5 Perwira TNI pemimpin pembebasan sandera di Papua tolak kenaikan pangkat
Merdeka.com - Peristiwa dramatis terjadi saat Panglima TNI Jenderal Gatot Nurmantyo memberi kenaikan pangkat luar biasa untuk 58 anggota TNI yang mengikuti operasi pembebasan sandera di Tembagapura, Papua. Lima orang perwira yang menjadi pemimpin operasi itu menolak kenaikan pangkat.
Para perwira itu menjelaskan kepada atasan mereka bahwa keberhasilan operasi ini adalah milik anak buah. Jika ada kegagalan, maka yang bertanggung jawab adalah para perwira.
"Mereka menyampaikan sepantasnya kenaikan pangkat hanya anak buahnya, bukan perwiranya. Secara halus mereka menolak kenaikan pangkat," tutur Gatot saat upacara di Mimika, Papua, Minggu (19/11).
-
Siapa yang memimpin pasukan TNI di Papua? Danrem 173/PVB Brigjen TNI Frits Wilem Rizard Pelamonia menjelaskan bahwa Bandara di Agandugume tersebut telah dikuasai oleh OPM sejak awal Maret.
-
Siapa yang pimpin operasi TNI AL di Papua? Pelaksanaan operasi tersebut dipimpin Komandan Guspurla Koarmada III Laksamana Pertama TNI Wawan Trisatya Atmaja.
-
Apa yang diselamatkan oleh para perwira TNI? Semua kembali ke staf dengan membawa uang untuk pasukan-pasukan dan dinas-dinas untuk melaksanakan secara resmi timbang terima uang itu.
-
Siapa yang pimpin pasukan? Tim Sparta yang dipimpin langsung oleh Kapolresta Surakarta Kombes Pol Iwan Saktiadi langsung melakukan pengadangan.
-
Siapa yang meminta delapan anak Papua masuk TNI? Kedelapan anak muda itu dimintakan langsung oleh Kasad Jenderal TNI Dudung Abdurachman untuk menjadi bagian dari prajurit TNI-AD.
-
Siapa yang memimpin misi TNI? Mereka harus menyelundupkan senjata untuk membantu Bangsa Aljazair yang berjuang demi kemerdekaannya.
Permintaan para perwira itu membuat Gatot terharu. Apalagi mereka menyatakan siap bertanggung jawab jika operasi gagal.
"Itulah yang membuat saya terharu, luar biasa mereka," ujarnya.
Jenderal Gatot mengaku tetap memperhatikan karir mereka. Kelima perwira itu akan mengikuti pendidikan khusus mendahului rekan-rekan mereka. Dengan begitu dipastikan mereka akan naik pangkat lebih dulu daripada rekan seangkatan.
"Jadi kelima perwira itu tidak menerima kenaikan pangkat. Tetapi diberi pendidikan secara khusus mendahului rekan-rekannya," tutupnya.
Kelima perwira muda tersebut berasal Kopassus, Raider, dan Tontaipur. Merekalah yang membuka serangan dan mengusir kelompok separatis dari Dusun Kimbely dan Binti. (mdk/ian)
Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya
Pomdam Brawijaya akan mendalami terkait dengan motif penyiksaan yang dilakukan para prajurit tersebut.
Baca SelengkapnyaPasal yang disematkan kepada 13 prajurit berbeda disesuaikan pelanggaran yang dilakukan.
Baca SelengkapnyaTNI Ungkap Peran 13 Prajurit Tersangka Penganiayaan Anggota KKB di Papua
Baca SelengkapnyaPrajurit TNI berhasil lumpuhkan 5 anggota KSTP hingga tewas. Sulitnya medan tempur di hutan dan pegunungan tak mempan bagi para anggota Satgas Yonif 7 Marinir.
Baca SelengkapnyaKapuspen TNI, Mayjen TNI Nugraha Gumilar mengakui penyiksaan terhadap anggota KKB itu adalah sebuah pelanggaran.
Baca SelengkapnyaWakil Ketua Tim Pemenangan Nasional (TPN) Ganjar-Mahfud, Andika Perkasa buka suara soal pengeroyokan dilakukan anggota TNI terhadap relawan
Baca SelengkapnyaPanglima TNI Jenderal Agus Subiyanto mengaku merasakan duka mendalam atas gugurnya prajurit-prajurit terbaik bangsa tersebut.
Baca SelengkapnyaJohnny berharap ke depan insiden seperti itu tidak terjadi lagi.
Baca SelengkapnyaJenderal TNI Maruli Simanjuntak sudah bicara dengan Presiden Joko Widodo (Jokowi) mengenai situasi di Papua.
Baca SelengkapnyaPangdam mengatakan kejadian itu harusnya tidak perlu terjadi di tengah upaya menyelesaikan konflik di Papua.
Baca SelengkapnyaBerikut perintah tegas Jenderal Kopassus di balik Operasi sikat OPM tewaskan desertir TNI Danis Murib.
Baca SelengkapnyaDengan kerendahan hatinya dia meminta maaf atas nama anak buahnya.
Baca Selengkapnya