Balita asal Depok Tewas Dibanting Pacar Ibu, Keluarga Duga Korban Pernah Dianiaya
Merdeka.com - Pihak keluarga angkat bicara terkait kematian G (2 tahun 9 bulan) yang diduga tewas dibanting pacar ibunya di kawasan Jakarta Selatan. Balita asal Depok itu disebut kurang kasih sayang dan diduga pernah dianiaya sebelumnya.
G disebutkan ternyata baru empat bulan diasuh oleh ibu kandungnya, S. Sejak dilahirkan, dia diasuh kerabat perempuan itu.
Namun karena satu dan lain hal, S mengambil anaknya. Namun karena dia bekerja, G dititipkan kepada pacarnya pada Sabtu (3/12). "Awal G sampai hilang nyawa, saya dengarnya, si G ini dititipkan ke pacar ibunya. Dititipkan, terus diajak mainlah sama pacar ibunya di Taman Kalibata diajakin main tuh," kata Richard, kakak S, Selasa (6/12).
-
Apa yang membuat anak terluka? 'Sayangku, ibu minta maaf jika ucapan dan tindakan ibu sebelumnya membuat hatimu terluka. Ibu ingin kamu tahu bahwa ibu selalu mencintaimu tanpa syarat, dan ibu berjanji akan berusaha lebih baik lagi untuk memahami perasaanmu.'
-
Siapa pelaku penganiayaan? Viral Remaja Pukuli Bocah Lalu Mengaku sebagai Keponakan Mayor Jendera Sekelompok remaja tmenganiaya dan mencaci bocah di Bandung, Jawa Barat.
-
Siapa yang menjadi korban perundungan? Apalagi saat berkomunikasi melalui panggilan video, R mengaku pada Kak Seto bahwa ia sering menjadi korban perundungan dari teman-temannya maupun guru.
-
Kenapa anak korban merasa sedih? 'Ma? Cepet banget perginya? Yeyen Nakal ya? Yeyen minta maaf ya ma sudah jadi anak yang kurang baik. Mama enggak perlu mikirin Yen lagi ya, di sini Yen baik. Mama baik di sana ya, Yen sayang banget sama mama,' tutur dia.
-
Siapa yang diduga melakukan penganiayaan? Leon Dozan diduga melakukan penganiayaan terhadap Rinoa Aurora Senduk setelah foto dan video dalam tangkapan layar obrolan di Whatsapp terbongkar.
-
Di mana pembunuhan keluarga itu terjadi? Arkeolog menemukan situs pemakaman massal ini di Desa Koszyce, Polandia. Dari hasil pengamatan yang dilakukan pada sampel DNA kerangka tersebut mengungkap sebuah keluarga besar tewas secara brutal di lokasi ini.
Kronologi Kejadian
Sepengetahuan Richard, G kemudian dibawa ke apartemen oleh pacar ibunya. Di sana, balita itu buang air besar dan kotorannya berceceran di lantai hingga kasur. Hal itu membuat pelaku kesal hingga membanting balita itu hingga kehilangan nyawa.
"Mengenai meninggalnya jam berapa itu dari dokter sekitar jam 2, kalau diagnosa dokter ya. Tapi dibawa ke rumah sakit jam 4 lewat sedikit. Sedangkan G bertemu ibunya pukul 5. Yang bawa jam 4 itu si pacar ibunya, dia nunggu, lalu ketemulah baru jam 5 itu," ujarnya.
Kepada S, pelaku menyebut G terbentur saat main lari-larian. Dia juga menyebut balita itu tersedak. "Iya yang saya dengar alibinya ini si pacarnya ke ibunya si G dibilangnya lagi main terbentur lari-larian. Terus versi keduanya dia bilang lagi makan kesedak. Itu dia perihal perkataan itu dari si Noni (ibunya G)," ceritanya.
Keluarga Akan Laporkan Ibu Korban
Menurut Richard, S kemungkinan akan membuat laporan atas kematian anaknya. Namun di sisi lain, pihak keluarga juga akan membuat laporan terhadap perempuan itu karena diduga melakukan penelantaran anak.
