Laporan ICCT: Toyota, Nissan, Honda, dan Suzuki Dinilai Lamban di Pasar EV Dunia

Merdeka.com - Produsen otomotif Jepang dinilai tertinggal dibandingkan Tesla (Amerika Serikat) dan BYD (China) dalam aspek peralihan ke kendaraan listrik dengan selisih besar.
Toyota, Honda, Nissan, Mazda, dan Suzuki, seluruhnya dinilai lamban dalam peringkat laporan Global Automaker Rating 2022 dari International Council on Clean Transportation (ICCT), dikutip Nikkei Asia,baru-baru ini.
ICCT pernah melakukan penelitian yang berperan dalam membongkar skandal tes emisi diesel palsu Volkswagen pada 2015.
-
Toyota atasi penurunan penjualan? 'Bagi kami kan yang penting adalah membangun long term relation, bagaimana membangun hubungan yang baik dengan konsumen. Menjaga retensi, apakah itu bengkel, atau apa pun lah yang bisa kita lakukan. Karena kan modal kita adalah konsumen, yang kalau kita lihat beberapa tahun terakhir yang membeli mobil ya itu lagi-itu lagi,' ujarnya.
-
Kenapa Honda menjual perusahaan nya ke Toyota? Soichiro kemudian mendirikan Tokai Seiki, perusahaan untuk membuat gelang piston. Nama Perusahaan tersebut tidak berlangsung lama. Sebab, dia menjual perusahaan itu kepada Toyota Motor dengan harga 450 ribu yen karena dirinya ingin istirahat sejenak pada 1945.
-
Bagaimana Toyota dominasi pasar otomotif Indonesia? Selain model Kijang, Toyota mampu mendominasi pasar Indonesia berkat model populer lainnya, seperti Avanza, Veloz, Rush, Agya, Calya, Yaris, hingga Fortuner.
-
Kenapa Toyota pilih Astra? Toyota tidak pernah benar-benar memintai Astra, tetapi mereka menghendaki mitra dagang yang aman secara politis. Mereka memandang Astra, namun sesungguhnya mereka lihat adalah pemerintah (RI).
-
Bagaimana Tesla kalah dari Edison? Meskipun Tesla memenangkan pertempuran dengan Edison, ia tidak mendapatkan pengakuan.
-
Kenapa penjualan Toyota turun? Ia berpendapat bahwa terdapat tiga faktor penyebab, yaitu ketidakseimbangan antara peluncuran produk baru dan pertumbuhan pasar yang stagnan, pengaruh pemilu, serta menurunnya daya beli masyarakat.
Nah, Laporan baru ICCT itu menilai, 20 produsen kendaraan ringan teratas berdasarkan penjualan global. Skor keseluruhan dipecah menjadi 10 metrik yang mencakup tiga bidang: dominasi pasar, kinerja teknologi, dan visi strategis.
©2019 Merdeka.com
Hasilnya, merek-merek Jepang gagal meraih pangsa penjualan kendaraan listrik (EV) signifikan, meski Nissan Leaf sukses di awal.
Sebaliknya, Tesla dan BYD berhasil memimpin sebagian besar pertumbuhan pasar EV di Amerika dan China.
Toyota dianggap sebagai kelas menengah dalam performa teknologi dengan rata-rata jarak tempuh 400 km untuk kendaraan listriknya.
Namun, hal tersebut tidak dapat mengalahkan produsen mobil lain dalam pangsa penjualan, cakupan kelas, dan investasi, sehingga Toyota hanya dapat meraih peringkat ke-15 secara keseluruhan.
Honda dan Nissan mengungguli Toyota dalam visi strategis. Namun, tidak dalam kinerja teknologi, sehingga masing-masing hanya menempati posisi ke-16 dan ke-17.
Sayangnya, Suzuki menempati peringkat terakhir, dengan skor keseluruhan nol. Sebab hanya menawarkan kendaraan sport hybrid plug-in (PHEV) tanpa memiliki satu pun model kendaraan listrik berbasis baterai (BEV).
Laporan tersebut juga menyorot kebijakan pemerintah Jepang yang dinilai kurang efektif, sehingga memengaruhi lambatnya perkembangan EV di pasar domestik Jepang.
Namun, laporan ICCT menyebutkan, kelima produsen mobil Jepang tersebut sebenarnya mampu mendapat peringkat lebih tinggi jika mereka mengumumkan target dan rencana investasi yang lebih kuat.
Satu-satunya produsen non-Jepang yang masuk dalam kategori “lamban” secara keseluruhan adalah Tata Motors (India), meski perusahaan tersebut mendapat skor kinerja teknologi relatif tinggi.
Tesla dan BYD Memimpin
©2023 REUTERS/Tingshu Wang
Peringkat pertama dan kedua di laporan ini adalah Tesla dan BYD, yang memimpin pasar EV global.
Tesla mendapat skor tinggi dalam hal dominasi pasar, kinerja teknologi, dan visi strategis. Namun, kurang mendapat poin dalam cakupan segmen karena modelnya terbatas pada tiga segmen mobil penumpang teratas.
Sementara, BMW menempati posisi ketiga secara keseluruhan. Karena dinilai berhasil dalam kinerja teknologi, menggunakan 100 persen listrik terbarukan di semua lokasi produksi, dan mengharuskan pemasok baterai untuk melakukan hal sama.
Disusul oleh Volkswagen di posisi keempat dengan model ID.5 yang populer dengan jarak tempuh 503 km.
“Mengingat skandal Dieselgate baru terjadi 7 tahun yang lalu, sungguh luar biasa melihat VW muncul sebagai pemimpin dalam transisi ke kendaraan 100 persen tanpa emisi,” kata Rachel Muncrief, Direktur Eksekutif ICCT
Reporter Magang: Vallerie Dominic (mdk/sya)
Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya

Suzuki membatalkan rencana peluncuran lima model kendaraan listrik baru di segmen BEV pada tahun 2030.
Baca Selengkapnya
Penurunan target ini menjadi sorotan, terutama mengingat semakin ketatnya persaingan di pasar EV
Baca Selengkapnya
Analis melihat Honda dan Nissan sudah lama kehilangan pangsa pasar.
Baca Selengkapnya
Dari sepuluh merek terlaris di Indonesia, hanya satu yang berasal dari pabrikan Tiongkok. Sementara itu, merek-merek besar seperti Toyota...
Baca Selengkapnya
Dua pabrikan Jepang yakni Honda dan Nissan siap bekerja sama untuk berkompetisi dengan penguasa EV.
Baca Selengkapnya
Mobil hybrid semakin bertumbuh di pasar otomotif Indonesia. Setelah merek besar memasarkan varian hybrid dari model populer seperti Toyota Kijang Innova Zenix.
Baca Selengkapnya
Siapa Sangka Toyota Tetap Jadi Merek Terlaris Global Meski Penjualan Turun
Baca Selengkapnya
Mitsubishi Gabung Aliansi Honda-Nissan Demi Mobil Listrik
Baca Selengkapnya
Dari sepuluh merek terpopuler di Indonesia, hanya satu yang berasal dari pabrikan Tiongkok.
Baca Selengkapnya
Mobil hybrid makin populer di Indonesia sejak era elektrifikasi. Volume penjualannya tumbuh hingga mencapai hampir 70 ribu unit di tahun ini.
Baca Selengkapnya
Inilah daftar 10 model mobil listrik paling laris di Indonesia periode Januari-Juni 2023.
Baca Selengkapnya
Perkembangan Mobil Listrik China Ugal-ugalan, Bikin Khawatir Pabrikan Jepang?
Baca Selengkapnya