Dongeng tentang pembantaian Tionghoa
Merdeka.com - Letaknya daerah itu berada di Kecamatan Jatinegara, Jakarta Timur. Namun siapa sangka cerita lahirnya nama Bidara Cina dibumbui pembantaian sadis. Tahun 1740, ribuan orang-orang etnis Tionghoa terbunuh mati. Bidara Cina penuh dengan lautan darah."Versi lain mengatakan jika nama Bidara Cina diambil dari peristiwa itu," ujar Budayawan Betawi, Rendra Widi Muchtar bercerita.Widi yang juga orang asli Betawi ini mengatakan jika dulunya Bidara Cina merupakan daerah resapan air. Di mana kebun-kebun dan rawa-rawa terbentang luas hingga Gudang Peluru, Kampung Melayu dan Cawang. Bahkan di sepanjang kali Ciliwung dulunya merupakan hutan lebat.Kawasan Bidara Cina menurut beberapa literasi merupakan pusat perdagangan saudagar-saudagar asal negeri tirai bambu itu untuk berjualan. Maklum, dulu kali Ciliwung merupakan jalur perdagangan dari Depok menuju Batavia."Dulu di pinggir kali Ciliwung itu hutan lebat," kata Widi mengenang.Widi mengatakan jika Bidara Cina masuk dalam salah satu kampung tertua di Jakarta sama seperti Kampung Marunda d Jakarta Utara, Kwitang di Jakarta Pusat dan Kampung Rawa Bunga di Jakarta Timur. Nama-nama kampung itu menurut Widi memiliki asal-usul yang tidak bisa dilepaskan dari sejarah Jakarta."Itu kampung tua sama seperti Marunda," katanya.Sejarawan Jakarta juga pemerhati budaya Betawi dari Universitas Indonesia, Andi Yahya Saputra punya penjelasan lain soal sejarah asal muasal nama Bidara Cina. Menurut Andi nama Bidara Cina diambil dari nama pohon Bidara yang ditanam oleh seorang Tionghoa. Seiring perkembangan zaman, nama wilayah itu kemudian berkembang menjadi Bidara Cina"Berdasarkan kultur pertumbuhan menyusur nama-nama tempat yang lebih kentara itu adalah nama pohon, ada nama pohon di betawi ada nama Cina di belakangnya," ujar Andi melalui sambungan seluler semalam.Selain nama pohon Bidara, Andi mengatakan bisa jadi nama Bidara Cina diambil dari pohon pacar cina yang dulu juga banyak tumbuh diwilayah Jakarta. Jika ditarik nama Bidara Cina berasal dari pembantaian etnis Tionghoa tahun 1970, Andi tidak sepakat. Pasalnya, jika merunut pada bukti-bukti sejarah orang-orang Cina dulu yang menjadi saudagar justru banyak tinggal di wilayah Glodok."Kalau yang saya tahu Belanda dulu menempatkan khusus orang-orang Cina di wilayah Glodok," tutur Andi (mdk/mtf)
Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya
Ia menuliskan cerita tentang peperangan di Cina pakai aksara Jawa yang membuat banyak orang kagum
Baca SelengkapnyaKIsah pembantaian masyarakat Aceh oleh penjajah Belanda.
Baca SelengkapnyaDulu para pendatang asal Cina banyak dipekerjakan Belanda sebagai tim ahli sampai tenaga pengakut tinja.
Baca SelengkapnyaKerangka tanpa kepala ini adalah korban pembantaian kejam di Zaman Neolitikum.
Baca SelengkapnyaKisahnya bermula dari berabad-abad silam, ketika cakwe pertama diciptakan sebagai sebuah kudapan.
Baca SelengkapnyaSelama 2.000 Tahun tentara terakota ini terkubur dalam tanah
Baca SelengkapnyaPeristiwa kelam ini cukup memberikan luka mendalam bagi masyarakat Aceh yang dilakukan oleh aparat TNI di era konflik Aceh.
Baca SelengkapnyaDi negeri asalnya, Peh Cun yang dirayakan setiap bulan kelima tanggal kelima dalam penanggalan Tiongkok, punya sejarah panjang dan makna filosofis yang dalam.
Baca SelengkapnyaSelain berdampak pada pemindahan 125.000 warga Zhuozhou ke tempat pengungsian. Badai Topan Doksuri juga membawa sampah hingga melumpuhkan bandara internasional.
Baca SelengkapnyaDalam budaya China, diyakini bahwa kemalangan dapat dicegah melalui pelaksanaan tradisi atau ritual tertentu.
Baca SelengkapnyaMereka tidak mendapat fasilitas kehidupan yang layak oleh serdadu Jepang. Banyak dari mereka yang mati tersiksa.
Baca SelengkapnyaLetusan Gunung Tambora merupakan letusan gunung api paling dahsyat dalam sejarah peradaban modern
Baca Selengkapnya