Cerita Remaja Asal NTT Bersama Tunangannya Meninggal dalam Tragedi Kanjuruhan
Merdeka.com - Tragedi di stadion Kanjuruhan Malang Jawa Timur memakan seratusan korban. Kerusuhan pecah usai laga liga 1 BRI mempertemukan Arema FC kontra Persebaya Surabaya, dalam derbi Jawa Timur, Sabtu (1/10) malam.
Tercatat 131 suporter Arema meninggal dunia akibat kejadian nahas itu. Salah korban diketahui merupakan warga Kabupaten Flores Timur, Nusa Tenggara Timur (NTT). Korban bernama Philip Kumanireng yang berumur 23 tahun.
Almarhum merupakan anak dari Daniel Kumanireng, warga Desa Serenuho, Kecamatan Titehena. Almarhum selama ini menetap bersama kedua orang tuanya di Malang, Jawa Timur, dan sering kembali ke kampung halaman ketika libur tiba.
-
Kenapa suporter meninggal di Stadion Kanjuruhan? Banyaknya korban jiwa disebabkan penggunaan gas air mata oleh polisi dan diperparah pintu stadion terkunci sehingga terjadi penumpukan massa di satu lokasi.
-
Dimana kerusuhan terjadi? Prada Triwandi berani mengamankan masyarakat saat terjadi kerusuhan di wilayah Sentani, Kabupaten Jayapura.
-
Siapa yang terlibat dalam kerusuhan ini? Pada saat itu Maroko adalah protektorat Prancis, dan komisaris Prancis untuk Oujda, René Brunel, menyalahkan kekerasan yang terjadi pada orang-orang Yahudi karena meninggalkan Oujda dan bersimpati dengan gerakan Zionis.
-
Apa yang terjadi pada kerusuhan ini? Dalam peristiwa tersebut, 47 orang Yahudi dan satu orang Prancis terbunuh, banyak yang terluka, dan harta benda dirusak.
-
Di mana kerusuhan terjadi? Kerusuhan anti-Yahudi terjadi pada 7–8 Juni 1948, di kota Oujda dan Jerada, di protektorat Prancis di Maroko sebagai tanggapan terhadap Perang Arab-Israel tahun 1948 yang diikuti dengan deklarasi berdirinya Negara Israel pada tanggal 14 Mei.
-
Dimana kejadian ini berlangsung? Sebuah video memperlihatkan prajurit TNI yang memberi kejutan di HUT Bhayangkara. Sejumlah TNI tiba-tiba datang ke kantor Polisi Tuban dengan membawa massa yang cukup banyak.
Nonggi, salah satu mahasiswa Flotim yang berada di Malang membenarkan informasi itu. Dia mengaku sempat melayat ke rumah korban di jalan Simpang Mega Mendung, Kelurahan Gadingasri, Kecamatan Klojen, Malang.
Nonggi yang dihubungi dari Kupang menjelaskan, korban selama ini tinggal di Malang. Saat kejadian memang korban ikut menonton laga 'panas' tersebut.
"Kemarin saya ada ke rumahnya. Ke rumah duka jadi bapaknya bilang mereka ada tiga orang pergi nonton. Dia (almarhum) pacarnya dan adik laki-lakinya," kata Nonggi, Kamis (6/10).
Saat kejadian, ketiganya masih dalam satu posisi. Namun ketika adanya tembakan gas air mata, kekasih dari Philip ikut terkena gas air mata.
Nonggi menambahkan, niatnya almarhum ingin menolong calon tunangannya itu. Karena banyaknya orang di sekitar area tribun, akhirnya Philip ikut terjatuh lalu diinjak oleh suporter lainnya. Bahkan, adik laki-lakinya terpisah dari Philip.
