Aktivis tuding JK tak perhatikan nasib pekerja perempuan
Merdeka.com - Wakil Presiden Jusuf Kalla dituding tidak memperhatikan nasib para pekerja perempuan jika tetap mengurangi jam kerja. Bahkan, JK dianggap lebih memihak pada pelaku industri yang selama ini diskriminatif pada perempuan.
Pendiri Yayasan Jurnal Perempuan Gadis Arivia mengatakan kebijakan ini dapat berdampak pada semakin tidak diperhatikannya perempuan dalam dunia industri. Menurut dia, hal ini dapat menjadi dasar bagi perusahaan untuk tidak mempekerjakan kaum perempuan.
"Perusahaan nantinya akan tidak bisa meng-hire perempuan. Mereka pasti akan lebih memilih laki-laki yang punya waktu lebih banyak," ujar Gadis dalam konferensi pers di Jakarta, Kamis (4/12).
-
Bagaimana cara perekrutan buruh wanita? Di Jawa, para agen tenaga kerja ini merekrut para petani miskin dari Jawa Tengah dan Jawa Timur. Pada mereka dijanjikan upah yang besar, dan wanita-wanita cantik di Tanah Deli. Kelak mereka sadar, jika ini hanya janji manis belaka.
-
Mengapa OJK fokus pada perempuan? 'Perempuan sebagai ‘bendahara’ dan guru pertama bagi anak dalam keluarga. Selain itu, banyak perempuan berprofesi sebagai guru dan pelaku UMKM. Sehingga, peningkatan pengetahuan pengelolaan keuangan menjadi keterampilan penting untuk dikuasai oleh perempuan.
-
Bagaimana kesetaraan gender di dunia kerja? Kebijakan fleksibilitas jam kerja, pengurangan waktu kerja yang disebabkan oleh tanggung jawab keluarga, cuti hamil, cuti ibu, atau cuti ayah adalah langkah-langkah penting dalam menerapkan kesetaraan.
-
Kenapa perusahaan di Indonesia enggan merekrut karyawan tanpa kemampuan AI? Hal ini menekankan urgensi dan pentingnya para profesional untuk fokus dalam meningkatkan kemampuan AI melalui pelatihan.
-
Kenapa kesetaraan gender penting di dunia kerja? Hal ini memberikan kesempatan bagi baik pria maupun wanita untuk membagi waktu antara tanggung jawab karier dan keluarga dengan adil.
-
Siapa yang kesulitan mendapatkan pekerjaan? Indira adalah bagian dari kelompok generasi terbesar di Indonesia, Generasi Z, yang mencakup lebih dari 74 juta orang, atau 27,9 persen dari populasi Indonesia, yang lahir antara tahun 1997 dan 2012.
Aktivis perempuan itu mengatakan selama ini perusahaan selalu menggunakan logika untung rugi termasuk dalam melakukan perekrutan pekerja. Padahal, menurut dia, perempuan justru dapat memberi andil besar bagi suksesnya suatu perusahaan.
"Karena perempuan punya keahlian bagaimana memasarkan perusahaan yang memiliki orientasi yang sama dengan konsumen. Perempuan punya kontribusi yang bagus," kata dosen Ilmu Filsafat Universitas Indonesia ini.
Lebih lanjut, Gadis memandang seharusnya pemerintah memberikan perhatian khusus dengan mengedukasi perusahaan. Hal ini agar tidak lagi ada diskriminasi sekaligus untuk membuat dunia semakin menjanjikan dengan kehadiran perempuan.
"Bagaimana juga mengedukasi perusahaan yang ada agar supported terhadap perempuan meskipun mereka punya anak kecil. Supaya hal ini menjadi baik untuk semua pihak," terang dia.
Seperti diberitakan, JK menjelaskan, wacana pengurangan jam kerja untuk pegawai perempuan tersebut dikhususkan bagi karyawan yang memiliki anak di bawah usia 6 tahun.
Menurut JK, anak-anak dengan usia di bawah 6 tahun masih membutuhkan perhatian lebih dari para orang tua. Hal ini berkaitan erat dengan perkembangan generasi muda Indonesia.
"Hanya kepada ibu-ibu yang punya anak kecil sampai SD. Hanya yang punya anak kecil, mau menyusui, antar ke sekolah supaya bangsa ini tetap merasa cinta kepada keluarga dan sebagainya, jangan seperti anak dilupakan. Range 6 tahun. Tidak semua," jelas JK di kantornya, Rabu (3/12).
Nantinya, lanjut JK, tempat-tempat bekerja, utamanya kantor-kantor pemerintahan harus memiliki tempat-tempat penitipan anak. "Fitrah perempuan harus menyusui. Kantor yang bisa, harus ada penitipan anak," tutur JK. (mdk/ren)
Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya
Saat ini megatren ketenagakerjaan dipengaruhi beberapa hal antara lain globalisasi dan perubahan iklim.
Baca SelengkapnyaDurasi cuti sebaiknya mengutamakan dialog sosial yang efektif antara pekerja dan pengusaha.
Baca SelengkapnyaPara pencari kerja pemula tersebut merasa belum mempunyai beban layaknya pencari kerja yang sudah menikah.
Baca SelengkapnyaPemprov Jawa Tengah mengklaim mengantisipasi agar tak lagi ada PHK massal ke depannya.
Baca SelengkapnyaIndustri rokok tembakau resah karena tarif cukai naik tiap tahun
Baca SelengkapnyaKabar ini membawa angin segar bagi sebagian ibu pekerja. Mereka bisa merawat dan melihat tumbuh kembang anak secara fokus.
Baca SelengkapnyaPuan menilai, perlindungan terhadap buruh sangat penting di tengah banyaknya tantangan global saat ini.
Baca SelengkapnyaBeban kerja makin tinggi sementara gaji tidak sesuai menjadi salah satu pemicu warga Korea sulit mendapatkan pekerjaan layak.
Baca Selengkapnya