Cegah Sentimen Agama Membesar, PPP Minta Pemerintah Terbuka Soal Uighur
Merdeka.com - PPP ikut menyoroti konflik etnis Uighur dan pemerintah China. Waketum PPP, Reni Marlinawati yakin ada permasalahan di sana. Meskipun, dia tak bisa menjelaskan detil karena belum pernah ke Xianjing, China.
"Jujur saya selalu bicara berdasar data. Fakta hari ini saya belum pernah ke Uighur, jadi saya tak tahu kondisi dan situasi di sana. Tetapi kalau melihat gerakan protes yang masif, sekaliber Khabib Nurmagedov, Ozil sudah melakukan protes, berarti proses itu ada," kata Reni di kantor PPP, Jl Diponegoro, Jakarta Pusat, Jumat (27/12).
Dia menyebut, kasus Uighur bukan berarti hanya persoalan diskriminasi agama. Tapi bisa saja karena persoalan politik. Dimana di daerah tersebut ada yang ingin memerdekakan diri.
-
Apa yang di dukung PPP? PPP resmi memberikan dukungan kepada pasangan Khofifah-Emil untuk maju kembali sebagai cagub-cawagub di Pilkada Jawa Timur 2024.
-
Siapa pendiri PPPI? Beberapa nama besar yang pada saat itu masih menjadi mahasiswa di balik berdirinya PPPI ada Raden Tumenggung, Soegondo Djojopoespito, Abdullah Sigit, Suwiryo, Suryono, Susalit, Goenarso, dan lain sebagainya.
-
Kenapa PPP melihat perkembangan koalisi lain? Lebih lanjut, dia mengatakan, pihaknya juga melihat perkembangan dari koalisi lain sebelum menentukan sosok cawapres yang tepat untuk Ganjar.
-
Di mana PPPI berdiri? Dirangkum dari berbagai sumber, Perhimpoenan Peladjar-Peladjar Indonesia atau ejaan Perhimpunan Pelajar-Pelajar Indonesia berdiri pada September 1926 oleh sekelompok mahasiswa dari Rechtshoogeschool atau sekolah hukum, Stovia atau sekolah kedokteran, dan Technische Hoogeschool atau sekolah ilmu teknik.
-
Apa tujuan PPPI? Para anggota didik akan dibina untuk menjadi pemimpin bangsanya demi mencapai negara yang berdaulat penuh.
-
Siapa yang menyoroti ketidakadilan dalam pembuatan RPMK? 'Hal tersebut menunjukkan adanya ketidakadilan dalam proses pembuatan peraturan, yang seharusnya melibatkan semua pihak, termasuk kementerian/lembaga terkait, tanpa adanya unsur diskriminatif,' kata Firman, Selasa (24/9).
"Bisa saja itu. Sikap PPP menunggu sikap pemerintah, dan kita mendesak pada pemerintah untuk terbuka. Sebenarnya masalah Uighur ini seperti apa," ujarnya.
Kemudian, kata Reni, pemerintah harus buat kebijakan yang sesuai dengan UUD 1945. Bahwa negara harus ikut serta dalam perdamaian dunia. Lalu, pemerintah mesti terbuka soal Uighur.
"Keterbukaan pemerintah ini penting, karena apa? Karena untuk memberikan kejelasan kepada masyarakat. Kalau dibiarkan begini, masyarakat gak bersikap dan gak diberikan info yang memadai, bisa jadi akan muncul gerakan-gerakan yang lebih masif lagi," tuturnya.
Reni mengingatkan, rakyat Indonesia masih memahami bahwa persoalan Uighur adalah tentang diskriminasi agama.
"Dan Indonesia yang mayoritas umat Islam seperti ini bisa jadi besar, karena sentimen agama bisa mudah membesar. Saya minta pemerintah terbuka," kata Reni.
Eks anggota DPR itu juga merespons pernyataan Kepala Staf Kepresidenan Moeldoko yang menyebut pemerintah tidak ikut campur. Reni minta pemerintah menjelaskan kenapa tidak ikut campur tersebut dan memberikan arahan untuk masyarakat Indonesia, terutama muslim.
