar, dan kemudian berbaris lurus dengan gerak dasar tumit, tangan, serta pinggul.
Selanjutnya mereka berpencar dan membentuk setengah lingkaran. Dalam formasi inilah, para penari berjongkok dengan memeragakan gerakan memetik padi. Itulah gerakan utama dan Tari Petik Pari.
Dikutip dari indonesiakaya.com, kelima penari itu kemudian melakukan gerak saling berangkulan dan memainkan kaki. Mereka bergerak membentuk putaran kecil dan putaran besar di gerakan berikutnya.
Tarian ini ditutup dengan gerakan empat orang penari mengelilingi seorang penari dan kemudian berhenti pada posisi seolah-olah menyambut penonton.
Selamatan Petik Pari
2020 Merdeka.com/jatimnet.com
Tari Petik Pari merupakan salah satu bentuk selamatan di musim panen. Selamatan di musim panen sendiri sejatinya merupakan tradisi turun temurun dari nenek moyang masyarakat Jawa.
Dikutip dari mulok.library.um.ac.id, selamatan di musim panen bertujuan untuk mendapatkan keselamatan dalam mengerjakan lahan pertanian. Selain itu juga supaya padi-padi di sawah terhindar dari hama dan hasil panen kelak kualitasnya bagus dan melimpah.
Dalam acara selamatan biasanya disiapkan uborampe atau sesajian yang berisi kemenyan, kaca, sisir, pisang, bunga beraneka warna, ketan, benang, dan kapas. Selain itu, juga disiapkan tumpeng lengkap dengan lauk-pauk.
Semua bahan yang telah disiapkan akan dibawa ke sawah yang hendak dipanen padinya. Sesampainya di sawah, akan dibacakan mantra atau doa sesuai ajaran keagamaan yang dipercaya. Uborampe atau sesajian diletakkan di atas anyaman bambu.
Selanjutnya, potongan padi dari sawah yang hendak dipanen dibawa ke rumah si empunya hajat. Sampai di rumah, potongan padi itu kembali dibacakan doa atau mantra. (mdk/rka)
Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya
Tari Mbuah Page menjadi media untuk menyampaikan pesan kepada masyarakat terkait pesan yang baik bagi kehidupan sesama.
Baca SelengkapnyaRitual adat Dayak Ngampar Bide dalam kemeriahan Pekan Gawai Dayak
Baca SelengkapnyaKesenian banyak ditemukan di daerah Kalimantan Timur dari suku Dayak Benuaq dan Dayak Tunjung sebagai lambang kegembiraan dan juga ramah tamah.
Baca SelengkapnyaKesenian tradisional ini menggambarkan kehidupan masyarakat Padang Panjang yang bekerja sebagai petani.
Baca SelengkapnyaDalam panen raya tahun 2024 ini potensi bijih kopi mencapai 80-120 ton kopi.
Baca SelengkapnyaDi Provinsi Jambi terdapat sebuah kesenian tradisional sebagai ungkapan rasa syukur kepada nenek moyang yang telah dilakukan turun-temurun.
Baca SelengkapnyaJambi memiliki beragam kesenian tradisional yang sampai ini masih terus dilestarikan, salah satunya Tari Pisang.
Baca SelengkapnyaRitual yang biasa dilakukan petani di Bengkulu Selatan ini merupakan agenda wajib sebelum proses melakuan penanaman padi.
Baca SelengkapnyaTarian ini menggambarkan sosok perempuan yang agung dan mampu menjaga diri
Baca SelengkapnyaTari Penguton adalah tari yang tumbuh di Kayuagung dan kemudian menjadi tari penghormatan bagi tamu agung yang datang ke Komering Ilir.
Baca SelengkapnyaRatiban merupakan sebuah tradisi yang diwariskan secara turun-temurun oleh masyarakat Desa Pandansari, Kecamatan Paguyangan, Kabupaten Brebes.
Baca SelengkapnyaTari Erai-Erai dibawakan oleh remaja pada saat acara pernikahan atau ketika panen hasil bumi.
Baca Selengkapnya