Ada Puluhan Proyek Sepanjang Tahun 2021 di Sumatera Barat Mangkrak
Merdeka.com - Dewan Perwakilan Rakyat Daerah (DPRD) Sumatera Barat (Sumbar) mencatat ada puluhan paket pekerjaan atau proyek di Pemerintah Provinsi (Pemprov) mangkrak sepanjang tahun 2021.
Anggota DPRD Sumbar Hidayat mengatakan, puluhan proyek itu diduga tidak selesai 100 persen, bahkan ada yang masih jauh dari separuh dikerjakan, dengan total mencapai ratusan miliar rupiah. Dia menjelaskan, proyek yang mangkrak itu ada tersebar pada delapan paket.
"Paket pengadaan bantuan peralatan dan mesin jahit di Dinas Perindustrian dan Perdagangan Sumbar dengan nilai kontrak Rp1,4 miliar. Proyek itu tidak terealisasi karena barangnya yang datang tak sesuai dengan spesifikasi teknis dokumen kontrak, sehingga kontrak gagal," kata Hidayat di Padang, Kamis (13/1).
-
Apa yang menjadi hasil dari PSU DPD Sumbar? Komisi Pemilihan Umum (KPU) Sumatera Barat (Sumbar) umumkan hasil Pemunguntan Suara Ulang (PSU) DPD RI daerah pemilihan Sumbar.
-
Apa yang terjadi di Sumbar? Gubernur Sumatera Barat Mahyeldi memerintahkan Rumah Sakit Achmad Muchtar (RSAM) Bukittinggi untuk menerima semua korban bencana yang dirujuk tanpa terkecuali.
-
Bagaimana BPBD Sumbar menangani banjir di Kota Padang? Lanjutnya, saat ini semua alat yang berkemungkinan terendam sudah kita pindahkan ketempat yang lebih tinggi.
-
Dimana PPPK bekerja di Sumut? Pada umumnya, PPPK ditempatkan untuk mengisi kebutuhan pegawai pada sejumlah jabatan atau posisi tertentu di lingkungan pemerintah.
-
Apa isi PKS BPH Migas dan Pemprov Sultra? Dokumen ini selanjutnya akan ditandatangani oleh Penjabat Gubernur Sultra Andap Budhi Revianto yang menandai resminya kerja sama BPH Migas dan Pemprov Sultra.'Setelah dokumen ini ditandatangani oleh Penjabat Gubernur Sultra, selanjutnya akan dibahas program-program penyediaan, pengendalian dan pengawasan penyaluran JBT dan JBKP oleh kedua belah pihak,' ujar Kepala BPH Migas Erika Retnowati dalam kesempatan tersebut.
-
Bagaimana Pemprov DKI menutup kerugian MRT? 'Akhirnya ketemu ditutup dari ERP atau electronic road pricing. Ketemu, ya sudah, diputuskan dan saya putuskan. Dan itu keputusan politik, bahwa APBN atau APBD sekarang masih suntik Rp800 miliar itu adalah memang adalah kewajiban. Karena itu pelayanan, bukan perusahaan untung dan rugi,' kata Jokowi.
Kedua, terkait pembangunan gedung kebudayaan Sumbar di Dinas Kebudayaan Sumbar mencapai Rp31 miliar.
"Proyek ini (hanya) terealisasi 10,63 persen, dan realisasi secara keuangan hanya Rp8,6 miliar lebih," jelas Hidayat.
Ketiga pembangunan Stadium Utama tahap VII di Dinas Bina Marga Cipta Karya atau BMCKTR dengan nilai kontrak mencapai Rp82,6 miliar lebih.
"Realisasi fisik hanya 72,72 persen, dan keuangan yang terealisasi Rp60 miliar lebih," sebut Hidayat.
Keempat paket pembangunan Jembatan Batu Bala dengan nilai kontrak Rp2,3 miliar lebih, pembangunan jembatan Sikali dengan nilai kontrak Rp3,4 miliar lebih, rekonstruksi jalan Simpang Padang Aro-Lubuk Malako dengan nilai Rp2 miliar lebih, dan pembangunan jalan ruas Provinsi Abai Sangir Sei Daerah dengan nilai Rp3,9 miliar tak terealisasi 100 persen.
