Rusak jiwa hidup di Jakarta
Merdeka.com - Ayati (43) memeluk erat Asep (49) di Panti Laras II, Grogol, Jakarta Barat. Tangis keduanya pecah. Di luar gedung, hujan semakin deras. Ayati seakan tak mau melepaskan pelukan Asep. Begitu pun sebaliknya. Adik kakak ini berpisah sekian tahun setelah Ayati menghilang dari rumahnya di Tasikmalaya, Jawa Barat. Setelah bercerai dengan suaminya, Ayati datang ke Jakarta dan mulai kehilangan arah hidupnya. Sudah dua tahun terakhir Ayati menghuni Panti Laras I, panti sosial milik Dinsos DKI khusus orang dengan masalah kejiwaan (ODMK).
Kasus Ayati merupakan salah satu contoh potret masalah sosial di DKI Jakarta. Setiap harinya, Panti Bina Insan di Kedoya Utara, Jakarta Barat ini menerima puluhan ODMK.
"Mereka hasil dari penertiban di jalan-jalan. Semuanya, tidak hanya ODMK saja. Berap banyak kita enggak bisa dipastikan," kata staff pembina di Panti Bina Insan, Abdul Hakim kepada merdeka.com akhir pekan lalu.
-
Bagaimana cara menghadapi tantangan kesehatan mental? You are allowed to take up space and ask for what you need.
-
Apa masalah kesehatan mental di Indonesia? Masalah kesehatan mental merupakan salah satu momok yang bisa sangat menakutkan.
-
Kenapa anak rantau harus kuat mental? Kita mungkin memiliki mental yang jauh lebih kuat dibanding mereka yang masih tinggal satu atap bersama dengan orang tua. Karena setiap ada masalah, dia akan selalu berusaha untuk menyelesaikan sendiri, dia akan selalu mencoba melawan dengan keteguhan jiwa yang hebat. Jika rindu hanya mengetuk hati, kadang hanya tangisan yang dia tahan di setiap malamnya.
-
Apa yang terjadi pada manusia? Hampir 1 Juta tahun yang lalu, populasi dunia hanya berjumlah 1.300 orang dalam kurun waktu lebih dari 100.000 tahun.
-
Bagaimana kesehatan mental dapat dijaga? Kesehatan mental adalah kondisi sejahtera di mana setiap individu dapat mewujudkan potensi mereka sendiri, mengelola stres yang dimiliki, beradaptasi dengan baik, bekerja secara produktif, dan berkontribusi untuk lingkungannya.
-
Apa penyakit keterbelakangan mental itu? Keterbelakangan mental merupakan suatu kondisi medis yang memengaruhi fungsi intelektual dan keterampilan adaptif seseorang.
Kepala Kasubag TU Panti Laras III, Ida Farida menuturkan, selain persaingan hidup yang keras di Jakarta, masalah ekonomi, keluarga dan percintaan merupakan pemicu stress paling tinggi yang dialami penduduk Jakarta.
"Kalau orang tidak bisa bertahan dengan kondisi tersebut ya akibatnya seperti ODMK ini. Tapi memang macam-macam ya, ada karena ekonomi, karena percintaan dan kondisi kehidupan keluarga," jelas dia.
Ida mencontohkan Toni, salah satu penghuni Panti Laras. Dia dulu bekerja di salah satu media massa di Jakarta. Karena tak kuat menahan tekanan batin akibat putusnya jalinan kasih dengan pacarnya, Tony depresi hingga dibawa oleh keluarganya ke Panti Laras.
"Toni sudah agak baik tapi tidak mau pulang lagi. Dia bilang sudah betah tinggal di sini. Teman-temannya sering datang untuk menjenguknya," cerita Ida.
Hampir setiap hari, Dinas Sosial DKI Jakarta mengamankan orang dengan gangguan kejiwaan yang berkeliaran di jalanan ibu kota. Usia mereka rata-rata di atas 20 tahun. Kebanyakan mengalami gangguan kejiwaan karena faktor tekanan ekonomi. Mereka menjadi 'korban' kerasnya hidup di Jakarta.
"Yang kami temukan, kebanyakan ODMJ dan ODMK, bukan dari Jakarta. Mereka kaum urban yang datang ke Jakarta, namun gagal," kata Kepala Dinas Sosial DKI Jakarta Masrokhan saat berbincang dengan merdeka.com, Selasa (11/10).
Kaum urban datang ke Jakarta dengan segudang mimpi dan harapan. Mereka pergi dari kampung halaman untuk mengadu nasib di ibu kota. Mereka ingin meningkatkan taraf hidupnya. Berharap bisa memperoleh pekerjaan sehingga bisa membuktikan bahwa mereka sukses di Jakarta. Sebagian berhasil mewujudkannya, sebagian lagi justru gagal. Mereka yang gagal akhirnya menjadi Penyandang Masalah Kesejahteraan Sosial (PMKS). Hidup menjadi gelandangan dan pengemis di tengah megahnya gedung bertingkat.
