Better experience in portrait mode.
Iklan - Geser ke atas untuk melanjutkan

Cegah Sentimen Agama Membesar, PPP Minta Pemerintah Terbuka Soal Uighur

Cegah Sentimen Agama Membesar, PPP Minta Pemerintah Terbuka Soal Uighur Aksi Bela Uighur di Kedubes China. ©2019 Merdeka.com/Imam Buhori

Merdeka.com - PPP ikut menyoroti konflik etnis Uighur dan pemerintah China. Waketum PPP, Reni Marlinawati yakin ada permasalahan di sana. Meskipun, dia tak bisa menjelaskan detil karena belum pernah ke Xianjing, China.

"Jujur saya selalu bicara berdasar data. Fakta hari ini saya belum pernah ke Uighur, jadi saya tak tahu kondisi dan situasi di sana. Tetapi kalau melihat gerakan protes yang masif, sekaliber Khabib Nurmagedov, Ozil sudah melakukan protes, berarti proses itu ada," kata Reni di kantor PPP, Jl Diponegoro, Jakarta Pusat, Jumat (27/12).

Dia menyebut, kasus Uighur bukan berarti hanya persoalan diskriminasi agama. Tapi bisa saja karena persoalan politik. Dimana di daerah tersebut ada yang ingin memerdekakan diri.

"Bisa saja itu. Sikap PPP menunggu sikap pemerintah, dan kita mendesak pada pemerintah untuk terbuka. Sebenarnya masalah Uighur ini seperti apa," ujarnya.

Kemudian, kata Reni, pemerintah harus buat kebijakan yang sesuai dengan UUD 1945. Bahwa negara harus ikut serta dalam perdamaian dunia. Lalu, pemerintah mesti terbuka soal Uighur.

"Keterbukaan pemerintah ini penting, karena apa? Karena untuk memberikan kejelasan kepada masyarakat. Kalau dibiarkan begini, masyarakat gak bersikap dan gak diberikan info yang memadai, bisa jadi akan muncul gerakan-gerakan yang lebih masif lagi," tuturnya.

Reni mengingatkan, rakyat Indonesia masih memahami bahwa persoalan Uighur adalah tentang diskriminasi agama.

"Dan Indonesia yang mayoritas umat Islam seperti ini bisa jadi besar, karena sentimen agama bisa mudah membesar. Saya minta pemerintah terbuka," kata Reni.

Eks anggota DPR itu juga merespons pernyataan Kepala Staf Kepresidenan Moeldoko yang menyebut pemerintah tidak ikut campur. Reni minta pemerintah menjelaskan kenapa tidak ikut campur tersebut dan memberikan arahan untuk masyarakat Indonesia, terutama muslim.

"Harus dijelaskan, memang urusannya yang terjadi disana bisa saja urusan politik. Tapi kalau ada urusan agama, ini kan terkait hubungan dengan umat islam dunia nih, kita tau bahwa Indonesia itu mayoritas umat islam, harus juga ada sikap yang arif juga soal ini," pungkasnya.

Kepala Staf Kepresidenan Moeldoko mengatakan pemerintah Indonesia tidak mau ikut campur urusan negara China terkait masalah muslim Uighur, di Xinjiang. Moeldoko menegaskan bahwa pemerintah tak bisa mengintervensi urusan dalam negeri China.

"Jadi pemerintah RI tidak ikut campur dalam urusan negara China mengatur dalam negeri. Itu prinsip-prinsip dalam standar hubungan internasional," ujar Moeldoko di Kantor Staf Presiden Jakarta, Senin (23/12).

Moeldoko menyatakan bahwa pemerintah Indonesia tak akan masuk ke dalam urusan negara manapun. Termasuk China. Menurut dia, setiap negara memiliki kedaulatan untuk mengatur warga negaranya.

"Jadi pemerintah RI tidak ikut campur dalam urusan negara China mengatur dalam negeri. Itu prinsip-prinsip dalam standar hubungan internasional," jelas dia.

Senada dengan Moeldoko, Menko Polhukam Mahfud MD juga merasa RI tak bisa ikut campur urusan Uighur di China. Hal itu setelah dia mendengar penjelasan dari Dubes China tentang Uighur.

"Saya katakan orang Islam Indonesia agak terusik dengan peristiwa di Uighur itu. Saya pribadi, Mahfud, sering ke China. Kok di sana banyak perkampungan muslim aman. Di Beijing itu saya ke masjid nyaman. Cari restoran Islam, restoran halal, ada perkampungannya sendiri. Kok terjadi di Uighur seperti itu? Lalu dia beri penjelasan Uighur itu apa," jelas Mahfud.

Usai mendengarkan hal tersebut, dia menegaskan pemerintah Indonesia tak akan ikut campur. Dan menanyakan itulah bagian dari diplomasi yang dimaksud dengan diplomasi lunak.

"Oh kalau begitu, kami tidak ikut campur. Ini namanya diplomasi. Diplomasi lunak, gitu ya. Bukan diplomasi megaphone," pungkasnya.

