Better experience in portrait mode.
Iklan - Geser ke atas untuk melanjutkan

Rusak jiwa hidup di Jakarta

Rusak jiwa hidup di Jakarta Panti Sosial Bina Insan. ©2016 merdeka.com/marselinus gual

Merdeka.com - Ayati (43) memeluk erat Asep (49) di Panti Laras II, Grogol, Jakarta Barat. Tangis keduanya pecah. Di luar gedung, hujan semakin deras. Ayati seakan tak mau melepaskan pelukan Asep. Begitu pun sebaliknya. Adik kakak ini berpisah sekian tahun setelah Ayati menghilang dari rumahnya di Tasikmalaya, Jawa Barat. Setelah bercerai dengan suaminya, Ayati datang ke Jakarta dan mulai kehilangan arah hidupnya. Sudah dua tahun terakhir Ayati menghuni Panti Laras I, panti sosial milik Dinsos DKI khusus orang dengan masalah kejiwaan (ODMK).

Kasus Ayati merupakan salah satu contoh potret masalah sosial di DKI Jakarta. Setiap harinya, Panti Bina Insan di Kedoya Utara, Jakarta Barat ini menerima puluhan ODMK.

"Mereka hasil dari penertiban di jalan-jalan. Semuanya, tidak hanya ODMK saja. Berap banyak kita enggak bisa dipastikan," kata staff pembina di Panti Bina Insan, Abdul Hakim kepada merdeka.com akhir pekan lalu.

panti sosial bina insan

Kepala Kasubag TU Panti Laras III, Ida Farida menuturkan, selain persaingan hidup yang keras di Jakarta, masalah ekonomi, keluarga dan percintaan merupakan pemicu stress paling tinggi yang dialami penduduk Jakarta.

"Kalau orang tidak bisa bertahan dengan kondisi tersebut ya akibatnya seperti ODMK ini. Tapi memang macam-macam ya, ada karena ekonomi, karena percintaan dan kondisi kehidupan keluarga," jelas dia.

Ida mencontohkan Toni, salah satu penghuni Panti Laras. Dia dulu bekerja di salah satu media massa di Jakarta. Karena tak kuat menahan tekanan batin akibat putusnya jalinan kasih dengan pacarnya, Tony depresi hingga dibawa oleh keluarganya ke Panti Laras.

"Toni sudah agak baik tapi tidak mau pulang lagi. Dia bilang sudah betah tinggal di sini. Teman-temannya sering datang untuk menjenguknya," cerita Ida.

Hampir setiap hari, Dinas Sosial DKI Jakarta mengamankan orang dengan gangguan kejiwaan yang berkeliaran di jalanan ibu kota. Usia mereka rata-rata di atas 20 tahun. Kebanyakan mengalami gangguan kejiwaan karena faktor tekanan ekonomi. Mereka menjadi 'korban' kerasnya hidup di Jakarta.

"Yang kami temukan, kebanyakan ODMJ dan ODMK, bukan dari Jakarta. Mereka kaum urban yang datang ke Jakarta, namun gagal," kata Kepala Dinas Sosial DKI Jakarta Masrokhan saat berbincang dengan merdeka.com, Selasa (11/10).

grafis darurat gangguan jiwa jakarta

Kaum urban datang ke Jakarta dengan segudang mimpi dan harapan. Mereka pergi dari kampung halaman untuk mengadu nasib di ibu kota. Mereka ingin meningkatkan taraf hidupnya. Berharap bisa memperoleh pekerjaan sehingga bisa membuktikan bahwa mereka sukses di Jakarta. Sebagian berhasil mewujudkannya, sebagian lagi justru gagal. Mereka yang gagal akhirnya menjadi Penyandang Masalah Kesejahteraan Sosial (PMKS). Hidup menjadi gelandangan dan pengemis di tengah megahnya gedung bertingkat.

"Mereka ini lama-lama pasti frustasi juga, stress berat. Lalu jadi ODMK atau gangguan kejiwaan ringan, lalu bisa jadi ODGJ atau gangguan kejiwaan berat," jelas Masrokhan.

Untuk bertahan hidup di Jakarta tak cukup hanya berbekal keahlian dan pendidikan. Butuh kekuatan mental dalam menghadapi serta menyelesaikan pelbagai persoalan. Jakarta memang keras, bisa mengubah seseorang menjadi tidak waras jika tak sanggup beradaptasi dan bertahan hidup di dalamnya. Psikiater yang juga ahli penyakit kejiwaan RS Jiwa Dr Soeharto Heerdjan Grogol, dr Surya Widya tak membantahnya.

Secara medis, ada tiga faktor yang menyebabkan seseorang menderita gangguan kejiwaan. Pertama, faktor keturunan atau genetik. Seseorang menjadi OMGJ karena sejarah keluarga atau orang tuanya menderita gangguan kejiwaan. Sehingga dia berpotensi mengalami hal sama. Kedua, faktor kepribadian atau psycho educative. Gangguan kejiwaan yang dialami seseorang tak lepas proses dia dibesarkan dalam keluarga. Kepribadiannya menjadi rapuh, mentalnya mudah terguncang.

razia pmks di monas

Faktor ketiga, lingkungan atau sosio kultural. Tempat seseorang hidup secara tidak langsung bisa membuatnya depresi, stress, hingga berujung gangguan kejiwaan. "Tekanan hidup di Jakarta kan berat dan Jakarta bisa menjadikan seperti itu (ODGJ)," ujar Surya kepada merdeka.com.