"Mereka ini lama-lama pasti frustasi juga, stress berat. Lalu jadi ODMK atau gangguan kejiwaan ringan, lalu bisa jadi ODGJ atau gangguan kejiwaan berat," jelas Masrokhan.
Untuk bertahan hidup di Jakarta tak cukup hanya berbekal keahlian dan pendidikan. Butuh kekuatan mental dalam menghadapi serta menyelesaikan pelbagai persoalan. Jakarta memang keras, bisa mengubah seseorang menjadi tidak waras jika tak sanggup beradaptasi dan bertahan hidup di dalamnya. Psikiater yang juga ahli penyakit kejiwaan RS Jiwa Dr Soeharto Heerdjan Grogol, dr Surya Widya tak membantahnya.
Secara medis, ada tiga faktor yang menyebabkan seseorang menderita gangguan kejiwaan. Pertama, faktor keturunan atau genetik. Seseorang menjadi OMGJ karena sejarah keluarga atau orang tuanya menderita gangguan kejiwaan. Sehingga dia berpotensi mengalami hal sama. Kedua, faktor kepribadian atau psycho educative. Gangguan kejiwaan yang dialami seseorang tak lepas proses dia dibesarkan dalam keluarga. Kepribadiannya menjadi rapuh, mentalnya mudah terguncang.
Faktor ketiga, lingkungan atau sosio kultural. Tempat seseorang hidup secara tidak langsung bisa membuatnya depresi, stress, hingga berujung gangguan kejiwaan. "Tekanan hidup di Jakarta kan berat dan Jakarta bisa menjadikan seperti itu (ODGJ)," ujar Surya kepada merdeka.com.
Dia memaparkan gejala-gejala seseorang menjadi ODMK hingga ODGJ. Dimulai dari mengalami stress setiap hari karena beratnya tekanan hidup. Seseorang menjadi sulit tidur dan lebih banyak melamun. Nafsu makan pun akhirnya berkurang, hingga berujung sering berbicara seorang diri. Ini banyak dialami kaum urban yang datang dengan tujuan memperbaiki nasib di ibu kota. Surya banyak menangani pasien seperti ini. Kaum urban yang gagal bertahan hidup di Jakarta, cenderung malu jika harus kembali ke kampung halamannya karena belum menjadi orang sukses.
Mereka yang gagal, mengalami depresi dan stress berkepanjangan. Kualitas hidup mereka merosot tajam lantaran terlalu banyak tekanan dalam pikiran. "Lama-lama mereka jadi gila. Sebagian yang saya tangani di RS Grogol seperti itu," kata Surya.
(mdk/noe)Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya
Jarak rumah ke kantor yang jauh membuat seseorang rentan mengalami masalah fisik.
Baca SelengkapnyaTernyata paparan polusi udara secara terus-menerus dapat menyebabkan gangguan kesehatan mental
Baca SelengkapnyaBerdasarkan data BPS pada 2023, rata-rata kepadatan penduduk di Jakarta mencapai 16.146 per km persegi. Sementara, Jakarta Pusat menjadi wilayah paling padat.
Baca SelengkapnyaPolusi udara dapat memberikan dampak negatif terhadap kesehatan masyarakat
Baca SelengkapnyaUrbanisasi besar-besaran di Jakarta dimulai pada tahun 1949, ketika Ibukota dipindahkan kembali ke Jakarta. Sebelumnya ibu kota berada di Yogyakarta.
Baca SelengkapnyaJakarta menjadi kota dengan biaya hidup tertinggi pertama di Indonesia.
Baca SelengkapnyaJakarta sebagai kota global ini disiapkan setelah kota tersebut tak lagi menyandang ibu kota negara.
Baca SelengkapnyaMahasiswa perantauan harus merogoh kocek yang tidak sedikit untuk bisa bertahan di Jakarta
Baca SelengkapnyaPotret kehidupan masyarakat di ibu kotayang tinggal di bawah jalan tol.
Baca SelengkapnyaHal itu dikatakan Ridwan Kamil saat pidato politik usai dideklarasikan bareng Suswono sebagai bakal calon gubernur dan wakil gubernur Jakarta.
Baca SelengkapnyaJulukan “The Big Durian” membuatnya sering disamakan dengan Kota New York di Amerika. Padahal jika dilihat dari topografinya, Jakarta bukanlah sentra durian
Baca SelengkapnyaHeru menyatakan, momentum upacara itu tidak hanya menjadi perayaan bergantinya usia Jakarta, tapi juga merayakan semangat Jakarta menuju pembaharuan.
Baca Selengkapnya