Selain itu, dia menyebut, hal yang sama juga terjadi di Dinas Pendidikan Sumbar. Di sana puluhan paket pekerjaan juga tak terealisasi 100 persen sesuai dengan rencana.
"Mulai dari pembangunan laboratorium, asrama, pagar sekolah, ruang kelas baru, ruang serbaguna, hingga musala sekolah dengan nilai miliaran rupiah. Realisasi fisiknya ada (bahkan) dibawah 50 persen," sebut Hidayat.
Terakhir terkait pekerjaan di Dinas Sumber Daya Air. "Misalnya paket pembangunan prasarana di beberapa sungai, pembangunan seawall dan pengamanan pantai hingga pembangunan embung di berbagai daerah Kabupaten dan Kota di Sumatera Barat. Realisasinya juga banyak yang tidak mencapai 100 persen, termasuk pembangunan pagar DPRD senilai Rp1,4 miliar lebih, fisiknya hanya terealiasi 62,15 persen sehingga terlihat seperti besi karat yang belum dicat minus hiasan," beber Hidayat.
Secara keseluruhan, total dari nilai paket pekerjaan yang mangkrak itu mencapai ratusan miliar rupiah. Namun katanya, apabila melihat perbandingan antara nilai kontrak dengan realisasi anggaran, maka terdapat selisih sekitar Rp 50 miliar lebih yang akan menjadi sisa dari anggaran.
"Artinya, bila semua pekerjaan terlaksana 100 persen maka sisa Rp 50 miliar lebih tersebut tidak akan ada atau akan terbelanjakan habis," pungkasnya.
Pihaknya pun meminta Gubernur Sumbar Mahyeldi Ansarullah mengevaluasi kinerja dari para kepala dinasnya, bersama dengan pejabat proyek-proyek tersebut. "(Meminta) termasuk pula evaluasi perusahaan yang tak menuntaskan pekerjaan sesuai dengan kontrak," pungkas Hidayat.
(mdk/cob)Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya
Hadiman mengatakan, tidak menutup kemungkinan akan adanya tersangka baru dalam kasus korupsi Disdik Sumbar.
Baca SelengkapnyaBencana banjir bandang di Sumbar menyebabkan puluhan orang meninggal dunia
Baca SelengkapnyaDelapan orang ini dijerat dugaan korupsi pengadaan barang dan jasa.
Baca SelengkapnyaSelain jalan, infrastruktur jembatan menjadi prioritas pembangunan di Banyuwangi.
Baca SelengkapnyaPerpanjangan masa tanggap darurat bencana bertujuan untuk mengupayakan semua pengungsi bisa kembali beraktivitas.
Baca SelengkapnyaMonitoring dilakukan karena pendanaan pembagunan menggunakan APBN.
Baca SelengkapnyaUpdate Banjir Bandang Sumbar: 67 Orang Meninggal, 20 Orang Hilang, 44 Luka-Luka
Baca SelengkapnyaKejati akan melakukan pemangilan kepada para tersangka pada 31 Mei 2024.
Baca SelengkapnyaBencana tersebut dilaporkan menimbulkan dampak kerusakan yang serius hingga ditetapkan dan diberlakukan masa tanggap darurat selama 14 hari.
Baca SelengkapnyaRatusan rumah yang rusak itu tersebar di empat daerah.
Baca SelengkapnyaSaat ini terdapat 37 Proyek Strategis Nasional (PSN) dan ada 18 PSN dalam Perpres 79 tahun 2019, dengan nilai investasi sebesar Rp 258,76 triliun.
Baca SelengkapnyaMenteri PUPR, Basuki Hadimuljono menyebut capaian tersebut sudah 70 persen dari target 125 PSN yang ditugaskan kepada Kementerian PUPR.
Baca Selengkapnya