Baca Peluang, Mahasiswa Banyuwangi Tekuni Bonsai Bambu dan Tanaman dalam Botol
Merdeka.com - Masa pandemi corona (Covid-19) membuat sebagian orang tampil kreatif untuk mengisi waktu senggang selama di rumah. Tidak sedikit, muncul ide-ide kreatif dan inspiratif yang membuat aktivitas di rumah justru menghasilkan peluang ekonomi baru.
Kegiatan kreatif coba dilakukan Mahasiswa Universitas 17 Agustus 45 (Untag) Banyuwangi, Ridho Alayka Nashrulloh (21). Selama mengisi waktu senggang di rumah, Ridho coba menekuni tanaman hias dalam botol dan bonsai bambu.
"Tidak disangka, banyak peminat yang ingin memiliki tanaman bonsai dalam botol, ada juga yang bonsai bambu karena masih jarang ada di Banyuwangi. Awalnya hanya untuk menghilangkan penat selama di rumah," kata Ridho saat ditemui di rumahnya, Kamis (29/10).
-
Bagaimana pria itu mengubah botol bekas? 'Pakai air sabun lebih bagus. Setelah airnya penuh kita diamkan agar botolnya lebih mudah dibersihkan,' timpal dia. Proses selanjutnya adalah mengelupas stiker merek yang tertempel pada botol dengan menggunakan kawat cucian. Tak lupa ia menggunakan alat pembersih untuk membersihkan bagian dalam botol dan siap dikeringkan.
-
Dimana pria ini mendapatkan botol bekasnya? Pria tersebut sengaja mengumpulkan botol-botol kaca bekas sirup yang sudah tak terpakai. Ia membelinya di tukang rongsok dengan harga Rp500.
-
Di mana botol itu ditemukan? Peter Allan, 50 tahun, menemukan botol dari masa Victoria itu ketika dia membuka lantai tempat botol wiski itu tertinggal.
-
Kenapa menggunakan botol plastik untuk membuat pot bunga? Botol plastik adalah bahan yang murah dan mudah didapat. Anda tidak perlu membeli pot bunga baru yang mungkin mahal atau sulit dicari.
-
Siapa yang menemukan botol itu? Seorang tukang ledeng di Morningside, Edinburgh, Skotlandia, kaget ketika dia membongkar lantai sebuah rumah menemukan sebuah botol berisi pesan tertulis di kertas berusia 135 tahun.
-
Dimana ditemukannya botol stoneware? Cerita ini berawal dari kegiatan ekskavasi benteng Kota Lama Semarang yang dilakukan tahun 2016. Saat itu, kegiatan ekskavasi dilakukan di sebuah lahan kosong milik PT Gas Indonesia dan lahan parkir milik Perum Damri.
Saat ini, sudah ada ratusan tanaman dalam botol yang laku terjual dengan harga rata-rata Rp 50.000, sementara bonsai bambu memiliki harga yang tidak kalah menarik.
"Kalau bonsai bambu tergantung nilai seninya yang sudah alami, kemarin ada yang laku sampai Rp 500.000," kata mahasiswa semester 5 ini.
Ridho bahkan terbantu dengan aktivitas barunya ini. Selain menghilangkan penat, dia juga bisa terbantu secara keuangan untuk tetap melanjutkan kuliahnya.
"Awalnya sudah sempat ingin cuti. Tapi karena tanaman bonsai ternyata diminati, ya saya tidak jadi cuti kuliah," ujarnya.
Bila bermain ke rumah Ridho yang berada di Dusun Krajan, Desa Kabat, Kecamatan Kabat, Banyuwangi pengunjung akan menemukan beragam tanaman hias. Di rumahnya, Rihdo hanya memanfaatkan pelataran rumahnya yang sempit sekitar 3x6 meter.
©2020 Merdeka.com"Karena tempatnya terbatas sebagian saya taruh di belakang rumah," jelasnya.
Tanaman dalam botol milik Ridho, bisa dikatakan menjadi inovasi yang kreatif. Dia memanfaatkan botol-botol kaca bekas yang biasa digunakan untuk menjual bahan bakar minyak eceran di jalanan sebagai media tanam.
"Ini saya adaptasi dari metode terarium, yang biasanya di media kaca yang berbentuk aquarium (aquascape). Tapi kalau saya menggunakan botol kaca sebagai tempat menanam bonsai," ujarnya.
Menanam di dalam botol, kata Ridho memang butuh kesabaran. Mulanya dia harus mengisi botol menggunakan batu-batuan putih, lalu menanam bibit sirih gading ke dalam menggunakan penjepit semacam pinset.
