2 Terduga pembakar Polres Dharmasraya sempat lawan polisi pakai panah
Merdeka.com - Dua terduga kuat pelaku pembakaran Polres Dharmasraya, Sumatera Barat, sempat menyerang petugas menggunakan panah. Dua orang yang belum diketahui identitasnya tersebut melawan saat ditangkap.
"Petugas melihat dua orang membawa busur dan panah sambil melarikan diri. Kemudian dikejar petugas. Ternyata dia melawan dan memanah petugas. Melakukan penyerangan kepada petugas," ungkap Kadiv Humas Mabes Polri Irjen Setyo Wasisto saat dihubungi merdeka.com, Minggu (12/11).
Kedua pria tersebut tepergok di lokasi kebakaran Mapolres Dharmasraya. Keduanya melarikan diri dan dikejar petugas.
-
Siapa yang menyerang Polisi? 'Itu bukan orang tidak dikenal itu, keluarga tersangka (yang menyerang). Ditangkap di rumah, kemudian dibawa, diborgol teriak-teriak dia. Begitu ceritanya,' kata dia.
-
Siapa pelaku pembakaran di Tanjung Priok? Pengungkapan kasus ini bermula dari peristiwa kebakaran Seorang paman bernama DZ (53), tega menghabisi nyawa remaja perempuan berinisial AZH (15) yang juga merupakan keponakannya di Jalan Sunter Permai Raya, Tanjung Priok, Jakarta Utara.
-
Siapa yang terlibat dalam perseteruan ini? Keputusan ini muncul sebagai bagian dari perseteruan panjangnya dengan mantan suaminya, Atalarik Syach.
-
Siapa yang ditangkap saat menempatkan bahan peledak? Sejarahnya dimulai dari peristiwa 5 November 1605 O.S., saat Guy Fawkes, seorang anggota Gunpowder Plot atau Plot Bubuk Mesiu, ditangkap saat menempatkan bahan-bahan ledak di bawah ruangan Dewan Bangsawan.
-
Siapa yang bakar polisi? Dalam kasus ini, Briptu FN sendiri telah ditetapkan sebagai tersangka oleh Penyidik Reknata Ditreskrimum Polda Jatim. Ia pun dijerat dengan pasal tentang Kekerasan Dalam Rumah Tangga (KDRT).
-
Siapa saja yang terlibat dalam perkelahian? Dua kelompok pemuda yang bentrok tersebut ialah dari kelompok Markus (21) dengan kelompok Jony (24).
Polisi sempat melepaskan tembakan peringatan. Namun bukannya menyerah, keduanya membalas dengan melakukan penyerangan ke petugas.
"Kemudian ditembak peringatan tidak mau, akhirnya dilumpuhkan. Ternyata keduanya meninggal dunia," terang Setyo.
Sejumlah barang bukti yang diamankan polisi adalah kertas berisi tulisan tangan ajakan untuk berjihad. Dalam surat tersebut tertulis nama Abu Azzam Al Arkhobiliy, tertanggal 21 Safar 1439 H atau Hari Jumat (10/11).
Satu busur panah, dua sangkur, satu pisau, delapan anak panah dan satu sarung tangan.
Polisi masih mendalami informasi kedua terduga pelaku tersebut. Termasuk memastikan apakah keduanya masuk dalam jaringan teroris atau bukan.
"Kita belum bisa memastikan karena identitas belum ada. Hanya ada tulisan-tulisan tangan yang intinya mengajak berjihad," pungkas Setyo.
(mdk/cob)Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya
Bentrokan antar warga pecah di sekitar Kompleks Perumahan Pemda, Kabupaten Maluku Tenggara, Selasa (20/2) malam.
Baca SelengkapnyaPelaku selalu membawa tajam saat keluar dari rumah.
Baca SelengkapnyaKorban tertembak dan terlindas mobil polisi kini dirawat di rumah sakit.
Baca SelengkapnyaBentrokan dua kelompok warga di di Kompleks Perumahan Pemda, Maluku Tenggara menyebabkan satu pelajar tewas.
Baca SelengkapnyaPolres Bogor telah membentuk tim gabungan dengan Polsek Klapanunggal untuk melakukan pengembangan kasus penembakan tersebut.
Baca SelengkapnyaSaat bertugas tersebut, Ipda Hamsir melihat sekelompok pemuda mondar-mandir di sekitar Komplek Aditarina.
Baca SelengkapnyaAksi tawuran ini viral di media sosial setelah dua kelompok tersebut tertangkap CCTV. Salah satunya diunggah akun Instagram @info_sawahbesar.
Baca SelengkapnyaKedua pelaku sama-sama terluka dan dilarikan ke rumah sakit.
Baca SelengkapnyaKedua tersangka terdeteksi akan melakukan kejahatan kembali di wilayah Kandis.
Baca SelengkapnyaKondisi nahas dialami dua orang polisi saat menangkap terduga penipu daring di OKI, Sumatera Selatan.
Baca SelengkapnyaTak terima ditegur, kedua pelaku langsung melakukan penyerangan kepada Aipda D dan A.
Baca SelengkapnyaMotif pelaku melakukan penganiayaan karena selisih paham.
Baca Selengkapnya