30 Satpol PP di Makassar keroyok anggota polisi dan istrinya
Merdeka.com - Brigadir Polisi (Brigpol) Jufri (28), anggota Intelkam Polrestabes Makassar dan istrinya Fitri (28) dikeroyok oleh sekitar 30 anggota satuan polisi pamong praja (Satpl PP) di jalan Sultan Hasanuddin, Mangasa Kabupaten Gowa, Sulsel, Senin (22/7) malam. Korban dan istrinya masih dirawat di Rumah Sakit Bhayangkara.
Menurut pengakuan korban, ia dan istrinya dari arah Kabupaten Gowa mengendarai mobil dengan nomor polisi DD 378 IS hendak menuju RS Haji tempat istrinya bertugas. Namun saat melintas di Jalan Mallengkeri Makassar di depan Terminal Mallengkeri, depan kendaraannya ada kendaraan dinas Satpol PP.
Mobil dinas Satpol PP tersebut tiba-tiba mundur. Sontak korban membunyikan klakson mobilnya dengan maksud memberi peringatan. Tetapi sopir mobil dinas Satpol PP itu tidak menghiraukan dan tetap memundurkan mobilnya.
-
Bagaimana reaksi pengendara mobil saat diprotes? Pengemudi mobil itu justru membuka kaca sambil mengeluarkan pistolnya.
-
Kenapa Polisi diserang? Polisi diserang karena tersangkameronta dan berteriak sehingga mengundang perhatian orang-orang di sekelilingnya. 'Itu bukan orang tidak dikenal itu, keluarga tersangka (yang menyerang). Ditangkap di rumah, kemudian dibawa, diborgol teriak-teriak dia. Begitu ceritanya,' kata dia.
-
Bagaimana polisi mengancam pemobil tersebut? Dia bahkan mengatakan jika memang si pemobil tak mau memberi sesuai yang dia minta maka SIM nya bakal ditahan dan ditilang.
-
Apa yang terjadi pada mobil tersebut? Kronologi Kapolsek menjelaskan, mulanya mobil yang diserang sedang melintas. Tiba-tiba diberi tahu ada percikan api dari kolong mobil. Namun untuk penyebab kebakaran masih didalami.
-
Kenapa pengendara motor memprotes pengemudi mobil? Saat di lampu merah selanjutnya, tepatnya di lampu merah Medoho, pengemudi motor menghampiri mobil tersebut untuk bertanya kenapa pengemudi mobil itu membunyikan klakson panjang.
-
Kenapa polisi meminta uang kepada pemobil? 'Seratus ya, pak, nggak ada, pak,' ucap pemobil. Namun sang polisi tetap kukuh meminta Rp150 ribu. Dia bahkan mengatakan jika memang si pemobil tak mau memberi sesuai yang dia minta maka SIM nya bakal ditahan dan ditilang.
"Saya sudah bunyikan klakson tapi mobilnya tetap mundur sampai menghantam mobil sampe bodi sebelah kanan mobil saya rusak. Saya tegur. Tapi bukannya minta maaf tapi malam kabur," kata Jufri di RS Bhayangkara, Selasa (30/7).
Mobil dinas Satpol PP itupun kabur menuju Jalan Sultan Hasanuddin, korban kemudian mengejar mereka dengan maksud meminta pertanggungjawaban. Di Jalan Sultan Hasanuddin ternyata ada sekitar 30 orang petugas Satpol PP sedang melakukan penertiban.
Korban pun langsung mencari kepala Satpol PP yang ternyata pengemudi mobil yang menabraknya. "Saya tanya baik-baik mohon maaf pak, kenapa bapak tadi lari? Saya bilang begitu," ujar Jufri yang tinggal di asrama polisi (Apsol) Pa'baeng-baeng ini.
Bukannya dijawab, tapi kepala Satpol PP itu langsung mendorong sembari memukul Jufri. Kejadian itu juga memicu anggota Satpol lainnya ikut memukuli korban dari arah kiri dan kanan. Korban hanya bisa menahan pukulan dengan tangan sambil mengatakan kalau dirinya polisi.
"Saya mengaku kalau saya ini polisi supaya tidak dikeroyok tapi tetap dipukul dan ada yang bilang polisi mate tong (polisi juga bisa mati). Tidak ada yang berhenti memukul sampai-sampai istri saya yang mau melerai juga ikut dipukuli," tutur Jufri.
Dia menceritakan, ia melihat istrinya yang berteriak untuk melerai malah dipukul pada bagian belakangnya dan diseret oleh anggota Satpol PP. Beruntung warga setempat segera mengamankan korban dan istrinya dari amukan Satpol PP itu.
Setelah suasana tenang, Jufri dan istrinya kemudian dilarikan ke RS Bhayangkara. Korban mengalami luka robek di bagian kepalanya yang terus mengeluarkan darah dan istri korban mengalami luka memar di bagian punggungnya. (mdk/has)
Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya
Dua demonstran terekam kamera melempar mobil dinas Satlantas Polrestabes Makassar. Akibat lemparan itu kaca mobil pecah dan Kasatlantas terluka.
Baca Selengkapnya"Jadi terdata, bahwa dari kelima orang ini bukan ormas," kata Kapolres Metro Jakarta Pusat, Kombes Susatyo
Baca SelengkapnyaAksi pengeroyokan itu terjadi pada Minggu (31/12) di kawasan Menteng, Jakarta Pusat.
Baca SelengkapnyaKedua anggota TNI bernama Praka JG dan Pratu VS itu ditangkap pada Senin (27/11) malam oleh tim intel Kodam IX/Udayana
Baca SelengkapnyaSebuah video penganiayaan terhadap petugas Satpol PP saat aksi demo buruh beredar di media sosial.
Baca SelengkapnyaPeristiwa pengeroyokan itu terjadi pada Minggu (31/12) sekitar pukul 16.00 WIB.
Baca SelengkapnyaVideo anggota Satpol PP dikeroyok sejumlah orang di depan Pintu Masuk Mall Plaza Indonesia, Menteng, Jakarta Pusat, Minggu (31/12) itu viral di media sosial
Baca SelengkapnyaBrigadir Polisi Dua (Bripda) MAI harus menjalani penempatan khusus (patsus) akibat menganiaya istrinya, DA yang memergokinya berduaan dengan perempuan lain.
Baca SelengkapnyaPeristiwa itu tak Satpol PP menyurutkan mereka. Justru semakin menggencarkan penertiban.
Baca SelengkapnyaSalah satu peserta konvoi memprovokasi dengan mengatakan ada dari anggota mereka ditangkap polisi.
Baca SelengkapnyaTersangka disangkakan melanggar Pasal 310 ayat 4 Undang-Undang Nomor 22 Tahun 2009 tentang Lalu Lintas dan Angkutan Jalan (LLAJ)
Baca SelengkapnyaSuami terkena luka tembak pada dada sebelah kiri dan istri mengalami luka goresan pada bagian lengan sebelah kiri.
Baca Selengkapnya