Dia memaparkan gejala-gejala seseorang menjadi ODMK hingga ODGJ. Dimulai dari mengalami stress setiap hari karena beratnya tekanan hidup. Seseorang menjadi sulit tidur dan lebih banyak melamun. Nafsu makan pun akhirnya berkurang, hingga berujung sering berbicara seorang diri. Ini banyak dialami kaum urban yang datang dengan tujuan memperbaiki nasib di ibu kota. Surya banyak menangani pasien seperti ini. Kaum urban yang gagal bertahan hidup di Jakarta, cenderung malu jika harus kembali ke kampung halamannya karena belum menjadi orang sukses.

Mereka yang gagal, mengalami depresi dan stress berkepanjangan. Kualitas hidup mereka merosot tajam lantaran terlalu banyak tekanan dalam pikiran. "Lama-lama mereka jadi gila. Sebagian yang saya tangani di RS Grogol seperti itu," kata Surya.

(mdk/noe)
Geser ke atas Berita Selanjutnya

Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya

Buka FYP
Biaya Hidup dan Trauma Disebut Jadi Penyebab Gangguan Mental di Jakarta
Biaya Hidup dan Trauma Disebut Jadi Penyebab Gangguan Mental di Jakarta

Jarak rumah ke kantor yang jauh membuat seseorang rentan mengalami masalah fisik.

Baca Selengkapnya
Sering Terpapar Polusi Udara Ternyata Bikin Depresi, Begini Penjelasan Psikolog
Sering Terpapar Polusi Udara Ternyata Bikin Depresi, Begini Penjelasan Psikolog

Ternyata paparan polusi udara secara terus-menerus dapat menyebabkan gangguan kesehatan mental

Baca Selengkapnya
FOTO: Penampakan Sesaknya Permukiman di Jakarta, Salah Satu Kota Terpadat se-Asia Tenggara
FOTO: Penampakan Sesaknya Permukiman di Jakarta, Salah Satu Kota Terpadat se-Asia Tenggara

Berdasarkan data BPS pada 2023, rata-rata kepadatan penduduk di Jakarta mencapai 16.146 per km persegi. Sementara, Jakarta Pusat menjadi wilayah paling padat.

Baca Selengkapnya
Dampak Mengerikan Bagi Tubuh Udara Jakarta yang Masuk Kategori Tidak Sehat
Dampak Mengerikan Bagi Tubuh Udara Jakarta yang Masuk Kategori Tidak Sehat

Polusi udara dapat memberikan dampak negatif terhadap kesehatan masyarakat

Baca Selengkapnya
Urbanisasi Besar-Besaran Usai Ibu Kota Pindah
Urbanisasi Besar-Besaran Usai Ibu Kota Pindah

Urbanisasi besar-besaran di Jakarta dimulai pada tahun 1949, ketika Ibukota dipindahkan kembali ke Jakarta. Sebelumnya ibu kota berada di Yogyakarta.

Baca Selengkapnya
Biaya Hidup Capai Rp15 Juta, Ini Cara Bertahan Hidup di Jakarta dengan Gaji UMR
Biaya Hidup Capai Rp15 Juta, Ini Cara Bertahan Hidup di Jakarta dengan Gaji UMR

Jakarta menjadi kota dengan biaya hidup tertinggi pertama di Indonesia.

Baca Selengkapnya
FOTO: Jakarta Disiapkan Jadi Kota Global
FOTO: Jakarta Disiapkan Jadi Kota Global

Jakarta sebagai kota global ini disiapkan setelah kota tersebut tak lagi menyandang ibu kota negara.

Baca Selengkapnya
Menilik Kehidupan Mahasiswa Perantau di Jakarta, Alami Culture Shock dan Biaya Hidup Tinggi
Menilik Kehidupan Mahasiswa Perantau di Jakarta, Alami Culture Shock dan Biaya Hidup Tinggi

Mahasiswa perantauan harus merogoh kocek yang tidak sedikit untuk bisa bertahan di Jakarta

Baca Selengkapnya
Ridwan Kamil Bicara Tantangan Urus Jakarta: Saya Tidak Mau Anak-Anak di Jakarta Bahagianya Hanya Main di Shopping Mall
Ridwan Kamil Bicara Tantangan Urus Jakarta: Saya Tidak Mau Anak-Anak di Jakarta Bahagianya Hanya Main di Shopping Mall

Hal itu dikatakan Ridwan Kamil saat pidato politik usai dideklarasikan bareng Suswono sebagai bakal calon gubernur dan wakil gubernur Jakarta.

Baca Selengkapnya
Jakarta Punya Julukan Internasional “Big Durian”, Ini Cerita di Baliknya
Jakarta Punya Julukan Internasional “Big Durian”, Ini Cerita di Baliknya

Julukan “The Big Durian” membuatnya sering disamakan dengan Kota New York di Amerika. Padahal jika dilihat dari topografinya, Jakarta bukanlah sentra durian

Baca Selengkapnya
Upacara HUT ke-497 Jakarta, Heru Budi: Jakarta akan Terus Tumbuh Jadi Kota Global
Upacara HUT ke-497 Jakarta, Heru Budi: Jakarta akan Terus Tumbuh Jadi Kota Global

Heru menyatakan, momentum upacara itu tidak hanya menjadi perayaan bergantinya usia Jakarta, tapi juga merayakan semangat Jakarta menuju pembaharuan.

Baca Selengkapnya