Better experience in portrait mode.
Iklan - Geser ke atas untuk melanjutkan

15 tahun melacak naskah asli Supersemar, ANRI berharap mukjizat

15 tahun melacak naskah asli Supersemar, ANRI berharap mukjizat Kepala Arsip Nasional RI, Mustari Irawan, saat menunjukkan salinan Supersemar yang tidak asli. ©2015 merdeka.com/imam buhori

Merdeka.com - Pria 56 tahun itu memasuki ruangan sambil menenteng beberapa map. Sulit membayangkan bahwa lembaran kertas di dalam map itu adalah petunjuk utama buat menuntaskan salah satu misteri politik terbesar sepanjang sejarah Indonesia. Yakni keberadan naskah asli Surat Perintah Sebelas Maret yang populer dengan akronim Supersemar.

"Untuk wawancara ini saya sengaja bawa beberapa salinan Supersemar yang kami punya," kata Mustari Irawan.

Mustari sekarang menjabat Kepala Arsip Nasional Republik Indonesia (ANRI). Satu-satunya lembaga pemerintah non-kementerian yang berkomitmen menguak fakta soal dokumen penting penanda akhir kekuasaan Presiden Soekarno itu. Khususnya karena ada mandat dari DPR mencari Supersemar pada 23 September 1998.

Pejabat karir yang sehari-hari tinggal di Tangerang, Banten ini menyatakan ANRI tidak pernah lelah mencari naskah asli Supersemar. Perburuan yang belum tuntas sejak tahun 2000 sampai sekarang, melibatkan wawancara puluhan orang diduga mengetahui keberadaannya.

"Pada periode 2000-2012 kami lebih intens, tetapi sampai sekarang kami masih melakukan pencarian terus," tutur pria berkacamata ini.

Sekadar mengingatkan, tepat pada hari ini, 49 tahun lampau, muncul selembar surat yang mengguncang jagat politik Indonesia. Di Istana Bogor, Presiden Soekarno yang sebetulnya sedang istirahat dari tugas kenegaraan, tiba-tiba menerbitkan instruksi tertulis kepada Panglima Komando Operasi Keamanan dan Ketertiban Soeharto.

Presiden konon membebaskan Soeharto untuk mengambil langkah apapun, demi menjaga stabilitas negara yang sedang goyah. Untuk diketahui, pada triwulan pertama 1966, Indonesia limbung karena pertikaian antar faksi di militer selepas terkuaknya G30S.

Sekilas cuma selembar surat, tapi inilah instruksi yang diartikan banyak pihak sebagai blangko kosong kekuasaan kepada Soeharto. Berkat instruksi tersebut, lahir Rezim Orde Baru setahun berikutnya.

Berbekal surat itu pula Soeharto membubarkan Partai Komunis Indonesia, serta mencokok beberapa menteri Soekarno karena dianggap terlibat G30S. Secara de facto, sehari setelah menerima Supersemar, Soeharto sudah memerintah Indonesia.

Beredar selentingan bahwa tiga jenderal yang awalnya menemui Soekarno untuk minta arahan pengamanan negara, turut kaget karena setelah dibaca seksama inti instruksi itu adalah pergantian kekuasaan.

Para jenderal saksi kunci penyusunan naskah Supersemar ini adalah Mayjen Basuki Rachmat, Brigjen Amir Mahmud, dan Brigjen Muhammad Jusuf. Tapi sebagian peminat sejarah mendapat informasi justru tiga jenderal itu memaksa Soekarno membuat Supersemar.

Di luar simpang siur informasi ini, faktanya selama Orde Baru berdiri antara 1967-1998, tak pernah jelas di mana naskah asli Supersemar. Raibnya Supersemar yang otentik memicu spekulasi, bahwa sebetulnya Soeharto melakukan kudeta karena mengendalikan pemerintahan tanpa restu Presiden Soekarno.

Didasari kisruh inilah, ANRI berikhtiar mencari naskah aslinya. Kalau perlu yang langsung ditulis tangan oleh Soekarno. Bahkan pernah ada sayembara, siapapun yang dapat memberikan naskah asli Supersemar akan memperoleh imbalan.

