231 Ribu warga adat terpencil se-Indonesia hidup terbelakang
Merdeka.com - Sebanyak 231.268 kepala keluarga adat terpencil di Indonesia hidup terbelakang, mereka tertinggal dari berbagai sendi kehidupan layak. Direktur Komunitas Adat Terpencil (KAT) Kementerian Sosial (Kemensos) Hasbullah menyatakan, saat ini masih ada sekitar 123.977 Kepala Keluarga (KK) adat terpencil di seluruh Indonesia yang hidup terbelakang.
Pihaknya berupaya melakukan pemberdayaan kepada KAT yang ada saat ini, sehingga masyarakat Adat terpencil tak lagi terbelakang. Salah satu upayanya lanjut Hasbullah, dengan meningkatkan kebutuhan dasar masyarakat di daerah terpencil agar menjadi lebih baik.
Disebutkan Hasbullah, berdasarkan data tahun 2017 miliknya, di Indonesia ada sebanyak 231.268 KK adat terpencil.
-
Dimana angka kemiskinan Kaltim berada? Provinsi Kaltim masuk dalam 18 Provinsi yang angka kemiskinannya berada di bawah nasional dan menempati posisi kedelapan dengan tingkat kemiskinan terendah.
-
Dimana Suku Kalang tinggal? Hutan jati di Kecamatan Rejoso, Kabupaten Nganjuk, dulu diduga menjadi tempat tinggal orang Kalang.
-
Siapa yang menghuni kampung tersebut? Pasalnya di sini, seluruh penghuninya merupakan perempuan dan tidak ada laki-laki sama sekali.
-
Apa itu Kilangan di Banten? Konon, saat itu sudah ada pabrik gula dengan teknologi sederhana di wilayah Banten Lama bernama Kilangan. Kilangan ini merupakan tempat untuk menggiling tebu, dengan menggunakan batu besar serta tenaga hewan kerbau.
-
Dimana kampung terpencil itu berada? Dusun Gunung Tengu merupakan sebuah perkampungan mati yang berada di tengah perkebunan kopi, lokasinya berada di Desa Sidoharjo, Kecamatan Candiroto, Kabupaten Temanggung.
-
Dimana letak permukiman terbengkalai di Jakarta? Baru-baru ini sebuah kawasan di wilayah Jakarta Timur yang terbengkalai terungkap, dengan deretan rumah yang ditinggalkan oleh penghuninya.
"Dari 231 ribu KAT, sebanyak 123.977 KK sudah diberdayakan, Sedang 3.955 KK sedang diberdayakan. Sisanya yang belum diberdayakan ada 123.336 KK," kata Hasbullah, Selasa (17/10), dalam rangkaian acara Kampanye sosial Pemberdayaan Komunitas Adat Terpencil, di gedung auditorium UIN Syarif Hidayatullah Ciputat.
Menurutnya, pemberdayaan yang dilakukan Kemensos terhadap KAT berfokus pada berbagai aspek, di antaranya masalah keterpencilan yang menyebabkan terbatasnya aksesibilitas pelayanan dasar di lokasi terpencil itu.
Dalam melakukan pemberdayaan KAT, pihaknya, kata Hasbullah, berpegang pada empat pilar, yaitu peningkatan jangkauan dan kualitas pemberdayaan sosial KAT, peningkatan dan penguatan SDM, sosial dan budaya.
"Ekonomi dan lingkungan, peningkatan peran pemerintah daerah, kelembagaan masyarakat dan perangkat pelayanan sosial tingkat lokal, serta peningkatan peran aktif masyarakat," kata Hasbullah.
Selain itu, pemerintah juga berusaha untuk melakukan pendampingan di bidang kemitraan dunia usaha, agar keluarga adat terpencil mendapat layanan kesejahteraan sosial yang sama dengan yang lainnya.
(mdk/bal)Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya
Kemenkop UKM akan terus melakukan pendataan K-UMKM meski kabinet pemerintahan segera berakhir.
Baca SelengkapnyaDia menilai masih banyak masyarakat tinggal di hunian tidak layak.
Baca SelengkapnyaJarak kampung itu menuju pusat desa mencapai 5-6 kilometer
Baca SelengkapnyaKemendagri terus melakukan pembenahan akan keamanan data untuk mengantisipasi maraknya kejahatan digital.
Baca SelengkapnyaSaid menyebut dari catatan Kementerian Ketenagakerjaan secara kumulatif sejak Januari-Juni 2024, gelombang PHK telah menghantam 32.064 pekerja.
Baca Selengkapnya6.333 Puskesmas yang belum memiliki jumlah tenaga kesehatan yang sesuai standar.
Baca SelengkapnyaPemerintah dan swasta harus membangun 1,5 juta rumah tiap tahun agar angka masyarakat tak punya rumah terus turun.
Baca SelengkapnyaHadi juga meminta lintas kementerian itu melakukan sosialisasi soal tanah ulayat dengan masyarakat adat.
Baca SelengkapnyaSaid menyebut saat ini Indonesia juga menghadapi penurunan jumlah kelas menengah yang mencapai 9 juta jiwa.
Baca Selengkapnya