Wabah PMK pada Ternak Makin Gawat, Kadin Jatim Usulkan Status KLB
Merdeka.com - Wabah penyakit kuku dan mulut (PMK) pada ternak semakin meluas di berbagai wilayah di Indonesia, tak terkecuali di Provinsi Jawa Timur (Jatim).
Kamar Dagang dan Industri (Kadin) Jatim meminta pemerintah segera menetapkan status kejadian luar biasa (KLB).
"Dengan penetapan status KLB, pemerintah memiliki tanggung jawab lebih serius karena penanganan kasus (PMK) ini payung hukumnya jelas," tutur Wakil Ketua Umum Kadin Jatim Bidang Pertanian dan Pangan, Dr Edi Purwanto di Surabaya, Minggu (12/6/2022).
-
Mengapa Kemenkes RI fokus pada patogen satwa? Bonanza menekankan bahwa patogen-patogen ini sering kali terkait dengan spesies satwa seperti kelelawar, primata, rodent, dan burung yang menjadi inang dan vektor penyebaran penyakit.
-
Kenapa demam berdarah jadi masalah di Indonesia? Demam Berdarah Dengue (DBD) merupakan salah satu penyakit yang banyak dialami oleh masyarakat Indonesia.
-
Bagaimana cara Pemkab Purwakarta mengatasi hama tikus? Dinas Pangan dan Pertanian Kabupaten Purwakarta, Jawa Barat, punya cara tak biasa untuk menghentikan hama tikus yang merugikan petani.Mereka menyebar pasukan burung hantu itu di area persawahan sebagai predator alami tikus.
-
Apa yang dilakukan Pemkab Purwakarta untuk mengatasi hama tikus? Mereka menyebar pasukan burung hantu itu di area persawahan sebagai predator alami tikus.
-
Apa yang viral di Jawa Timur? Viral Momen Murid Pindah Sekolah Ditangisi Teman Sekelas, Kisah di Baliknya Bikin Haru
-
Apa aja penyebab kambing Sumut bau prengus? Ada beberapa faktor yang dapat menyebabkan daging kambing menjadi berbau tersebut. Mari kita bahas beberapa faktor utama: 1. Sistem Pencernaan Kambing 2. Kualitas Makanan 3. Kondisi Kesehatan Kambing 4. Proses Penyembelihan 5. Penggunaan Antibiotik
Dosen Pascasarjana Universitas Brawijaya Malang itu mengungkapkan, penetapan status KLB membuat peternak yang selama ini menggantungkan pendanaan pada perbankan bisa memperoleh keringanan, misalnya terkait relaksasi cicilan.
"Saat ini bank-bank tidak berani mengeluarkan kebijakan relaksasi, karena tidak ada payung hukumnya. Bank-bank masih memperlakukan kredit dari para peternak seperti kondisi normal," jelasnya, dikutip dari Antara.
Dampak PMK
©2022 Merdeka.com/Arie Basuki
Pria yang akrab dipanggil Edi Ortega itu menceritakan keluh kesah para peternak yang setiap hari mendapati adanya ternak mati karena virus PMK. Selain korban PMK terus bertambah, kata Edi, saat ini wabah PMK sudah menyebar dan merata di semua daerah.
"Kondisi ini diperparah dengan persepsi masyarakat yang keliru mengenai daging sapi dan sejenis, menganggap daging ternak yang terkena PMK tidak aman dikonsumsi," ujarnya.
Akibatnya, harga ternak anjlok. Jika harga sapi biasanya Rp20 juta, di masa wabah PMK merebak seperti saat ini harganya turun drastis.
"Sapi yang normalnya seharga Rp20 juta, dengan adanya PMK bisa turun menjadi hanya Rp5 juta. Bahkan sapi yang sudah terkena PMK bisa dihargai Rp3 juta hingga Rp4 juta saja," imbuhnya.
Biaya Perawatan Ternak Sakit Tidak Kecil
©2022 Merdeka.com/Arie Basuki
Edi menegaskan, jika wabah PMK hanya ditangani seperti kejadian normal, maka korban ternak dan peternak terdampak semakin banyak.
Terlebih, saat ini peternak dihadapkan dengan masalah biaya untuk perawatan ternak yang sakit. Biaya yang dibutuhkan untuk merawat ternak sakit ini tergolong besar bagi mereka.
“Biaya suntik sapi yang terkena PMK bisa ratusan ribu. Kalau tidak didukung oleh pemerintah, khususnya pemerintah daerah, peternak akan semakin berat,” jelasnya.
Di desa-desa, kata dia, banyak masyarakat yang menggantungkan hidupnya pada hewan ternak. Oleh karena itu, jika wabah PMK tidak segera diatasi dengan serius dikhawatirkan menambah jumlah kemiskinan di Indonesia.
Posko Pusat Krisis
©2022 Merdeka.com/Iqbal S Nugroho
Wakil Ketua Umum Kadin Jatim Bidang Pertanian dan Pangan itu menyarankan pemerintah daerah membentuk posko pusat krisis di setiap kabupaten, bahkan kalau memungkinkan hingga ke tingkat kecamatan.
Dia menambahkan, posko pusat krisis ini harus melibatkan semua pihak, termasuk kalangan kampus untuk membantu konsolidasi penanganan secara menyeluruh.
"Tim dari pusat krisis juga bisa mengedukasi masyarakat dalam berbagai hal, termasuk pemahaman mengenai daging ternak yang terkena PMK aman dikonsumsi. Relawan pusat krisis juga bisa melakukan pendampingan psikologis pada masyarakat yang terguncang akibat wabah PMK," tandasnya. (mdk/rka)
Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya
Penyakit Mulut dan Kuku (PMK) pada hewan ternak menjadi ancaman bagi para peternak. Rupanya, penyakit itu bisa diobati dengan tanaman kangkung.
Baca SelengkapnyaPemprov Jateng menemukan hewan kurban terserang penyakit diare dan cacar.
Baca SelengkapnyaBanyak lahan persawahan menguning karena diserang hama wereng dan tikus.
Baca SelengkapnyaMasuknya virus flu babi ke Sulut karena ada unsur kelalaian manusia yang membawa ternak babi masuk ke Sulut melalui jalan tikus.
Baca SelengkapnyaKepada peternak, apabila ada ternak yang muncul gejala LSD, diimbau untuk segera dilakukan vaksinasi.
Baca SelengkapnyaKasus demam berdarah di Probolinggo merupakan yang tertinggi di Jawa Timur.
Baca SelengkapnyaKambing-kambing ini ditemukan sudah tak bernyawa dengan kondisi mata tercongkel dan kaki terpotong.
Baca SelengkapnyaUpaya yang dilakukan Kementan dengan mitigasi dan isolasi wilayah, serta menurunkan Tim kesehatan hewan ke lokasi untuk investigasi.
Baca SelengkapnyaHingga saat ini, Pemkab belum menetapkan status Kejadian Luar Biasa (KLB) penyakit antraks.
Baca SelengkapnyaKemenkes mulai melakukan surveilans untuk mewaspadai masuknya virus Nipah.
Baca SelengkapnyaBerdasarkan data SKPG Bapanas, Ibu Kota Nusantara masuk dalam kategori daerah rawan pangan.
Baca Selengkapnya