Begini Cara Dengarkan Khotbah Jumat di Masjidil Haram dan Masjid Nabawi dalam Bahasa Indonesia
Kesempatan salat Jumat di Masjidil Haram dan Masjid Nabawi tak pernah dilewatkan para jemaah dari berbagai haji dari penjuru dunia.
Memasuki musim haji, jemaah dari berbagai belahan dunia mulai memadati Arab Saudi, baik Mekkah maupun Madinah. Kesempatan melaksanakan salat Jumat di Masjidil Haram dan Masjid Nabawi pun tak pernah dilewatkan para jemaah.
Begini Cara Dengarkan Khotbah Jumat di Masjidil Haram dan Masjid Nabawi dalam Bahasa Indonesia
Saat khotbah Jumat tentu penceramah menggunakan bahasa Arab. Namun tidak semua jemaah mengerti pesan yang disampaikan. Meski demikian, pengelola Masjidil Haram dan Masjid Nabawi telah menyediakan penerjemah khotbah dalam berbagai bahasa.
Seorang mahasiswa di Universitas Islam Madina, Yusuf Febian mengatakan sebaiknya jemaah memanfaatkan layanan yang disediakan tersebut agar bisa memahami pesan yang disampaikan ulama yang memberikan khotbah.
"Daripada tidak paham sama sekali khotbah Jumatnya, lebih baik mendengarkan terjemahannya," kata Yusuf di Madinah, Jumat (31/5).
Mahasiswa jurusan Syariah itu membagikan tips bagi jemaah haji Indonesia yang ingin memahami isi khotbah jamaah haji di Masjidil Haram dan Masjid Nabawi. Caranya mendengarkan terjemahan lewat aplikasi radio atau website.
Fasilitas bagi jamaah ini, kata Yusuf, sudah ada sejak 2 tahun lalu. Dia membagikan tutorial tentang mendengarkan khotbah berbahasa Indonesia itu di Instagram Persatuan Pelajar dan Mahasiswa Indonesia (PPMI) Madinah.
Ada dua cara untuk mendengarkan khotbah Jumat di Masjid Nabawi dan Masjidil Haram versi bahasa Indonesia.
Pertama melalui website https://manaratalharamain.gov.sa. Setelah itu klik tombol merah, lalu pilih masjid.
"Setelah dipilih masjidnya, tinggal pilih bahasa. Pilih saja bahasa Melayu," kata Yusuf.
Ada banyak pilihan bahasa di website itu. Yakni Melayu, Prancis, Urdu, Inggris, China, Rusia, Turkiye, India, Hausa (Nigeria), dan Persia.
Kedua, menggunakan aplikasi radio. Tentu jemaah harus mengunduh dulu aplikasi radio dari play store atau app store.
"Untuk Masjid Nabawi frekuensinya 99.0 FM. Sedangkan Masjidil Haram, frekuensinya 90.50 FM," kata alumni Pondok Pesantren Ma'had Ihya As-Sunnah, Taksimalaya itu.
Yusuf mengingatkan agar jamaah memakai headset. Baik yang memakai kabel ataupun yang memakai Bluetooth. Tentu agar suaranya tidak mengganggu jamaah di sebelahnya.
Menurut Yusuf, suara yang didengar jemaah adalah suara penerjemah. Artinya tidak diterjemahkan oleh mesin. Rata-rata para penerjemah adalah mahasiswa Universitas Islam Madinah. Termasuk para penerjemah bahasa Indonesia merupakan mahasiswa Indonesia.