"Kalau ibunya G mau membuat laporan, bisa jadi. Yang saya lihat kayanya iya mau melaporkan untuk menghindari dari kesalahannya. Tapi dari pihak kakaknya, tante, omnya, kita mau membuat laporan untuk mamanya G karena keteledoran orang tua menitipkan ke orang lain, lebih percaya kepada orang lain dibanding keluarga sendiri," tegasnya.
Selama ini, kata Richard, keponakannya itu memang kurang perhatian orang tua. Namun, sejak bayi hingga empat bulan lalu, tidak ditemukan luka di tubuh balita itu.
Keluarga juga menduga bocah itu dianiaya selama dirawat ibunya. Pada Oktober lalu, diketahui ada sejumlah luka lebam di tubuh G, antara lain di paha, pinggang, mulut bernanah, dan jari kuku yang copot. Hal itu diketahui ketika balita itu diperiksa di posyandu.
"Oh saya ada (bukti), saya dikirim oleh warga sekitar Jalan Jambu, kebetulan itu dari kepengurusan Posyandu, luka lebam itu banyak sampai kuku itu terlepas dari jari telunjuk. Ketahuan ada luka ketika petugas Posyandu mau mengecek dan dipegang lengan G dan langsung teriak kesakitan. Akhirnya petugas penasaran dengan badannya G karena G ini sudah dalam pantauan. Dibuka baju dan celananya tiba-tiba ternyata banyak luka lebam di pinggang, mulut dan kuku yang hampir copot sama di paha dan betis juga ada," ujarnya.
Dia juga yakin S mengetahui anaknya luka-luka namun sengaja menutupi. Bahkan, adiknya itu juga diduga melakukan kekerasan terhadap G semasa hidup. "Gini indikasinya, dia (Setfani) ditanya sama warrga sekitar kan dia sebagai orang tua dari G, namanya ibu mandiin dong anaknya setiap hari ya, harusnya tahu dong anaknya banyak luka lebam. Tapi ditanya dia ngga tahu anaknya punya luka lebam. Nalar ngga omongannya?" ucapnya.
Selama ini, Richard mengaku jarang berkomunikasi dengan adiknya. Mereka juga jarang bertemu. Namun dia menuding S sebagai orang tua yang kurang memperhatikan anak. "Saya sebagai kakak tahu semua, om, tantenya saudara lainnya, Noni (ibu G) itu tipikal ibu yang cuek sama anak," ungkapnya.
Dia juga menceritakan bahwa adiknya terkadang temperamen. "Terkadang ada (temperamen),” pungkasnya.
(mdk/yan)Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya
Diduga orangtuanya melakukan penganiayaan hingga tewas terhadap anaknya inisial AF (3)
Baca SelengkapnyaPihak orang tua telah mengecek rekaman CCTV di daycare itu dan mendapati anaknya telah dianiaya.
Baca SelengkapnyaOrang tua korban sudah ditetapkan sebagai tersangka atas kematian anak kandungnya.
Baca SelengkapnyaPolisi tidak menemukan ada unsur pembunuhan berencana pada kasus pencabulan dan pembunuhan seorang bocah perempuan terbungkus karung di Bekasi.
Baca SelengkapnyaPenganiayaan terhadap RML (5) dilakukan berbulan-bulan. Akibatnya, korban luka-luka di sekujur tubuh.
Baca SelengkapnyaEmosi RA kerap kali tidak terkontrol saat H yang masih tiga tahun itu menangis.
Baca SelengkapnyaPolisi menemukan fakta baru kasus ibu bernama TY yang membanting anak kandungnya hingga tewas di Jagakarsa, Jakarta Selatan.
Baca SelengkapnyaWarga Kediri digemparkan penemuan mayat dua bocah di dalam rumah mereka.
Baca SelengkapnyaKorban ditemukan di Kampung Ciketing, Kecamatan Bantargebang, Kota Bekasi.
Baca SelengkapnyaDi hari kejadian, ibu tersebut juga sempat terlibat pertengkaran dengan mertuanya.
Baca SelengkapnyaKPAID Tasikmalaya menyatakan kasus anak berkebutuhan khusus (ABK) meninggal dianiaya orang tuanya menjadi kado pahit di Hari disabilitas.
Baca SelengkapnyaTY (35) seorang ibu tega membanting bayinya AK (usia 1,5 tahun) sampai tewas.
Baca Selengkapnya