Cucu wakil ketua MPR EE Mangindaan dikeroyok 7 polisi
Merdeka.com - 7 anggota polisi yang seharusnya menjadi pelindung masyarakat, justru melakukan ulah tak terpuji. Mereka mengeroyok 4 orang pemuda salah satunya Vidi Mangindaan, cucu Wakil Ketua MPR EE Mangindaan pada Minggu (23/10) dini hari lalu. Tak hanya itu, salah satu korban ditembak di bagian paha.
Rifra Tombey, salah satu korban yang ditemui di RSUP Prof Kandou Malalayang, Selasa (25/10), mengatakan awalnya ia dan seorang temannya bernama Junior Lapot sedang mengendarai sepeda motor. Mereka bertolak dari Desa Lopana untuk pulang ke rumah di Desa Pondang, Minahasa Selatan, Sulawesi Utara.
Saat melintas di depan kantor Samsat Minahasa Selatan (Minsel) yang berada di kawasan Pondang, mereka melihat 3 orang pemuda dikeroyok 7 orang lelaki diduga anggota polisi. Ketiganya pemuda masing-masing bernama Vidi Mangindaan, yang diketahui cucu dari Wakil Ketua MPR RI EE Mangindaan, Josua Lapot, serta Clif Rumagit.
-
Siapa polisi yang melakukan pencabulan? Korban menceritakan kejadian pahit yang dialaminya. Oleh pelaku yang belakangan diketahui berinisial Brigpol AK diminta masuk ke sebuah ruangan.
-
Mengapa perwira tersebut diperlakukan seperti itu? Dijelaskan dalam video, bahwa setiap prajurit yang sudah masuk ke rumah tahanan maka dianggap sama. “Tidak ada yang spesial di penjara militer meski setinggi apapun pangkatnya,“
-
Kenapa Polisi diserang? Polisi diserang karena tersangkameronta dan berteriak sehingga mengundang perhatian orang-orang di sekelilingnya. 'Itu bukan orang tidak dikenal itu, keluarga tersangka (yang menyerang). Ditangkap di rumah, kemudian dibawa, diborgol teriak-teriak dia. Begitu ceritanya,' kata dia.
-
Apa yang dilakukan polisi tersebut? Penyidik menetapkan Bripka ED, pengemudi mobil Toyota Alphard putih yang viral, sebagai tersangka karena melakukan pengancaman dengan pisau terhadap warga.
-
Siapa yang menyerang Polisi? 'Itu bukan orang tidak dikenal itu, keluarga tersangka (yang menyerang). Ditangkap di rumah, kemudian dibawa, diborgol teriak-teriak dia. Begitu ceritanya,' kata dia.
-
Siapa pelaku penganiayaan? Viral Remaja Pukuli Bocah Lalu Mengaku sebagai Keponakan Mayor Jendera Sekelompok remaja tmenganiaya dan mencaci bocah di Bandung, Jawa Barat.
Penasaran, Rifra dan Junior menghentikan motor dan bermaksud melihat dari dekat aksi tersebut. Sial bagi mereka berdua, baru beberapa langkah mendekat, keduanya langsung dikejar 4 orang lelaki. Junior berhasil meloloskan diri dengan sepeda motor namun apes bagi Rifra. Ia menjadi bulan-bulanan keempat orang tersebut.
Saat hendak meloloskan diri dari aksi pengeroyokan, tiba-tiba terdengar bunyi letupan senjata api. Rifra pun merasakan perih di paha bagian kiri. "Sekitar sepuluh meter saat meloloskan diri dari aksi itu, saya mendengar bunyi senjata api kemudian saya terjatuh karena luka tembak di paha," ujar korban.
Dalam kondisi tak berdaya, Rifra bersama 3 orang korban lainnya digelandang para pelaku ke Mapolres Minsel. Parahnya lagi, saat berada di sana, mereka kembali mendapat pukulan dari 4 orang lelaki diduga masih anggota polisi. Korban Rifra pun merasa sakit di bagian dada dan jatuh pingsan.
