Curah Hujan Menurun, Potensi Hotspot dan Karhutla di Sumsel Meningkat
Merdeka.com - Beberapa wilayah di Sumsel pada bulan ini diperkirakan akan mengalami periode penurunan curah hujan. Kondisi ini meningkatkan potensi munculnya titik-titik panas (hotspot) dan kebakaran hutan dan lahan (karhutla).
Meski tidak bisa dikatakan sebagai musim kemarau, penurunan curah hujan telah terjadi. Kondisi ini ditandai dengan adanya jeda hujan selama beberapa hari.
"Karena curah hujan turun dan adanya jeda hujan ini, maka harus diwaspadai karena dapat menimbulkan titik-titik panas (hotspot). Karhutla bisa terjadi di masa-masa ini," ungkap Kepala Stasiun Klimatologi Kelas I Sumsel Wandayantolis, Jumat (3/2).
-
Kenapa potensi kebakaran meningkat saat kemarau? Potensi kebakaran di setiap daerah bakal meningkat. Terkait hal ini, personel pemadam kebakaran BPBD Kabupaten Bantul, Daerah Istimewa Yogyakarta, mengimbau masyarakat agar mewaspadai kejadian kebakaran baik di rumah dan lahan yang rawan .
-
Apa yang diprediksi BMKG tentang musim kemarau tahun ini? Musim kemarau tahun ini diprediksi akan lebih kering dibandingkan tahun-tahun sebelumnya. BMKG memprediksi musim kemarau 2023 ini akan dibarengi dengan fenomena El Nino.
-
Kenapa potensi kebakaran meningkat di Kudus? “Kasus kebakaran belum lama terjadi di Desa Tumpangkrasak, Kecamatan Jati, Kudus, yang diduga karena konsleting listrik. Untuk itu patut jadi kewaspadaan bersama karena sudah masuk musim kemarau,“ kata Kasi Kedaruratan dan Logistik BPBD Kudus, Manaji, dikutip dari ANTARA pada Kamis (6/7).
-
Apa contoh masalah lingkungan di musim kemarau? Contoh permasalahan lingkungan hidup yang pertama adalah kekeringan. Kekeringan adalah fenomena yang sering terjadi ketika musim kemarau. Seringkali, di berbagai wilayah Indonesia mengalami kekeringan luar biasa yang dapat berakibat buruk.
-
Bagaimana cuaca panas ekstrem memicu kebakaran hutan? Cuaca panas ekstrem dapat memicu percikan apik di area hutan, kemudian semakin menyebar dan menyebabkan kebarakan dalam skala besar.
-
Apa saja risiko kesehatan di musim kemarau? Risiko gangguan kesehatan ini meliputi dehidrasi, kram panas, kelelahan, dan serangan panas.
Pada fase penurunan curah hujan di periode musim hujan ini, masyarakat diharapkan untuk selalu membersihkan lingkungan sekitar. Warga juga diminta untuk tidak melakukan pembakaran di lahan terbuka, gunakan masker, dan gunakan pakaian yang sesuai agar kesehatan tetap terjaga.
"Di fase ini banyak dampak buruk yang terjadi, bisa karhutla atau gangguan kesehatan, itu perlu dilakukan," ujarnya.
Wandayantolis menyebut, prakiraan itu berdasarkan kajian yang dirilis BMKG terkait musim hujan periode 2022-2023 secara umum di Sumsel yang telah melewati puncaknya.
Dinamika atmosfer terkini menunjukkan La Nina masih berada pada kondisi lemah meski diprediksi akan meluruh ke kondisi netral pada periode Februari-Maret 2023. Sebelumnya, fenomena Triple Dip La Nina yang terjadi sepanjang 2020 hingga 2022 telah mengurangi hotspot dan karhutla di wilayah Sumatera Selatan.
Indeks Dipole Mode saat ini menunjukkan kondisi netral dan diprediksi tetap netral hingga Mei 2023. MJO diprediksi masih aktif di fase 3 pada awal dasarian I Februari 2023 dan beralih menuju fase 4 di akhir dasarian I bulan ini.
"Sementara prediksi anomali OLR secara spasial pada akhir dasarian I Februari 2023 juga menunjukkan potensi pertumbuhan awan di wilayah Sumatera bagian selatan meningkat," pungkasnya.
(mdk/yan)Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya
Seiring dengan penurunan curah hujan, potensi titik panas (hotspot) semakin meningkat.
Baca SelengkapnyaBMKG memprediksi wilayah Sumsel tak akan diguyur hujan hingga 67 hari yang berpotensi memicu bencana kekeringan dan karhutla.
Baca SelengkapnyaSecara keseluruhan luasan karhutla di Sumsel Januari-Juni 2023 seluas 1.129 ha atau berkurang dari periode yang sama pada 2022 di angka 2.222 ha.
Baca SelengkapnyaTotal sudah 32.496 hektare lahan yang terbakar sepanjang Januari hingga September 2023.
Baca SelengkapnyaKebakaran hutan dan lahan di Sumatera Selatan terus meluas. Akibatnya, udara di Palembang memasuki kategori tak sehat.
Baca SelengkapnyaSejumlah wilayah di Indonesia diperkirakan terdampak El Nino, termasuk Sumatera Selatan. Puncaknya diprediksi terjadi pada Agustus-Oktober 2023.
Baca SelengkapnyaKarhutla terparah terjadi di Kabupaten Ogan Komering Ilir, Ogan Ilir, Musi Rawas Utara, Ogan Komering Ulu Timur, Banyuasin, dan Musi Banyuasin.
Baca SelengkapnyaKebakaran hutan dan lahan di Sumatera Selatan semakin meluas. Selain Kabupaten Ogan Komering Ilir (OKI) dan Ogan Ilir, api mulai bermunculan di Banyuasin.
Baca SelengkapnyaBMKG mencatat 547 titik panas (hotspot) di Jambi. Provinsi ini pun sudah ditetapkan berstatus siaga darurat bencana karhutla.
Baca SelengkapnyaDaerah itu memang curah hujan sedikit berkurang tetapi tidak sampai terjadi kekeringan.
Baca SelengkapnyaDampak besar dari Karhutla pernah dialami Provinsi Sumatera Selatan pada tahun 2022.
Baca SelengkapnyaSuhu maksimum tercatat terjadi di Nusa Tenggara Timur (NTT) mencapai 37,1 Derajat Celcius.
Baca Selengkapnya