4 Cerita haru anak pelaku teror di Surabaya dan Sidoarjo
Merdeka.com - Terjadi lima kali ledakan bom bunuh diri di lima tempat yang berbeda sejak 13 Mei 2018 sampai 14 Mei 2018. Setelah ledakan di tiga gereja di Surabaya, ledakan kembali terjadi di Rusunawa Wonocolo Sidoarjo yang juga dilakukan oleh satu keluarga dengan melibatkan anak-anak.
Namun tak semua anak ikut dengan ajaran orangtuanya yang radikal. Salah satunya anak terduga teroris Anton Febianto (47). Dia memilih tak mengikuti ajaran orangtuanya. Berikut beberapa cerita yang dia ungkapkan.
AR mengaku ada perbedaan kasih sayang dengan kakak dan kedua adiknya
-
Kenapa anak menolak keinginan orang tua? Saat anak menentang orang tua atau menolak keinginan mereka, sebenarnya mereka sedang memprotes kurangnya kontrol dan kebebasan yang mereka alami.
-
Apa contoh story telling bahasa Inggris? Berikut ini merdeka.com merangkum informasi tentang contoh story telling bahasa Inggris yang dapat dimanfaatkan oleh anak-anak untuk belajar bahasa asing.
-
Apa yang dilakukan orangtua saat anak menolak sekolah? Dengarkan Keluhan Anak dengan Serius Penolakan untuk pergi ke sekolah bisa disebabkan oleh kecemasan, perbedaan belajar, masalah sosial dan emosional, atau bullying.
-
Kenapa anak dari orangtua otoriter sering pembohong? Orangtua otoriter mungkin menggunakan hukuman alih-alih disiplin. Jadi, daripada mengajarkan anak cara membuat pilihan yang lebih baik, mereka lebih banyak mengajari anak-anak penyesalan atas kesalahan yang diperbuat. Anak-anak dari orangtua otoriter berisiko lebih tinggi mengalami masalah harga diri karena pendapat mereka tidak dihargai. Mereka juga cenderung memiliki kemarahan terpendam dan punya tendensi menjadi pembohong untuk menghindari hukuman.
-
Mengapa Jasmine Abeng tidak mengikuti jejak ibunya? Meski Ririn populer di industri hiburan, perhatian media jarang menyentuh Jasmine yang tak mengikuti jejak ibunya.
-
Kenapa Keluarga Surbek harus meninggalkan Indonesia? Saat itulah keluarga Surbek terpaksa meninggalkan Indonesia walau itu merupakan pilihan yang sulit bagi mereka. Begitu pula dengan Gladys yang harus berpisah dengan Mino.
Selama ini AR, anak kedua dari Anton Febianto (47), dan istrinya, Puspita Sari (47) merasa ada ketimpangan kasih sayang. Dia merasa adanya perbedaan pembagian kasih sayang antara dia dan kakak adik-adiknya.
Orangtuanya akan lebih sayang pada anaknya yang menuruti keinginan mereka. Sedangkan anak yang "membangkang" tidak terlalu disayang.
Anak-anak Anton dipaksa mengaku homeschooling
Anton dan istrinya tidak membolehkan anak-anaknya bersekolah umum. Mereka meminta pada anaknya untuk homeschooling. "Padahal bukan homeschooling, tapi dikungkung di rumah dan didoktrin oleh orangtuanya, ditontonkan video-video radikal," kata Kepala Kepolisian Daerah Jawa Timur, Irjen Pol Machfud Arifin.
AR tak mau didoktrin orangtuanya
AR menolak didoktrin oleh orangtuanya dengan cara menonton film-film tentang jihad. Dia memutuskan untuk tidak seperti kakak dan kedua adiknya. AR memilih bersekolah umum dan tinggal bersama neneknya.
Menurut AR, ayahnya selalu memperlihatkan video jihad kepada mereka. "Seperti rajin memberikan tontonan video jihad kepada anak-anak untuk membentuk ideologi sejak dini.
Cara ini juga dilakukan oleh Dita (pelaku bom tiga gereja di Surabaya). Dia menyuruh anak-anaknya menonton film radikal secara terus menerus. Beda dengan anak kedua Anton. Keempat anak Dita sama sekali tidak ada yang memberontak.
Anak-anak Anton diajak pengajian bersama keluarga Dita
Keluarga Anton dan keluarga Dita ternyata saling kenal. Kedua keluarga ini yang melakukan bom bunuh diri pada hari yang sama. Bahkan mereka sering melakukan pengajian bersama di rumah Dita, dengan membawa anak-anak mereka.
"Mereka juga rutin hadir di pengajian rumah Dita ," kata Machfud. Ini adalah cara Dita untuk menjadikan anak-anaknya 'pengantin' alias pelaku bom bunuh diri.
(mdk/mtf)Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya
Hanya sekitar tujuh bulan sejak terpapar paham radikal dari media sosial, HOK sudah nekat mempelajari cara peracikan bahan peledak.
Baca SelengkapnyaPelaku tak terima dilarang ayahnya mengikuti touring.
Baca SelengkapnyaTernyata, ia pernah mengalami ujian hidup yang begitu hebat. Pria itu mengaku bahwa istri dan anaknya sampai pindah keyakinan.
Baca SelengkapnyaNurma menambahkan penyidik telah melakukan pemeriksaan digital melalui gawai milik MAS
Baca SelengkapnyaTentara tersebut ingin sang putra mengikuti jejaknya sebagai prajurit TNI pula. Namun sayang, ternyata takdir berkata lain.
Baca SelengkapnyaTak mau sekolah, bocah tersebut justru tak mempan dinasehati orangtua hingga guru. Buntutnya, prajurit TNI turun tangan.
Baca SelengkapnyaDensus menangkap HOK saat hendak membuang bahan peledak yang telah dibelinya.
Baca SelengkapnyaAswin menyebut saat mengamankan orangtua pelaku tidak ditemukan jejak berbahaya.
Baca SelengkapnyaBerikut kisah jenderal Kowad yang berbeda profesi dengan sang anak sebagai seorang perwira polisi.
Baca Selengkapnya"Bokap gue bapaknya galak. Bapaknya bokap gue itu tentara," ungkap Ariel.
Baca SelengkapnyaKeluarga korban mengaku disuruh membuat surat pernyataan serta rekaman video pada Senin (25/12) malam.
Baca SelengkapnyaTersangka FO sempat membantah dan mengaku jika dirinya tidak melakukan penikaman terhadap korban CR.
Baca Selengkapnya