"Setelah proses karantina, tanaman akan tumbuh menyesuaikan ruang. Karena ruang dalam botol sempit ya otomatis dia juga akan kerdil," katanya.
©2020 Merdeka.comTidak butuh modal besar, Ridho cukup mengumpulkan botol bekas ataupun beli ke pedagang dengan harga terjangkau, Rp 3000- Rp 5000. Bibit sirih gading sendiri, Ridho telah memperbanyak jumlahnya dalam polybag-polybag kecil. Tidak hanya sirih gading, Ridho juga menggunakan bibit pohon beringin untuk menjadi bonsai dalam botol.
Khusus untuk bonsai dalam botol, dia mengaku tidak meniru siapapun. Ide tersebut murni darinya yang sudah dia kerjakan sejak 2018. Ridho sendiri menamai produknya sebagai "Terebo", atau Terarium Reuse Bottle.
"Bisa dikatakan saya yang pertama memulai. Tapi tidak tahu juga kalau ada sebelum saya. Ini hanya adaptasi metode terarium," katanya.
Bonsai Bambu
Tidak kalah unik, bambu yang biasanya berada di bantaran sungai maupun hutan, ternyata juga memiliki nilai seni bonsai. Untuk yang satu ini, Ridho sering mengamati tanaman bambu saat jalan-jalan di kawasan sungai dekat rumahnya. Bila menemukan bambu yang kerdil secara alami atau memiliki bentuk cabang atau akar unik, dia akan mengambilnya.
"Cari bambu yang cacat, ada juga akar gantung, junjung drajat (ruas berhimpitan). Nah ini biasanya tidak diambil oleh pemilik, jadi pasti boleh diminta," jelasnya.
Khusus bambu bonsai, Ridho akhirnya juga belajar ragam tanaman bambu yang ada di Banyuwangi. Sejauh ini dia masih memanfaatkan dua jenis bambu, yakni bambu ampel dan bambu kuning.
©2020 Merdeka.com"Sudah dua bulan, saya fokus ke bambu. Harapannya bisa mengenal ragam bambu, fungsi dan menguatkan peluang ekonomi tanaman bambu," ujarnya.
Menurut Ridho, budaya menanam bambu selama ini juga masih minim di masyarakat, padahal banyak kegunaan untuk kerajinan, furniture maupun arsitektur. Dia berharap, ke depan bisa mempelajari teknik budidaya bambu hingga mengenalkan bonsai bambu.
"Karena bambu ini ternyata juga baik untuk menjaga keberlangsungan sumber mata air. Dan setelah saya pelajari, banyak sekali ragam bambu di Banyuwangi," jelasnya.
Kontributor: Mohammad Ulil Albab (mdk/hhw)
Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya
Begitu kreatif, pria tersebut memanfaatkan botol bekas yang sudah tak lagi terpakai.
Baca SelengkapnyaAwalnya ia menjual botol bekas begitu saja, namun uang yang didapat hanya sedikit
Baca SelengkapnyaBotol bekas bisa Anda sulap menjadi barang berguna seperti pot bunga. Bahannya simpel dan cara membuatnya pun mudah.
Baca SelengkapnyaBahan bakar yang dihasilkan oleh Muryani dari limbah plastik itu dinamakan BBM Plast.
Baca SelengkapnyaSampah galon air mineral kini menambah rentetan masalah limbah plastik. Jika tak dikelola dengan benar atau didaur ulang, galon air mineral akan menjadi limbah sampah plastik yang mencemari bumi.
Baca SelengkapnyaTernyata ada saja pemilik motor yang nekat mengganti tangki dengan botol bekas. Simak yuk!
Baca SelengkapnyaMuryani mengolah limbah menjadi BBM terinspirasi dari menumpuknya sampah plastik.
Baca SelengkapnyaPria asal Banyuwangi ini dulu jualan pelepah pisang door to door, kini jadi saudagar produk kerajinan yang laris di pasar luar negeri. Ini kunci kesuksesannya.
Baca SelengkapnyaBeberapa produk yang dihasilkan rupanya memiliki nilai ekonomi yang tinggi, seperti jam dinding hingga mainan wayang plastik.
Baca SelengkapnyaProses pengolahan bonggol jagung tidak menyisakan limbah karena sisa pengolahan tersebut masih bisa diolah lagi
Baca SelengkapnyaMahasiswa ITS ini punya kepedulian tinggi terhadap keberlanjutan lingkungan
Baca SelengkapnyaSasaran mereka mengumpulkan barang bekas seperti botol plastik, kertas dan kabel lalu dijual kembali ke pengepul.
Baca Selengkapnya