Hantu Islamisasi di benak Eropa
Merdeka.com - Tahukah anda bahwa aksi unjuk rasa menentang Islamisasi Eropa akan berlangsung pada 6 Februari 2016 nanti di 14 negara Eropa. Aksi yang diorganisasi berbagai kelompok Islamofobik seperti Pegida (Patriotische Europäer gegen die Islamisierung des Abendlandes/Orang Eropa Patriotik Melawan Islamisasi Barat) Jerman dan Block Against Islam Ceko itu akan digelar di beberapa negara antara lain Republik Ceko, Estonia, Finlandia, Jerman, Polandia, Slovakia, dan Swiss.
Mereka bertekad berperang melawan Islamisasi yang mereka sangka sedang berlangsung secara masif di Eropa dan gerah dengan derasnya arus migrasi muslim dari negara-negara konflik di Timur Tengah serta menilai kebijakan Eropa terhadap migran sebagai bodoh dan bunuh diri. Serangan seks dan perampokan terhadap perempuan di Cologne, Jerman pada malam tahun baru lalu di mana laki-laki muda dari negara-negara Arab dituding menjadi pelaku serangan menjadi salah satu pemicunya.
Tapi benarkah insiden di Cologne bisa menjadi pemicu gerakan masal anti Islam dan muslim di banyak negara di Eropa? Apa yang ada di benak warga Eropa mengenai Islam sehingga mereka sedemikian takutnya?
-
Dimana Islam menyebar? Penyebaran Islam di Indonesia pun cukup luas mulai dari Jawa hingga Sumatera, Sulawesi hingga Papua, dan dari pulau-pulau kecil di timur hingga pulau-pulau besar di barat, Islam telah meresap dalam kehidupan dan kebudayaan masyarakat Indonesia dengan cara yang berbeda-beda.
-
Bagaimana Islam menyebar di Indonesia? Penyebaran Islam di Indonesia pun cukup luas mulai dari Jawa hingga Sumatera, Sulawesi hingga Papua, dan dari pulau-pulau kecil di timur hingga pulau-pulau besar di barat, Islam telah meresap dalam kehidupan dan kebudayaan masyarakat Indonesia dengan cara yang berbeda-beda.
-
Bagaimana contoh perubahan sosial besar? Contoh perubahan sosial besar termasuk revolusi politik seperti Revolusi Prancis atau Revolusi Industri di Inggris yang mengubah secara mendasar sistem politik dan ekonomi suatu negara atau bahkan seluruh dunia.
-
Apa yang terjadi saat awal penyebaran Islam? Hubungan mula-mula antara Indonesia dan Islam dimulai dari jalur perdagangan. Para pedagang Muslim dari Arab dan Gujarat mulai berlayar dan berdagang di wilayah Nusantara. Selain berdagang, mereka membawa serta ajaran Islam dan berinteraksi dengan masyarakat pribumi.
-
Di mana terlihat dampak globalisasi terhadap sosial budaya? Globalisasi dan teknologi informasi juga memiliki dampak besar terhadap perubahan sosial budaya di Indonesia. Dengan adanya akses mudah ke internet dan media sosial, masyarakat Indonesia menjadi lebih terhubung dengan dunia luar, menerima pengaruh budaya luar, dan mengadopsi pola hidup baru.
-
Bagaimana Islam masuk ke Indonesia? Proses perkembangan Islam di Indonesia sendiri tidak dilakukan dengan kekerasan atau kekuatan militer, melainkan secara damai dan melalui berbagai jalur seperti perdagangan, perkawinan, pendirian lembaga pendidikan, dan lain sebagainya.
Barangkali tulisan Michael Ley di harian Austria, Die Presse edisi 19 Juni 2015 berjudul “The Islamization in Europe: No, I do not have visions” bisa membantu kita mengetahui syak wasangka dan ketakutan-ketakutan yang menghantui warga Eropa. Ley secara tegas di awal tulisannya menyatakan bahwa Islam baik yang ortodoks maupun radikal merupakan sumber derita umat manusia. Seraya mengutip sejarawan Egon Flaig, ia juga menyebut bahwa syariat Islam adalah bahaya terbesar bagi demokrasi dan hak asasi manusia di abad 21.
