Alat Panen Sawit Buatan Kelompok Tani Riau Kantongi Sertifikat SNI
Merdeka.com - Produk perkebunan yang dihasilkan kelompok tani Koperasi Rumbio Jaya Steel (RJS) berhasil mengantongi sertifikat mutu Standar Nasional Indonesia. Sertifikat dari Badan Standarisasi Nasional itu untuk pertama di Indonesia untuk kategori usaha kecil menengah (UKM).
Kedua produk buatan warga Riau yang berhasil mengantongi SNI itu adalah egrek dan dodos, atau alat pemanen buah kelapa sawit. RJS merupakan mitra usaha binaan PT Perkebunan Nusantara V.
Sertifikat jaminan kualitas wahid tersebut diserahkan Wakil Gubernur Riau, Edy Natar Nasution kepada Kelompok Koperasi RJS di Kediaman Dinas Gubernur Riau, Kota Pekanbaru, Kamis (17/6). Selain dua produk mitra binaan PTPN V, juga terdapat satu produk Madu Wibi yang juga mendapatkan sertifikat yang sama.
-
Apa produk unggulan dari Kelompok Tani Jaya Lestari? Kelompok ini membawa produk unggulan berupa salak pondoh.
-
Bagaimana Kemenkop UKM membantu Koperasi Jahema Bonsai Sejahtera? KemenKopUKM akan terus memperkuat ekosistem usaha bonsai di Tanah Air dengan melakukan pendampingan, pembentukan, dan pengembangan koperasi, pengembangan bisnis model, menghubungkan dengan berbagai mitra dan market, serta pembiayaan untuk koperasi-koperasi potensial melalui LPDB-KUMKM.
-
Apa yang diproduksi oleh perusahaan kayu jati di Semarang? Perusahaan yang dulunya memproduksi kayu gelondongan itu kemudian mengubah hasil produksinya menjadi kayu yang siap olah.
-
Dimana kelapa sawit pertama kali ditanam di Indonesia? Kelapa sawit pertama kali ditanam di Kebun Raya Bogor, pada tahun 1848 oleh orang Belanda yang datang ke Indonesia.
-
Apa produk sarung yang meraih Standar Nasional Indonesia (SNI)? Produk Sarung Mangga berhasil meraih sertifikat berstandar SNI 110:2019 Kategori Sarung Tradisional dari Balai Sertifikasi Textil Kementerian Perdagangan dan Perisdustrian.
-
Apa komoditi perkebunan yang dibudidayakan? Masa kolonial Belanda di Indonesia banyak ditemui berbagai macam perkebunan milik swasta yang menjadi sumber penghasilan yang begitu besar saat itu. Sebut saja Tembakau dan Karet, dua komoditi ini harganya tinggi di pasaran.
"Kita patut berbangga hati dengan produk-produk Riau yang mampu menunjukkan kualitasnya hingga berhasil meraih SNI. Ini menjadi bukti bahwa produk lokal kita bisa bersaing di tanah air. Diharapkan keberhasilan ini dapat menjadi perangsang bagi UMKM lainnya untuk meningkatkan standar produksi sesuai standar yang telah ditetapkan," kata Edy.
Di tempat yang sama, Chief Executive Officer PT Perkebunan Nusantara V, Jatmiko K Santosa menjelaskan pihaknya merangkul Koperasi Rumbio Jaya Steel (RJS) sejak awal 2020 lalu.
Jatmiko mnegakui, PTPN V memilih menggunakan produk buatan pandai besi Desa Teratak, Kecamatan Rumbio Jaya, Kabupaten Kampar di tengah gempuran peralatan mekanisasi perkebunan impor.
"Pada tahap awal, PTPN V selanjutnya menjalin kerjasama pembelian peralatan panen perkebunan sawit sebesar Rp1,6 miliar ke Koperasi RJS. Kesepakatan pembelian dilakukan di hadapan Menteri Ketenagakerjaan RI, Ida Fauziah," katanya.
Di tahun yang sama, lanjut Jatmiko, PTPN V kembali menerbitkan kontrak pengadaan alat panen kepada RJS sebesar Rp2,8 miliar. Sehingga, total omzet yang diraih RJS di tahun 2020 lalu mencapai Rp4 miliar. Angka itu meningkat drastis dibandingkan tahun 2019 yang berada dikisaran Rp1,2 miliar.
Selanjutnya selama semester pertama 2021 ini, PTPN kembali melakukan pengadaan peralatan panen sebesar Rp1,78 miliar. Kali ini pengadaan dilakukan melalui sistem Pasar Digital Usaha Mikro Kecil Menengah (PADI UMKM) BUMN.
Selain lebih transparan, Jatmiko menyampaikan kebijakan tersebut juga mendorong RJS untuk lebih dikenal perusahaan BUMN lainnya yang bergerak di sektor yang sama.
PTPN V dengan Koperasi RJS juga mendukung rencana ekspansi koperasi dengan mengucurkan dana pinjaman lunak bergilir dan bergulir sebesar Rp600 juta.
