170 Warga Kota Mataram NTB Terkena Demam Berdarah, 2 Orang Meninggal
Merdeka.com - Kasus demam berdarah dengue (DBD) di Kota Mataram, Nusa Tenggara Barat terus meningkat dan secara kumulatif kasus dari Januari 2021 hingga kini tercatat 170 orang, dua di antaranya meninggal dunia.
"Data terakhir, Selasa (23/2) kasus DBD tercatat 66 orang, tapi sekarang sudah menjadi 170 orang," kata Kepala Dinas Kesehatan Kota Mataram Usman Hadi, Rabu (24/3). Dikutip dari Antara.
Namun demikian, Usman membantah lonjakan kasus DBD yang terjadi secara signifikan pada awal tahun ini karena pemerintah fokus melakukan penanganan pencegahan Covid-19.
-
Kenapa angka DBD di Indonesia terus meningkat? Demam berdarah dengue terus menjadi beban serius di Indonesia. Setiap tahun, ribuan kasus dilaporkan di seluruh negeri, menyebabkan beban yang signifikan pada sistem kesehatan.
-
Kapan kasus Demam Berdarah meningkat? Genangan air bersih yang tidak terkelola juga berpotensi menjadi tempat berkembang biaknya nyamuk Aedes aegypti, penyebab Demam Berdarah Dengue (DBD). Musim hujan sering menjadi waktu peningkatan kasus DBD karena tingginya angka populasi nyamuk akibat lingkungan yang basah.
-
Mengapa kasus DBD di Jakarta meningkat? Lebih lanjut, Ngabila menjelaskan adanya peningkatan kasus DBD di Tanah Air terjadi karena efek dari kemarau ekstrem panjang atau El Nino pada Juli hingga November 2023.
-
Kapan kasus DBD di Jakarta meningkat? Angka kasus DBD di DKI Jakarta mengalami peningkatan sebanyak 1.102 orang dari sebelumnya hanya 627 kasus pada 19 Februari 2024.
-
Apa penyebab peningkatan kasus DBD di Jakarta? Angka kasus DBD di DKI Jakarta mengalami peningkatan sebanyak 1.102 orang dari sebelumnya hanya 627 kasus pada 19 Februari 2024.
-
Kapan puncak kasus DBD di Indonesia? Hingga minggu ke-41 tahun 2024, atau sekitar bulan Oktober, tercatat 203.921 kasus dengue dengan 1.210 kematian.
"Ini terjadi karena faktor cuaca dan pola hidup sehat masyarakat, dan lonjakan kasus DBD tidak hanya di Mataram, tetapi juga terjadi di daerah lain," katanya.
Terkait dengan itu, Usman berharap selama musim pancaroba ini masyarakat bisa lebih aktif menjaga kebersihan rumah dan lingkungan sekitar.
Sementara pemerintah akan melakukan intrevensi dengan memberikan bubuk abate dan pelayanan pengasapan (fogging) fokus pada wilayah yang terdapat kasus DBD, dan sesuai permintaan.
"Untuk fogging memang hanya efektif membunuh nyamuk dewasa, sedangkan jentiknya hanya bisa dimusnahkan dengan melakukan gerakan pemberantasan sarang nyamuk (PSN)," katanya.
Menyinggung dua kasus meninggal akibat DBD, katanya, dipicu karena dua pasien itu terlambat dibawa ke rumah sakit. "Kondisi pasien saat tiba di rumah sakit sudah parah. Hari ini masuk, besoknya meninggal," katanya.
Terkait dengan itu, pihaknya mengimbau kepada masyarakat ketika memiliki masalah kesehatan apalagi ada gelaja ke DBD seperti, mual dan muntah, demam tinggi, ruam, flu, dan nyeri agar segera berobat ke fasilitas kesehatan (faskes) terdekat.
"Pelayanan kesehatan di 11 puskesmas itu sudah gratis, jadi masyarakat jangan ragu datang berobat agar bisa segera tertangani sebab setiap puskesmas sudah memiliki alat pemeriksaan DBD," katanya.
(mdk/cob)Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya
Kemenkes mengajak masyarakat mencegah DBD dengan membersihkan lingkungan.
Baca SelengkapnyaDinas Kesehatan (Dinkes) Kota Bogor mencatat 750 kasus Demam Berdarah Dengue (DBD) sejak awal 2024. Dari ratusan kasus itu, empat orang meninggal dunia.
Baca SelengkapnyaKementerian Kesehatan mencatat, hingga minggu ke-15 tahun 2024, terdapat 475 orang meninggal karena DBD.
Baca SelengkapnyaBNPB mengatakan bahwa jumlah penderita penyakit tersebut terdata pada Januari-Juli 2024 di Nias Selatan.
Baca SelengkapnyaJumlah korban meninggal dunia itu berasal dari 62.001 kasus DBD yang teridentifikasi.
Baca SelengkapnyaPenderita DBD di Depok melonjak drastis di Februari hingga 119 kasus
Baca SelengkapnyaSejumlah pasien demam berdarah dengue sampai saat ini masih menjalani rawat inap.
Baca SelengkapnyaPasien yang meninggal diduga karena terlambat mendapat penanganan.
Baca SelengkapnyaKegiatan fogging ini dilakukan untuk memberikan rasa aman dan nyaman bagi pengunjung museum di tengah tingginya kasus DBD.
Baca SelengkapnyaJumlah kasus DBD di Kota Reog ini diduga lebih banyak dari data resmi Dinkes
Baca SelengkapnyaJumlah ini naik dua kali lipat dibanding tahun 2023. Adapun rinciannya, pada Januari 2024 sebanyak 68 kasus, Februari 119 kasus, Maret 68 kasus.
Baca SelengkapnyaUpaya pengasapan juga terus dilakukan di beberapa kawasan yang terbilang rawan.
Baca Selengkapnya