ANRI beralasan terlalu sayang bila arsip fundamental sejarah bangsa raib tanpa jejak. Selain itu, jika ditemukan, menurutnya akan lebih jelas apakah sebetulnya Indonesia pada periode 1965-1966 mengalami kudeta.

"Supersemar ini bisa kita lihat dari bermacam sudut pandang baik itu dari sudut hukum, dari sudut hukum ketatanegaraan. Tapi intinya naskah ini menandai pergantian kekuasaan," kata Mustari.

Berikut cuplikan wawancara Mustari soal perjuangan 15 tahun mencari Supersemar, kepada wartawan merdeka.com Anwar Khumaini dan Ardyan M. Erlangga, serta juru foto Imam Buhori yang menemuinya di Kantor ANRI, Jalan Ampera Raya, Jakarta Selatan, awal pekan ini.

Bisa diceritakan upaya ANRI mencari naskah Supersemar? Kabarnya ada yang mendekati asli?

Dari tahun 2000 sampai 2012 kami intens melakukan pencarian terus. Terakhir ini ada versi yang ketiga. Dalam arti yang kami lihat dan kami anggap itu kalau sudah dilihat fisik, sudah yakin 90 persen. Tapi naskah itu waktu ketemu belum kami uji lab. Naskah Supersemar itu kami peroleh dari Akademi Kebangsaan, yang dipimpin Dr Nuriwan. Diperoleh dari petilasan trowulan, di Mojokerto, Jawa Timur.

Naskah ini ditempelkan, digantung di dinding, tidak banyak orang tahu.

Kami lalu lakukan beberapa uji lab. Pertama kami lakukan uji ketebalan kertas. lalu kami bandingkan tanda tangan dokumen itu dengan 12 tanda tangan yang dibubuhkan Bung Karno selama 1966.

Pada saat itu kami belum yakin, kami kemudian minta ke puslabfor Polri untuk uji forensik.

Hasilnya apa?

Disimpulkan pertama, tanda tangan Soekarno di naskah Trowulan itu bukan tanda tangan yang satu tarikan. Itu menurut kajian polisi. Kedua dari kop, dari konten, dan kemudan tanda tangannya. Ternyata tanda tangan itu dibuat dalam saat bersamaan.

Tiga, naskah itu hasil cetakan. Kemudian kami patut menduga, ini tidak yang asli.

Karena kalau mengukur keaslian arsip itu ada tiga. Yang harus kita lihat pertama struktur, kedua konten, ketiga dari konteks.

Apa beda naskah Trowulan dari dua naskah Supersemar yang ditemukan sebelumnya?

Kertasnya agak panjang dia. Kami punya sebelumnya dari Pusat Penerangan Angkatan Darat, kami punya satu lembar. Kemudian dari satu arsip juga ditemukan pada 2012 itu hasil ketikan dari Sekretariat Negara.

Yang dari Puspen AD meragukan, margin kanannya sudah rata. Kemudian dari Setneg, ada dua lembar. Ini diketik. Makanya, saat ditemukan naskah ketiga di Trowulan ini jadi pertanyaan, apakah ini asli. Kami sudah sempat yakin karena bentuknya seperti ini (sambil menunjukkan sample naskah yang berlubang dimakan rayap-red).

Kenapa kami yakin yang ketiga yang dari petilasan, kami sudah yakin, tapi setelah dicek ketebalan kertas, dibandingkan kertas-kertas tahun itu, kami bandingkan, kemudian juga hasil dari uji forensik ternyata ini patut diduga hasil cetakan juga.

Ya mungkin ini kualitas cetakan pada masa itu. Untuk yang naskah dari Setneg sekarang di buku-buku sejarah sudah banyak.

Bagaimanapun, ketiga versi ini kami simpan di tempat yang terjaga.

kepala arsip nasional

ANRI sudah mewawancarai siapa saja untuk melacak Supersemar?

Kami selama 2000-2012 mempunyai program oral history, kami melihat semua sumber, mewawancarai tokoh-tokoh yang terlibat di dalamnya. Baik itu keluarga, kemudian anggota DPR, anggota Setneg seperti Pak Moerdiono (purnawirawan militer yang menyusun naskah pembubaran PKI-red), tokoh-tokoh angkatan 66.