Selanjutnya ia dilarikan ke Rumah Sakit Kalooran Amurang oleh ketiga temannya. Mirisnya, saat berada di rumah sakit, ia tidak mendapat perawatan medis malah disuruh pulang dan berobat rawat jalan. Selasa (25/10) korban kembali merasa sakit di bagian dada dan dilarikan ke klinik Amurang. Di sana, warga Kelurahan Pondang Lingkungan 3, Kecamatan Amurang Timur ini kemudian dirujuk ke RSUP Prof Kandou Malalayang di Manado.
Keluarga korban mengaku tak terima dengan perlakuan ketujuh anggota polisi ini yang dinilai mereka tidak manusiawi. Mereka menuntut Kapolres Minsel untuk mengusut tuntas kasus ini. "Jika benar anak kami bersalah, apakah hukumannya harus seperti ini?" ujar ibu korban yang enggan menyebutkan namanya.
Sementara itu beberapa saat usai kejadian, Kapolres Minsel AKBP Arya Perdana langsung bereaksi keras atas ulah yang dilakukan anak buahnya. "Saya perintahkan Provos untuk segera lakukan pemeriksaan terhadap ketujuh anggota ini. Jika memang terbukti bersalah, sidangkan!" tegas Arya.
Arya Perdana juga menegaskan tujuh anggotanya pelaku pengeroyokan terancam demosi dan penundaan kenaikan pangkat. "Tidak menutup kemungkinan, ketujuh anggota ini akan diancam dengan sanksi berat berupa mutasi yang bersifat demosi, penundaan kenaikan pangkat, penundaan kenaikan berkala serta penundaan mengikuti pendidikan," jelas Arya.
Atas kejadian ini, dia mengaku menyayangkan terjadinya peristiwa memalukan tersebut. Mewakili keluarga besar Polri khususnya Polres Minsel, dirinya mengutarakan permohonan maaf sedalam-dalamnya kepada para korban.
"Mohon maaf atas kekhilafan ini, kami sepenuhnya akan bertanggung jawab. Kami minta segenap lapisan masyarakat mempercayakan penanganan kasus ini pada pihak kepolisian. Kami tidak akan pandang bulu dalam penegakan hukum," terangnya.
(mdk/gil)Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya
Akibat kejadian tersebut, MA mengalami luka di wajah bagian bawah, pelipis, bibir, dan kepala bagian belakang.
Baca SelengkapnyaPara relawan yang memakai motor dengan knalpot brong itu telah berkeliling sejak pukul 09.00 WIB.
Baca SelengkapnyaKeberanian Brigadir Andri berbuah apresiasi. Kapolda memuji anak buahnya melawan geng motor.
Baca SelengkapnyaDandim mengimbau masyarakat tetap tenang dan tidak terprovokasi manakala ada berita hoaks
Baca SelengkapnyaDenpom IV/Surakarta menetapkan enam prajurit TNI sebagai tersangka penganiayaan relawan Ganjar-Mahfud di Boyolali
Baca SelengkapnyaPenganiayaan terjadi pada Sabtu (13/1), sekitar pukul 03.30 WIB.
Baca SelengkapnyaVideo penganiayaan itu viral di media sosial.Pemicunya penggunaan knalpot bising yang digeber sehingga diangggap mengganggu.
Baca SelengkapnyaSekelompok remaja melakukan aksi perundungan sambil live TikTok
Baca SelengkapnyaPemicunya, rombongan pengantar jenazah ini ugal-ugalan dan memepet Bripda M Fathul.
Baca SelengkapnyaMM melakukan pemukulan terhadap anak AKBP S. Akibat pemukulan tersebut, MM harus mendekam di tahanan Polsek Maritengngae.
Baca SelengkapnyaSederet pejabat di Indonesia menjadi sorotan buntut kelakuan anaknya.
Baca SelengkapnyaBudi Gunawan memastikan proses hukum terhadap insiden ini terus berjalan.
Baca Selengkapnya