(mdk/rnd)
Geser ke atas Berita Selanjutnya

Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya

Buka FYP
Koordinasi dengan UNHCR, Pemerintah Waspadai Sindikat TPPO di Balik Kedatangan Pengungsi Rohingya
Koordinasi dengan UNHCR, Pemerintah Waspadai Sindikat TPPO di Balik Kedatangan Pengungsi Rohingya

Pemerintah akan mempelajari mengapa para pengungsi bisa berakhir di Indonesia yang semula bukan negara tujuan atau transit.

Baca Selengkapnya
Polemik Etnis Rohingya di Aceh, JK: Tanggung Jawab UNHCR
Polemik Etnis Rohingya di Aceh, JK: Tanggung Jawab UNHCR

JK mencontohkan konflik yang terjadi di Ambon dan Papua yang membuat warga mengungsi.

Baca Selengkapnya
Aksi Solidaritas untuk Muslim Uighur, Demonstran Bentangkan Spanduk Tragedi Urumqi
Aksi Solidaritas untuk Muslim Uighur, Demonstran Bentangkan Spanduk Tragedi Urumqi

Massa AMI menuntut PBB agar membawa kasus tindakan kekerasan China terhadap muslim Uighur ke Mahkamah Internasional.

Baca Selengkapnya
Fakta-Fakta di Balik Gelombang Kedatangan Pengungsi Rohingya di Indonesia
Fakta-Fakta di Balik Gelombang Kedatangan Pengungsi Rohingya di Indonesia

Pengungsi Rohingya terus berdatangan ke Indonesia menuai pro dan kontra

Baca Selengkapnya
Cak Imin: Kedatangan Pengungsi Rohingya Disetop Dulu, Bawa Ketidakstabilan di Aceh
Cak Imin: Kedatangan Pengungsi Rohingya Disetop Dulu, Bawa Ketidakstabilan di Aceh

Cak Imin menilai, kedatangan pengungsi dari kelompok etnis Rohingya ke Indonesia khususnya di Aceh disetop.

Baca Selengkapnya
Wagub Jabar Irit Bicara soal Polemik Al-Zaytun, Manut Keputusan Pemerintah Pusat
Wagub Jabar Irit Bicara soal Polemik Al-Zaytun, Manut Keputusan Pemerintah Pusat

Perkembangan terbaru, polisi menjadwalkan pemeriksaan terhadap delapan saksi terkait kasus TPPU Panji Gumilang.

Baca Selengkapnya
Cerita Warga Uighur Hilang Kontak Tujuh Tahun dengan Keluarga Akibat Aksi Genosida
Cerita Warga Uighur Hilang Kontak Tujuh Tahun dengan Keluarga Akibat Aksi Genosida

Cerita Warga Uighur Hilang Kontak Tujuh Tahun dengan Keluarga Akibat Aksi Genosida

Baca Selengkapnya
Viral Pengungsi Rohingya di Aceh 'Ngelunjak', Menko Muhadjir Ngaku Belum Terima Laporan
Viral Pengungsi Rohingya di Aceh 'Ngelunjak', Menko Muhadjir Ngaku Belum Terima Laporan

Viral Pengungsi Rohingya di Aceh 'Ngelunjak', Menko Muhadjir Ngaku Belum Terima Laporan

Baca Selengkapnya
Ketua DPR Puan Maharani Tegaskan Sampai Kini Belum Ada Pergerakan Resmi Hak Angket Pemilu
Ketua DPR Puan Maharani Tegaskan Sampai Kini Belum Ada Pergerakan Resmi Hak Angket Pemilu

Hingga saat ini belum ada tindak lanjut atau pergerakan resmi terkait wacana pengguliran hak angket di DPR.

Baca Selengkapnya
Etnis Rohingya 'Serbu' Indonesia, Menlu ke UNHCR: Dugaan Kuat Ada Penyelundupan & Perdagangan Manusia
Etnis Rohingya 'Serbu' Indonesia, Menlu ke UNHCR: Dugaan Kuat Ada Penyelundupan & Perdagangan Manusia

UNHCR mengatakan, lebih dari 1.200 orang Rohingya telah mendarat di Indonesia sejak November 2023.

Baca Selengkapnya
Pemerintah Didesak Tegas soal Etnis Rohingnya: Jangan Sampai Jadi Masalah
Pemerintah Didesak Tegas soal Etnis Rohingnya: Jangan Sampai Jadi Masalah

Jika pemerintah terlambat mengambil kebijakan bisa jadi pekerjaan rumah yang sulit untuk diselesaikan di kemudian hari.

Baca Selengkapnya
Gubernur Kepri dan UNHCR Bantah Pulau Galang jadi Tempat Penampungan Pengungsi Rohingya
Gubernur Kepri dan UNHCR Bantah Pulau Galang jadi Tempat Penampungan Pengungsi Rohingya

Sebelumnya UNHCR menyatakan tidak pernah meminta tempat atau pulau untuk pengungsi Rohingya

Baca Selengkapnya