Bareskrim: motif di balik teror pemuka agama mulai terkuak
Merdeka.com - Masyarakat diharapkan tak perlu panik terhadap peristiwa kekerasan terhadap pemuka agama belakangan ini. Pasalnya, Kepala Badan Reserse Kriminal Polri Komisaris Jenderal Ari Dono mengatakan bahwa pihak kepolisian telah mendapatkan titik terang di balik teror yang terjadi.
Berdasarkan data yang dimiliki Bareskrim, terdapat 21 peristiwa kekerasan terhadap pemuka agama, yaitu di Aceh, Banten, DKI Jakarta, Yogyakarta. Masing-masing kota itu terjadi satu peristiwa. Namun di Jawa Timur terjadi empat peristiwa dan Jawa Barat tercatat sebanyak 13 peristiwa.
"Hasil penelusurannya, seluruh peristiwa itu murni kriminal biasa. Pelaku, modus hingga motifnya beragam dan tak ada kecenderungan seperti yang selama ini jadi pembicaraan masyarakat. Justru masyarakat malah terjebak dengan agenda sebenarnya jika terus membicarakan ini," ujar Ari di Jakarta, Rabu 21 Februari 2018.
-
Siapa pelaku penganiayaan? Viral Remaja Pukuli Bocah Lalu Mengaku sebagai Keponakan Mayor Jendera Sekelompok remaja tmenganiaya dan mencaci bocah di Bandung, Jawa Barat.
-
Siapa pelakunya? Orang ke-3 : 'Seperti biasa saya menjemput anak saya pulang sekolah sekitar jam tersebut'Karena 22 jam sebelum 5 April 2010 adalah jam 1 siang 4 april 2010 (hari minggu)
-
Siapa yang melakukan penganiayaan? Seorang bocah berusia 8 tahun di Semarang diduga dibakar teman sepermainannya.
-
Apa definisi terorisme menurut UU 5/2018? Sementara, menurut pasal 1 angka 2 perpu 1/2002 UU 5/2018, terorisme adalah perbuatan yang menggunakan kekerasan atau ancaman kekerasan yang menimbulkan suasana teror atau rasa takut secara meluas serta menimbulkan korban yang bersifat massal.
-
Siapa yang menjadi target serangan? Sebuah laporan baru yang diterbitkan menyatakan bahwa 1,46 miliar pengguna aktif iPhone di seluruh dunia menghadapi serangan siber yang ditujukan pada ID Apple mereka.
Hasil penyelidikan, ditemukan fakta bahwa apa yang selama ini disebar di media sosial terkait teror kepada pemuka agama adalah hoax.
"Tujuan hoax itu justru untuk menggiring opini bahwa negara ini sedang berada dalam situasi dan kondisi yang seolah-olah bahaya. Di titik ini, masyarakat sebenarnya justru terjebak dalam skenario dari sutradara hoaks itu," tegas Ari.
Terstruktur
Tersangka penyebar hoax Liputan6.com/Helmi FithriansyahAri mengungkapkan, berdasarkan hasil penyelidikan, penyebaran hoax itu memang terstruktur dan sistematis.
"Misalnya saja, dari media sosial. Diketahui ada puluhan ribu artikel pembahasan yang membahas dan berkorelasi dengan permasalahan penyerangan ustaz, ulama dan tokoh agama," ungkap Ari.
Isu tersebut lantas dikaitkan dengan isu kebangkitan PKI. Tujuannya jelas, kata Ari, membuat kegaduhan dan kekacauan. Kabar bohong itu lantas digelindingkan di berbagai flatform media sosial dan media massa.
"Akun-akun yang membahas hal tersebut dimotori beberapa akun yang sudah dikantongi oleh Polri. Jadi, siap-siap saja jika masih terus menyebarkan hoax seperti itu," tegas Ari.
Pengelompokan Dalang
Tersangka penyebar hoax Liputan6.com/Helmi FithriansyahDari penyelidikan selama ini, Bareskrim berhasil mengidentifikasi mereka yang bertanggung jawab dalam menyebarluaskan hoaks.
"Pengelompokkannya menjadi dua gugus. Pertama ada yang mencuatkan hoax penculikan ulama, guru ngaji dan muadzin. Kedua melakukan penghinaan terhadap tokoh agama," urai Ari.
Berdasarkan data yang dimiliki Bareskrim Mabes Polri, rentetan penyebaran hoaks itu terlihat dari penangkapan yang telah dilakukan belakangan ini. Terhitung sejak Januari hingga Februari 2018, sebanyak 26 pelaku penyebaran hoaks tertangkap.
"Tujuannya, tentu saja untuk memprovokasi masyarakat. Untuk itu ditegaskan lagi agar masyarakat jangan mau diprovokasi lalu memprovokasi ulang dengan menyebarkan kabar hoax seperti itu," imbau Ari.
Sumber: Liputan6.com (mdk/feb)
Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya
Motif para pelaku sejauh ini dikarenakan faktor ekonomi.
Baca SelengkapnyaMeski begitu, ia memastikan hingga kini belum ada peningkatan eskalasi ancaman teroris di Indonesia.
Baca SelengkapnyaMerangkum sejumlah tindak tak terpuji oknum TNI yang terjadi sejak Bulan Agustus hingga kini
Baca SelengkapnyaKepala BNPT ungkap terjadi perubahan tren pola serangan terorisme di Indonesia.
Baca SelengkapnyaSituasi ini makin memanas saat para desertir dari TNI/Polri yang bergabung dengan kelompok-kelompok yang bertikai.
Baca SelengkapnyaBerdasarkan video CCTV insiden tersebut murni tindakan kekerasan.
Baca SelengkapnyaHj Uma menceritakan detik-detik pertemuannya dengan para tersangka yang ternyata telah mengenalnya.
Baca SelengkapnyaViral Penghuni Indekos di Tangsel Ngaku Diintimidasi saat Beribadah, Polisi Tetapkan 4 Tersangka
Baca SelengkapnyaNarasi intoleran dan radikal dari kelompok teror ini perlu diimbangi dengan narasi tandingan berupa moderasi beragama dan seruan toleransi.
Baca SelengkapnyaTerduga teroris ini berencana melakukan bom bunuh diri di rumah ibadah.
Baca SelengkapnyaRomo Benny menyampaikan harapannya agar Indonesia tidak mudah dipecah belah oleh perbedaan kebudayaan atau keagamaan.
Baca SelengkapnyaDE adalah pegawai PT Kereta Api Indonesia (Persero) ditangkap lantaran dirinya diduga terlibat aksi terorisme.
Baca Selengkapnya