Umumnya mereka tidak tahu persis, mereka hanya mendengar. Tidak pernah melihat langsung Supersemar.

Kami datangi setiap informasi. Bahkan pernah ada juga pegawai-pegawai di Kantor Sekretariat Presiden katanya ada. Ketika kami mengecek, ternyata arsip-arsip proses kegiatan presiden.

Kemudian, kami juga datangi keluarga empat tokoh yang bersentuhan langsung dengan Supersemar. Mulai dari M. Yusuf, Amir Machmud, Basuki Rahmat, dan satu lagi Maraden Panggabean.

Empat jenderal saksi kunci itu kini meninggal semua. Apa peluang mencari Supersemar asli mengecil?

Semuanya memang sudah tidak ada. Ini akan menyulitkan kami melacaknya di mana. Mudah-mudahan ada mukjizat dari Allah.

Apa karena itu pernah digelar sayembara bagi yang bisa menemukan Supersemar?

Itu bukan karena Supersemar saja. Dalam Undang-Undang juga diatur, bahwa bagi masyarakat yang concern dengan kearsipan akan kami lakukan penghargaan.

Ini sudah kami berikan misalnya kepada mahasiswa UGM karena memberikan arsip-arsip Hindia Belanda pada kami.

Analisis ANRI kenapa naskah Supersemar bisa hilang? Apa disengaja rezim?

Kalau kami melihat dari sudut kearsipan, pada saat itu kondisi sangat chaos. Orang belum begitu peduli dengan arsip. Tidak sadar bahwa selembar atau dua lembar kertas ini sesungguhnya bagian yang sangat penting dari masa transisi pemerintahan. Dari satu rezim ke rezim berikutnya. Pemahaman itu belum begitu lengkap mereka miliki.

Kita baru sadar ketika Supersemar dijadikan dasar ketetapan MPRS. Ke mana nih naskah aslinya?

Hal seperti Supersemar itu sekarang juga masih berlangsung. Kita baru menyadari arsip itu penting ketika menjadi kasus.

Biografi Singkat

Mustari Irawan

TTL: Jakarta, 21 Juni 1959

Pendidikan formal:

- Sarjana S1 Administrasi Negara, FISIP, Universitas Indonesia (1985)

- Master of Public Administration, University of the Philippines (1994)

- Program Doktoral, FISIP Universitas Indonesia (2008)

PNS di ANRI: Sejak 1987

Pengalaman Kerja:

- Anggota Tim Penyusun UU No.43/2009 dan Koordinator RPP dari UU No.43/2009

- Pengajar D III Kearsipan Unpad 1995 - 2000

- Pengajar D III Manajemen Informasi Dokumen, S1 Kearsipan

- Program S2 Kearsipan, Informasi dan Perpust. UI, 1997-kini

- Pengajar S1 Manajemen Kearsipan, STIA, LAN, 2000 - 2008

(mdk/ard)
Geser ke atas Berita Selanjutnya

Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya

Buka FYP
Kronologi Lima Sekuriti Ancol Keroyok Hasanuddin Hingga Tewas
Kronologi Lima Sekuriti Ancol Keroyok Hasanuddin Hingga Tewas

Kelima tersangka mengeroyok korban hanya dasar curiga. Sebab ada beberapa laporan pencurian yang diterima pihak keamanan sekuriti Ancol.

Baca Selengkapnya
Siasat Kuburan Palsu Buatan PKI di Lubang Buaya
Siasat Kuburan Palsu Buatan PKI di Lubang Buaya

Agen Polisi Sukitman terkejut. Sumur sudah tak ada lagi, dan banyak gundukan tanah seperti kuburan di Lubang Buaya.

