Buronan Nomor 1 Thailand Kabur ke Indonesia karena Alasan Wajah dan Ganti Nama Jadi Sulaiman
Sebelum kabur ke Indonesia, Thongduang sempat sembunyi di India
Buronan Nomor 1 Thailand Kabur ke Indonesia karena Alasan Wajah dan Ganti Nama Jadi Sulaiman
Terungkap alasan buronan nomor satu Thailand, Chaowalit Thongduang alias Pang Na-Node alias Sulaiman memilih Indonesia sebagai tempat pelarian. Alasannya adalah karena persoalan wajah.
Dirtipidnarkoba Bareskrim Polri Brigjen Pol Mukti Juharsa mengatakan, Chaowalit Thongduang sebenarnya bersembunyi di India setelah kabur dari penjara di Thailand.
"Karena mukanya di India tidak sama dengan muka dia," kata Mukti kepada wartawan, Minggu (2/6).
Sebab, lanjut Mukti, persoalan wajah Chaowalit Thongduang yang lebih mirip dengan orang Indonesia menjadi alasannya bersembunyi dengan membuat identitas palsu bernama Sulaiman.
"Dia seperti muka Indonesia. Makanya dia ke Indonesia dengan nama Sulaiman," ucap dia.
Maka dari itu, Mukti menyampaikan jalur pelarian Sulaiman dari Thailand awalnya menuju ke India. Lalu berangkat ke Indonesia menggunakan jalur laut, sampai tiba di Aceh.
"Dari Thailand ke India dulu. Baru ke Aceh," ucap Mukti.
Selama berada di Indonesia, Chaowalit Thongduang turut dibantu delapan WNI yang sampai saat ini masih dalam pencarian polisi.
Mereka turut membantu proses pelarian, sampai akhirnya Chaowalit Thongduang ditangkap di Bali.
"Delapan orang tersebut ada yang berprofesi sebagai driver ojek online, sopir taksi, agen pengiriman uang, pemilik jasa sewa kapal dan juga teman buronan selama dalam pelarian di Indonesia," ucap Kabareskrim Polri, Komjen Pol Wahyu Widada.
Jenderal Bintang tiga tersebut hanya menyebutkan seorang WNI inisial FS yang diduga terlibat mempersiapkan identitas palsu Chaowalit Thongduan, untuk berganti nama menjadi Sulaiman.
"Kemudian sampai di Indonesia ada WNI inisial FS yang sebelumnya sudah dikenalkan di Thailand, untuk membantu buronan membuat identitas palsu sebagai WNI dengan nama Sulaiman," ujarnya.
"Identitas palsu tersebut berupa KTP, KK dan akte kelahiran sebagai penduduk Aceh Timur. Untuk para pelaku ini masih dalam pencarian," tambah Wahyu.