Meski tanpa data dukung, Islamisasi di Eropa menurut Ley adalah perubahan yang teramat benderang terlihat di kebanyakan negara Eropa meski ada ketidaksesuaian Eropa dengan Islam. Hal itu menurutnya karena perjalanan sejarah yang berbeda. Eropa bisa menjadi modern dan demokratis karena melalui berbagai tahapan seperti masa Renaissance, Reformasi, humanisme dan pencerahan (Enlightment). Sedangkan Islam jumud tak berkembang baik secara intelektual maupun spiritual dan tak mengenal era sekuler.
Dengan makin besarnya warga muslim secara demografis seperti di Italia dan Jerman, Ley membayangkan negara-negara di Eropa akan terpecah secara hukum karena di daerah yang warganya mayoritasnya muslim, pelan namun pasti syariat Islam akan memasuki sistem hukum dan perundangannya. Perkembangan ini katanya tak bisa dibalik dan dibatalkan. Negara-negara Eropa akan terpecah menjadi Bi-national state yang terdiri dari warga muslim dan non-muslim. Lebih parah lagi Eropa akan mengarah pada regionalisme dan balkanisasi.
Sedemikian mengerikannya hantu Islam di Eropa sehingga Michael Ley hanya menawarkan dua solusi yaitu reconquista (mengacu pada gempuran tentara Kristen merebut kembali semenanjung Iberia, Spanyol dari kaum Muslim di tahun 1492) atau bunuh diri.
Terlalu ekstrem untuk menerima tulisan Ley sebagai pemikiran Eropa yang paling representatif mengenai Islam. Tapi mengabaikannya juga tidak tepat karena menurut Hank Berger dalam artikelnya yang berjudul "Analysis. The Concept of Islamophobia in Europe" edisi 1 Agustus 2015 (unfppc.org), yang mengutip hasil survei Pew Global Attitudes menyatakan bahwa dengan rentang 59 persen sampai 70 persen warga di berbagai negara Eropa menilai bahwa kerjasama yang lebih erat dengan dunia muslim sebagai ancaman.
Sebagaimana Michael Ley, Berger juga melihat bahwa peningkatan demografis yang cepat populasi muslim di Eropa akan berujung pada kondisi mayoritas muslim di berbagai kota di Eropa hanya dalam beberapa dekade mendatang.
Bagaimana seharusnya muslim di Eropa dan dunia pada umumnya mengatasi persoalan praduga dan kecurigaan ini. Nampaknya ada beberapa front yang perlu dihadapi. Pertama adalah mengimbangi dengan informasi yang objektif mengenai Islam sebagai agama penuh kasih terhadap liputan media mengenai Islam dan muslim yang cenderung negatif dan memberikan stigma terhadap muslim.
Kedua, adalah keberanian untuk membuka dialog dengan para pembuat keputusan untuk terus membuka dan menjaga pluralisme dan memilah suatu insiden dengan generalisasi yang salah yang berpotensi menimbulkan benturan peradaban.
Hal ketiga yang terpenting bagi muslim Eropa sendiri untuk menghapus ambiguitas khususnya dalam pesan-pesan dan tindakan mereka terhadap terorisme dan tindakan radikalisme serta pencemaran Islam sehingga masyarakat Eropa lain bisa menaruh kepercayaan dan memperkuat integrasi dengan mereka. (mdk/war)
Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya
Pasca kericuhan di Inggris banyak warganya justru menjadi penasaran dan tertarik dengan Islam.
Baca SelengkapnyaTemuan ini merupakan hasil proyek penelitian Universitas Johannes Gutenbreg Mainz (JGU) di Jerman.
Baca SelengkapnyaIa cukup fasih dalam berbahasa Arab yang pada akhirnya menuntun dirinya bisa berkunjung ke Tanah Suci pada tahun 1885.
Baca SelengkapnyaAndalusia menjadi pusat peradaban dan ilmu pengetahuan
Baca SelengkapnyaDiperkirakan kuburan massal ini berisi lebih dari 1.500 mayat.
Baca Selengkapnya