"Harus dijelaskan, memang urusannya yang terjadi disana bisa saja urusan politik. Tapi kalau ada urusan agama, ini kan terkait hubungan dengan umat islam dunia nih, kita tau bahwa Indonesia itu mayoritas umat islam, harus juga ada sikap yang arif juga soal ini," pungkasnya.
Kepala Staf Kepresidenan Moeldoko mengatakan pemerintah Indonesia tidak mau ikut campur urusan negara China terkait masalah muslim Uighur, di Xinjiang. Moeldoko menegaskan bahwa pemerintah tak bisa mengintervensi urusan dalam negeri China.
"Jadi pemerintah RI tidak ikut campur dalam urusan negara China mengatur dalam negeri. Itu prinsip-prinsip dalam standar hubungan internasional," ujar Moeldoko di Kantor Staf Presiden Jakarta, Senin (23/12).
Moeldoko menyatakan bahwa pemerintah Indonesia tak akan masuk ke dalam urusan negara manapun. Termasuk China. Menurut dia, setiap negara memiliki kedaulatan untuk mengatur warga negaranya.
"Jadi pemerintah RI tidak ikut campur dalam urusan negara China mengatur dalam negeri. Itu prinsip-prinsip dalam standar hubungan internasional," jelas dia.
Senada dengan Moeldoko, Menko Polhukam Mahfud MD juga merasa RI tak bisa ikut campur urusan Uighur di China. Hal itu setelah dia mendengar penjelasan dari Dubes China tentang Uighur.
"Saya katakan orang Islam Indonesia agak terusik dengan peristiwa di Uighur itu. Saya pribadi, Mahfud, sering ke China. Kok di sana banyak perkampungan muslim aman. Di Beijing itu saya ke masjid nyaman. Cari restoran Islam, restoran halal, ada perkampungannya sendiri. Kok terjadi di Uighur seperti itu? Lalu dia beri penjelasan Uighur itu apa," jelas Mahfud.
Usai mendengarkan hal tersebut, dia menegaskan pemerintah Indonesia tak akan ikut campur. Dan menanyakan itulah bagian dari diplomasi yang dimaksud dengan diplomasi lunak.
"Oh kalau begitu, kami tidak ikut campur. Ini namanya diplomasi. Diplomasi lunak, gitu ya. Bukan diplomasi megaphone," pungkasnya.
(mdk/rnd)Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya
Pemerintah akan mempelajari mengapa para pengungsi bisa berakhir di Indonesia yang semula bukan negara tujuan atau transit.
Baca SelengkapnyaJK mencontohkan konflik yang terjadi di Ambon dan Papua yang membuat warga mengungsi.
Baca SelengkapnyaMassa AMI menuntut PBB agar membawa kasus tindakan kekerasan China terhadap muslim Uighur ke Mahkamah Internasional.
Baca SelengkapnyaPengungsi Rohingya terus berdatangan ke Indonesia menuai pro dan kontra
Baca SelengkapnyaCak Imin menilai, kedatangan pengungsi dari kelompok etnis Rohingya ke Indonesia khususnya di Aceh disetop.
Baca SelengkapnyaPerkembangan terbaru, polisi menjadwalkan pemeriksaan terhadap delapan saksi terkait kasus TPPU Panji Gumilang.
Baca SelengkapnyaCerita Warga Uighur Hilang Kontak Tujuh Tahun dengan Keluarga Akibat Aksi Genosida
Baca SelengkapnyaViral Pengungsi Rohingya di Aceh 'Ngelunjak', Menko Muhadjir Ngaku Belum Terima Laporan
Baca SelengkapnyaHingga saat ini belum ada tindak lanjut atau pergerakan resmi terkait wacana pengguliran hak angket di DPR.
Baca SelengkapnyaUNHCR mengatakan, lebih dari 1.200 orang Rohingya telah mendarat di Indonesia sejak November 2023.
Baca SelengkapnyaJika pemerintah terlambat mengambil kebijakan bisa jadi pekerjaan rumah yang sulit untuk diselesaikan di kemudian hari.
Baca SelengkapnyaSebelumnya UNHCR menyatakan tidak pernah meminta tempat atau pulau untuk pengungsi Rohingya
Baca Selengkapnya