Adiknya mengabarkan kepada keluarga, Philip dan kekasihnya sudah dibawa ke rumah sakit akibat kejadian tersebut. Nonggi menambahkan, kabar duka diterima keluarga menyebut, Philip dan pacarnya sudah tidak lagi bernyawa. Keduanya meninggal dunia dalam tragedi Kanjuruhan.
"Kalau adik laki-lakinya itu sampai sekarang matanya agak biru dan tangan sakit. Mereka dua calon pasangan ini yang meninggal," tuturnya.
Masih menurut Nonggi, kedua korban telah dimakamkan pada Minggu (2/10) di Malang, Jawa Timur pukul 04.00 WIB.
Nonggi juga mengaku, saat kejadian dia berada di lokasi. Namun, ia terlebih dahulu keluar sebelum kerusuhan meluas.
Dia bercerita, dirinya keluar melewati pintu di tribun 13 bersama dengan penonton lainnya. Saat berada di luar stadion, ia sempat mendengar letusan besar.
Karena takut, Nonggi kemudian meninggalkan stadion Kanjuruhan dan bergegas kembali ke indekos. Dua jam dari tempat kejadian, dia baru mendapat informasi tentang adanya korban meninggal dunia akibat kejadian nahas tersebut.
"Pada saat main, baik, tidak kacau-kacau. Habis main ada dua orang suporter lari ke dalam lapangan, mereka bermaksud karena rasa kecewa dengan tim karena kalah. Tapi polisi langsung adang mereka jadi mereka itu kembali lagi. Terus mereka maju ulang, polisi sudah tidak bisa lagi akhirnya ada gas air mata itu," ujarnya.
Nonggi juga memperoleh informasi, selain salah satu korban dari Flores Timur, ada juga korban lainnya yang berasal dari NTT, namun dia tidak tauh persis asal daerah dari korban lainnya.
(mdk/cob)Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya
Sabtu 1 Oktober 2022 lalu menjadi hari paling kelam dalam sejarah dunia sepak bola Indonesia di Stadion Kanjuruhan.
Baca SelengkapnyaPutu Kholis menegaskan keberpihakannya kepada keluarga korban tragedi Kanjuruhan.
Baca SelengkapnyaTawuran itu diawali saling ejek di Instagram. Mereka membawa senjata tajam, mulai dari samurai, parang, pisau, hingga celurit.
Baca SelengkapnyaPara korban luka-luka saat ini tengah menjalani perawatan di Rumah Sakit Saiful Anwar (RSSA) Kota Malang.
Baca SelengkapnyaKekerasan dalam sepak bola masih jadi PR berat bagi Indonesia. Sejak tahun 1994 hingga 1 Oktober 2022, sebanyak 230 nyawa melayang karena sepak bola.
Baca SelengkapnyaBentrokan antara suporter tim sepak bola Arema FC dan Persik Kediri pecah di perbatasan Malang-Kediri, Senin (16/12) malam.
Baca SelengkapnyaKorban sempat dilarikan ke RSUD Sawah Besar untuk mendapatkan pengobatan. Namun sesampai di lokasi, remaja itu dinyatakan meninggal dunia.
Baca SelengkapnyaKorban kecelakaan yang meninggal dunia di tempat langsung dievakuasi dari tempat kejadian perkara.
Baca SelengkapnyaPolisi mengungkap kasus kematian remaja yang sempat dilaporkan sebagai korban begal di Kota Bekasi. Dia ternyata tewas akibat tawuran.
Baca SelengkapnyaSalah satu pemuda pelaku carok, Andre (28), warga Desa Selok Awar-Awar, Kecamatan Pasirian, Lumajang, meninggal dunia saat dirawat di RSUD Pasirian.
Baca SelengkapnyaPelaku berasal dari geng remaja bernama Geng Bhirues atau Biang Rusuh dan Kampung Sumur Bersatu
Baca SelengkapnyaPolisi menyita barang bukti senjata tajam jenis corbek panjang dan celurit yang digunakan untuk melukai korbannya.
Baca Selengkapnya