Tarif Impor yang Diterapkan Donald Trump Dinilai Merugikan bagi Produsen Mobil di AS dan Eropa
Tarif impor yang akan diterapkan oleh Donald Trump, Presiden terpilih Amerika Serikat, diperkirakan menyebabkan kerugian bagi produsen otomotif di AS dan Eropa.
Tarif impor yang akan diterapkan oleh Presiden terpilih Amerika Serikat, Donald Trump, diperkirakan akan mengakibatkan kerugian mencapai 17 persen bagi produsen otomotif di AS dan Eropa. Menurut laporan dari S&P Global yang dikutip oleh Reuters pada Minggu, 1 Desember 2024, tarif ini merupakan kenaikan pajak untuk produk yang diproduksi di Eropa, Meksiko, dan Kanada.
Produsen mobil mewah seperti Volvo dan Jaguar Land Rover memiliki fasilitas produksi di Eropa, sementara General Motors dan Stellantis, dua raksasa otomotif AS, mengoperasikan pabrik besar di Meksiko dan Kanada. Kedua perusahaan ini menjadi yang paling terpengaruh oleh kemungkinan kenaikan tarif tersebut.
Donald Trump berencana untuk menerapkan bea masuk sebesar 25 persen untuk semua impor dari Kanada dan Meksiko, hingga kedua negara tersebut menghentikan masalah peredaran narkoba dan migrasi ilegal di perbatasan. Langkah ini dianggap sebagai pelanggaran terhadap kesepakatan perdagangan bebas yang telah disepakati antara ketiga negara.
Selain itu, para analis dan pakar industri khawatir bahwa tarif baru ini akan memberikan dampak negatif yang lebih besar pada produsen mobil Eropa, termasuk Volkswagen dan Stellantis, serta pada pemasok yang berasal dari Uni Eropa. S&P Global juga menambahkan bahwa skenario terburuk bagi industri otomotif mencakup tarif 20 persen untuk impor kendaraan ringan dari Uni Eropa dan Inggris, serta tarif 25 persen untuk impor dari Meksiko dan Kanada.
Ancaman yang signifikan bagi merek-merek Jerman
Presiden terpilih Amerika Serikat, Donald Trump, diperkirakan akan membawa dampak yang signifikan terhadap industri otomotif. Perubahan ini akan sangat dirasakan oleh China, terutama terkait dengan tarif impor yang akan diberlakukan.
Menurut informasi dari Carscoops, tidak hanya merek asal Tiongkok yang akan terpengaruh, tetapi produsen mobil dari Jerman juga akan mengalami hal serupa. Para ahli otomotif memperkirakan bahwa merek-merek seperti Volkswagen, Porsche, BMW, dan Mercedes-Benz bisa kehilangan lebih dari 10 persen dari laba operasional mereka saat ini.
Produsen mobil Jerman diketahui dapat mengekspor sekitar 583 ribu unit kendaraan setiap tahunnya dari Eropa ke Amerika Serikat, ditambah lagi 343 ribu unit yang dikirim ke pabrik mereka di Meksiko.
Model yang diekspor adalah varian premium dengan harga yang tinggi. Oleh karena itu, jika terjadi kenaikan tarif impor dari 2,5 persen menjadi 12,5 persen, hal ini akan berdampak besar pada biaya operasional mereka.
Analis dari Stifel Europe juga menyatakan bahwa produsen mobil Jerman dapat mengalami penurunan keuntungan operasional antara 11 persen hingga 15 persen. Meski demikian, BMW tetap optimis mengenai pasar Amerika Serikat karena memiliki pabrik produksi yang memberikan keunggulan strategis.