Baca Selengkapnya
Kapal Nelayan Asal Rembang Bermuatan 16 ABK Tenggelam di Karimunjawa, Begini Kesaksian Korban Selamat
Kapal Nelayan Asal Rembang Bermuatan 16 ABK Tenggelam di Karimunjawa, Begini Kesaksian Korban Selamat

Seorang kru yang selamat mengaku sempat melihat temannya meninggal dunia di tengah lautan

Baca Selengkapnya
Santri Pesantren Tahfizul Quran Makassar Dianiaya Hingga Tewas, Senior Jalani 19 Adegan Rekonstruksi
Santri Pesantren Tahfizul Quran Makassar Dianiaya Hingga Tewas, Senior Jalani 19 Adegan Rekonstruksi

Tidak ada fakta baru yang terungkap dalam proses rekonstruksi yang digelar secara tertutup.

Baca Selengkapnya
Mengenang Ade Irma 'Perisai' Jenderal Nasution Lewat Monumen
Mengenang Ade Irma 'Perisai' Jenderal Nasution Lewat Monumen

Ade Irma menjadi perisai yang melindungi tubuh sang Ayah dari bidikan pasukan.

Baca Selengkapnya
Pasukan Pembawa Maut dari Lubang Buaya di Pagi Buta 1 Oktober 1965
Pasukan Pembawa Maut dari Lubang Buaya di Pagi Buta 1 Oktober 1965

1 Oktober 1965, pukul 03.00 WIB, belasan truk dan bus meninggalkan Lubang Buaya. Mereka meluncur ke Pusat Kota Jakarta untuk menculik tujuh Jenderal TNI.

Baca Selengkapnya
Pelaku Penganiayaan Ngamuk saat Hendak Ditangkap, Satu Polisi Gugur Dibacok
Pelaku Penganiayaan Ngamuk saat Hendak Ditangkap, Satu Polisi Gugur Dibacok

Peristiwa tersebut terjadi di perkebunan kopi milik warga tepatnya Kelurahan Puguk Kecamatan Seluma Utara, Bengkulu

Baca Selengkapnya
Kesaksian Anggota KKO TNI AL Ditangkap Inggris saat Operasi 'Ganyang Malaysia', Disiksa Siang Malam di Luar Batas Kemanusiaan
Kesaksian Anggota KKO TNI AL Ditangkap Inggris saat Operasi 'Ganyang Malaysia', Disiksa Siang Malam di Luar Batas Kemanusiaan

Berikut kesaksian pilu anggota KKO TNI AL saat berjuang di operasi Dwikora hingga nyaris meregang nyawa. Simak informasinya.

Baca Selengkapnya
Seangkatan dengan Luhut Binsar Pandjaitan, Para Perwira TNI Alumni Akabri 1970 ini Gugur saat Operasi Seroja di Timor Timur
Seangkatan dengan Luhut Binsar Pandjaitan, Para Perwira TNI Alumni Akabri 1970 ini Gugur saat Operasi Seroja di Timor Timur

Beberapa nama perwira TNI alumni AKABRI 1970 yang gugur di Operasi Seroja.

Baca Selengkapnya
Dua TNI Diduga Ikut Aniaya Terduga Pencuri Besi hingga Tewas, Makam Korban Dibongkar untuk Autopsi
Dua TNI Diduga Ikut Aniaya Terduga Pencuri Besi hingga Tewas, Makam Korban Dibongkar untuk Autopsi

Korban sebelumnya dituduh mencuri besi proyek perumahan.

Baca Selengkapnya
VIDEO: Panglima Agus Ziarah ke Makam Jenderal Bintang 5, Tabur Bunga Hormati Perjuangan
VIDEO: Panglima Agus Ziarah ke Makam Jenderal Bintang 5, Tabur Bunga Hormati Perjuangan

Ziarah dilaksanakan bersama dengan seluruh kepala staf angkatan dan beberapa personel TNI lainnya

Baca Selengkapnya
23 Adegan Rekonstruksi Ungkap Detik-Detik Tiga TNI Culik dan Bunuh Imam Masykur
23 Adegan Rekonstruksi Ungkap Detik-Detik Tiga TNI Culik dan Bunuh Imam Masykur

Rekonstruksi dilakukan guna mencocokkan keterangan sebelum proses tahap pelimpahan berkas tersangka ke oditur militer pekan ini.

Baca Selengkapnya