Cagar Biosfer Terbakar 100 Hektare, BBKSDA Riau Menduga Disengaja
Merdeka.com - Cagar Biosfer di Desa Bagan Benio Kecamatan Talang Muandau Kabupaten Bengkalis terbakar seluas lebih dari 100 hektare. Akses menuju hutan yang merupakan paru-paru dunia itu cukup jauh sehingga menyulitkan tim pemadam dari Balai Besar Konservasi Sumber Daya Alam (BBKSDA) Riau.
Cagar Biosfer Giam Siak Kecil dan Bukit Batu adalah sebuah lahan gambut raksasa di Kabupaten Bengkalis dan Siak. Dengan luas 705.271 hektare, Cagar Biosfer ini dideklarasikan UNESCO dalam Man and the Biosphere (MAB) Programme, untuk mendukung industri kayu berkelanjutan.
"Lokasi kebakaran di Cagar Biosfer Suaka Margasatwa Giam Siak Kecil Kabupaten Bengkalis, lebih dari 100 hektare," ujar Kepala BBKSDA Riau Suharyono kepada merdeka.com, Rabu (3/3).
-
Dimana kebakaran terjadi? Sebuah bangunan rumah dua tingkat yang berada di Jalan Kebagusan Raya, RT. 004, RW.04, Nomor 5, Kelurahan Kebagusan, Kecamatan Pasar Minggu, Jakarta Selatan.
-
Di mana kebakaran terjadi? Tragedi kebakaran ini pertama kali ditemukan oleh keponakannya, Nurul Mufid (40). Ia melihat api berkobar di belakang rumah dan langsung mengecek sumbernya, menemukan tumpukan daun dan ranting bambu kering di pekarangan.
-
Dimana lokasi kebakaran? Pabrik Mainan Kader adalah pabrik mainan Thailand yang memproduksi boneka mainan dan boneka plastik berlisensi. Mainan-mainan yang diproduksinya ini terutama ditujukan untuk ekspor ke Amerika Serikat dan negara maju lainnya.
-
Kenapa hutan di Klaten terbakar? AR berusaha melepas kail namun gagal. Ia pun kemudian membakar alang-alang di sekitar kail yang tersangkut agar kail mudah diambil. Namun pelaku lupa mematikan api sehingga api menyebar cepat dan menyebabkan hutan terbakar.
-
Dimana peristiwa kebakaran terjadi? Peristiwa tersebut terjadi di ibu kota Kerajaan K'anwitznal dekat lokasi pemakaman.
-
Kenapa penebangan hutan bahaya? Sebagaimana kita tahu, pohon atau tumbuhan berperan penting untuk meresap air yang jatuh ke tanah. Jika terjadi penebangan pohon besar-besaran, dapat berpotensi jadi penyebab terjadinya banjir dan tanah longsor.
Suharyono mengatakan, akses jalan menuju lokasi kebakaran cukup jauh. Sehingga menjadi kendala tersendiri untuk memobilisasi perlengkapan terkait pemadaman.
"Saya langsung ke lokasi bersama tim, kendalanya ketersediaan air. Karena air dari titik kebakaran cukup jauh, ini sudah hari ke 11 tim kita berada di sana," ucap Suharyono.
Apalagi, kata Suharyono, kontur tanah pada hutan yang terbakar di sana berjenis gambut. Kalau hujan, tanah akan terendam air. Dan jika musim kemarau tiba selama 1-2 pekan, maka tanah akan sangat kering.
"Sehingga pemantik sekecil apapun bisa menjadi pemantik yang susah dikendalikan. Kami yakin, alam tidak mengeluarkan api dengan sendirinya. Tapi ini jelas perbuatan manusia. Tinggal manusia siapa yang memantik timbulnya api, ini sedang kami tindaklanjuti. Karena terjadi beberapa spot berkaitan, antara spot 1,2 dan 3 yang kemudian jadi sangat luas," jelasnya.
Menurut Suharyono, perkiraan BBKSDA Riau, luas lahan terbakar lebih dari 100 hektare. Hutan di sana, tidak ada pohon besar. Semua tanaman kantong semar.
"Struktur tanah jenis gambut rata-rata kedalamannya di atas 2 meter. Sangat sulit jalan di sana karena butuh energi saat ke lokasi," ucapnya.