Jatmiko yang juga Ketua Gabungan Pengusaha Kelapa Sawit Indonesia (GAPKI) Provinsi Riau akan mengajak kepada para pengusaha perkebunan di Bumi Lancang Kuning untuk turut melirik dan menggunakan produk-produk yang dihasilkan RJS.
"Kita berkomitmen untuk terus mengembangkan UKM mitra binaan Perusahaan. Tidak hanya memberikan kapitalisasi, membeli hasil produksi, mendorong promosi, namun juga mendukung upaya-upaya UKM untuk terus tumbuh. Di antaranya melalui sertifikasi SNI yang berguna untuk pengembangan usaha dan bersaing di tengah ketatnya kompetisi di masa pandemi," kata Jatmiko.
Saat ini, seluruh peralatan mekanisasi PTPN V dipasok dari RJS. Langkah itu merupakan bagian dari perusahaan untuk mendongkrak tingkat komponen dalam negeri (TKDN) serta meningkatkan ekonomi masyarakat di sekitar perusahaan berdiri.
"Rumbio Jaya Steel saat ini merupakan pemasok tunggal peralatan perkebunan di PTPN V. Dan bagi kami, semakin tinggi tingkat komponen dalam negeri (TKDN) maka semakin baik untuk negara,” sebutnya.
Saat ini tercatat tak kurang dari 4.602 UKM di Riau telah menjadi mitra binaan PTPN V. Perusahaan berkomitmen untuk terus memperkuat ekonomi kerakyatan yang diwujudkan dengan menggulirkan dana pinjaman lunak hingga Rp93 miliar melalui program kemitraan.
"Terimakasih kepada Pemprov Riau dan Bank Riau-Kepri yang sejak awal membantu kita untuk dapat terlibat dalam mengembangkan UKM di Riau," tuturnya.
Ketua Bidang Pemasaran Koperasi RJS, Desrico bersyukur dengan terbitnya sertifikasi SNI untuk kedua produk andalannya tersebut. Ia mengatakan kedua sertifikat itu masing-masing terdaftar dengan nomor SNI 8205:2016 untuk dodos dan SNI 4874:2019 untuk egrek.
"Alhamdulillah kerja keras kita telah diakui bermutu tinggi oleh negara dengan sertifikasi itu. Kami berterimakasih kepada PTPN V yang tiada henti terus membantu kami. Semoga kemitraan ini dapat terus berjalan dengan baik," katanya.
Rico mengatakan terbitnya SNI tak dipungkiri menjadi angin segar bagi 250 pandai besi yang telah puluhan tahun menekuni bidang tersebut. Dia gembira karena roda ekonomi masyarakat Desa Teratak yang mayoritas berprofesi sebagai pandai besi akan terus menggeliat.
"Kami punya mimpi besar agar produk kami bisa diterima para petani dan perusahaan di seluruh Indonesia. Selain itu, kami juga berkeinginan agar produk ini dapat tembus pasar internasional," ujarnya.
(mdk/bal)Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya
Dengan adanya SNI, pupuk di Indonesia siap bersaing di pasar global.
Baca SelengkapnyaSarung Mangga meraih Standar Nasional Indonesia (SNI) sebagai produk sarung tradisional.
Baca SelengkapnyaMenkop Teten optimis kerja sama dengan RSPO akan memperkuat korporatisasi petani sawit sekaligus memperkuat produksi kelapa sawit dari hulu hingga hilir.
Baca SelengkapnyaImplementasi SNI bukan hanya menjadi standar dalam operasional, tetapi telah menjadi budaya yang mendorong perusahaan untuk terus unggul.
Baca SelengkapnyaSIG memiliki diversifikasi produk yang telah berstandar nasional untuk memberikan keleluasaan bagi para pelanggan dalam memilih produk.
Baca SelengkapnyaKlaster UMKM Keripik Ubi Jalar di Kubu Raya merupakan contoh nyata bagaimana potensi lokal dapat dioptimalkan menjadi produk yang memiliki daya saing.
Baca SelengkapnyaBerkat dukungan dari BRI pula, Klaster Usaha Kain Tuan Kentang dapat melakukan pelatihan dan pemberdayaan anak muda.
Baca SelengkapnyaKlaster ini telah dikenal karena prestasinya dalam mengembangkan pertanian kelengkeng New Kristal, sehingga nama desanya dikenal karena kelengkeng kristalnya.
Baca SelengkapnyaBNI menghadirkan Rumah Pertiwi dengan tema 'Tali Kasih Pertiwi bagi Jakarta jadi Karya untuk Nusantara'
Baca SelengkapnyaKelengkeng jenis ini memiliki keunggulan dapat berbuah tanpa mengenal musim dan daging buahnya yang tebal.
Baca SelengkapnyaPemerintah melakukan pendampingan pembuatan Nomor Induk Berusaha (NIB) dan forum sosialisasi sertifikasi halal di berbagai kota.
Baca SelengkapnyaHKI sangat berarti dalam melindungi hak cipta, paten, merek dagang, maupun desain industri.
Baca Selengkapnya