©2021 IstimewaKhusus di Giam Siak Kecil, lanjut Suharyono, pihaknya bekerja sama dengan Masyarakat Peduli Api (MPA) dan tim Balai atau resort. Ada juga dukungan TNI dan Polri, tapi di luar kawasan.
"Karena terjadi kebakaran yang cukup sporadis juga. Satu hal yang membanggakan karena ada salah satu perusahaan membantu logistik dan personel untuk kami," kata Suharyono.
"Saya kira masalah kebakaran hutan ini tidak hanya penanganan, tapi moral. Kami butuh dukungan masyarakat karena api tidak muncul dengan sendirinya," tambahnya.
Suharyono menyampaikan, dalam penanganan kebakaran hutan dan lahan, pemerintah bukan hanya butuh air, tetapi bagaimana merubah mental pelaku kebakaran hutan dan lahan.
"Mari kita lakukan bersama-sama. Tidak mungkin binatang membawa korek api ke hutan, pasti manusia yang membawa," tegasnya.
Saat ini, ada 3 titik lidah api di Cagar Biosfer itu. Dua titik di antaranya sudah ditangani dan dilakukan pemadaman. Satu titik lidah api belum tertangani karena masalah jangkauan sumber air.
"Semua selang kami sambung tapi belum sampai. Kami harapkan tidak meluas. Untuk sementara kami melakukan bahan dan keterangan dari tim BKSDA dan nanti kami koordinasikan dengan penegak hukum. Kalau kami bisa buktikan, dapat bukti-bukti awal harus ditindak. Kami lihat titik awal kebakaran, dapat diduga disiapkan untuk kebun sawit, dia tidak bisa kendalikan dan merembet ke lokasi-lokasi lain," terangnya.
Suharyono menyebutkan, kebakaran tersebut berawal dari perbatasan dan dari dalam kawasan Cagar Biosfer. Dari dalam kawasan ini yang kemudian terhubung menjadi 3 titik. Dia menduga, pelaku pembakaran ada persiapan untuk menanam bibit sawit.
"Biasanya begitu, untuk kali ini jangan harap bisa menanam. Karena kami lihat ada bibit sawit juga di sana. Tidak diizinkan kegiatan apapun untuk menanam sawit di sana," pungkasnya.
(mdk/bal)Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya
Cagar Biosfer Giam Siak Kecil merupakan hutan yang dilindungi negara di bawah naungan Unesco PBB.
Baca SelengkapnyaKebakaran Hutan di Kawasan Margasatwa Giam Siak Kecil, Kabupaten Bengkalis diduga ada oknum yang tidak bertanggung jawab.
Baca SelengkapnyaWarga diminta tetap waspada mengingat titik kebakaran hanya berjarak tiga kilometer dari pemukiman warga.
Baca SelengkapnyaLaporan sementara, kebakaran berada di beberapa blok TN Gunung Ciremai yang berlokasi di Desa Pasawahan, Kecamatan Pasawahan.
Baca SelengkapnyaDalam melakukan upaya pemadaman, kepolisian mengerahkan 111 orang personel.
Baca SelengkapnyaProses pemadaman kebakaran di Taman Nasional Way Kambas memerlukan waktu yang cukup lama karena medan yang sulit diakses oleh kendaraan pemadam.
Baca SelengkapnyaKepastian karhutla akibat ulah petani, kata Yuliani, setelah kepolisian bersama Dinas LHK Sumut melakukan penyelidikan.
Baca SelengkapnyaPetugas dibantu MPA Desa Ranupani, Desa Ngadas dan Desa Argosari, TNI (Koramil ) dan Polri (Polsek) bersama-sama berusaha memadamkan api di lokasi.
Baca SelengkapnyaSebanyak 229,54 hektare hutan dan lahan di Jambi terbakar dalam delapan bulan terakhir. Kebakaran itu paling banyak dipicu ulah masyarakat.
Baca SelengkapnyaTitik api pertama kali terdeteksi di kawasan hutan di sekitar Pura Pengubengan pada ketinggian kurang lebih 2000 mdpl pada Minggu (13/10).
Baca SelengkapnyaPetugas kesulitan melakukan pemadaman, lokasi yang terjal dan kencangnya embusan angin.
Baca SelengkapnyaPadang savana di kawasan bukit Telettubies terbakar akibat kelalaian pengunjung yang menggunakan flare asap saat foto prewedding, pada Rabu (6/9).
Baca Selengkapnya