Diserang hama wereng, petani di Mojokerto gagal panen
Merdeka.com - Hama wereng menyerang sebagian tanaman padi di wilayah Mojokerto, Jawa Timur. Akibatnya, banyak petani merugi akibat menurunnya produktivitas dan gagal panen.
Sa'roni (63), salah seorang petani Desa Medali, Kecamatan Puri, Kabupaten Mojokerto, mengatakan, serangan hama wereng hampir merata pada tanaman padi. Di Desa Medali, sekarang ini sudah 50 persen tanaman padi terserang wereng.
"Dari sekitar 147 hektar tanaman padi di sini, sudah sekitar 50 persen tanaman padi yang sudah terserang wereng," kata Sa'roni, Jumat (7/7).
-
Mengapa petani udang di Kebumen merugi? Hal ini membuat para petani tambak rugi puluhan juta rupiah. Mesin sirkulasi yang seharusnya berfungsi kini dibiarkan karena tak ada lagi air. Sejumlah kolam memang masih beroperasi.
-
Mengapa petani di Banyumas terancam gagal panen? BMKG memprediksi musim kemarau 2023 akan lebih kering dari tahun-tahun sebelumnya atau biasa disebut dengan fenomena El Nino. Adanya El Nino membuat para petani terancam gagal panen.
-
Apa yang terjadi pada para petani? Mereka masih selamat meski mengalami luka bakar.
-
Apa yang merusak tanaman padi? 'Yang terkena hama ini kira-kira sampai 200 hektaran lah, di wilayah Ciasem sini,' kata Rohendi, seorang petani di Ciasem, mengutip Youtube Liputan6 SCTV, Rabu (8/5). Hama Menyerang dari Bawah Rohendi menjelaskan bahwa hama ini menyerang tanaman padi yang sudah siap dipanen. Sering kali, hewan kecil ini menyerang dari bawah, dan merusak tumbuhan padi hingga ke atas. Akibatnya, seluruh tanaman padi yang seharusnya panen harus mengering dan akhirnya mati dengan kondisi bulir yang tidak memproduksi beras.
-
Apa masalah yang dihadapi petani? Oh, selamat pagi juga. Masalah saya adalah bahwa ladang ini selalu banjir setiap musim hujan.
-
Kenapa petani bawang merah Brebes rugi? Kerugian tersebut terjadi pada musim panen di awal tahun ini akibat cuaca yang tidak menentu sehingga menyebabkan kualitas bawang merah menurun.
Hama wereng menyerang tanaman padi dalam hitungan jam dan membuat tanaman padi terserang, tidak lama mati dan mengering. Akibat serangan dipastikan para petani gagal panen dan merugi. Sebab biaya bibit dan operasional tidak sebanding dengan hasilnya.
"Wereng menyerang tanaman yang baru berumur sekitar 60 hari (2 bulan), saat tanaman belum mengeluarkan buliran padi. Kalaupun tanaman sudah mulai ada buliran padi, tidak ada isinya dan tidak bisa jadi gabah," jelas Sa'roni.
"Untuk biaya bibit dan operasional per hektar bisa sampai Rp 8 juta, kalau tanaman padi dan hasilnya bagus bisa menghasilkan 6 ton sampai 6,5 ton gabah, senilai sekitar Rp 18 juta. Tapi kalu sudah diserang hama wereng, hasilnya bisa menurun dan hanya menghasilkan gabah 2 ton, dan itu tidak bisa menutupi biaya operasional," tambahnya.
Para petani sudah berupaya melakukan penanggulangan dengan cara menyemprotkan obat. Namun, hasilnya tidak bisa maksimal karena serangan hama wereng dalam hitungan jam.
"Para petani sudah melakukan penyemprotan, tapi serangan wereng sangat cepat. Satu petak tanaman padi seluar 100 meter persegi, bisa mati diserang wereng tidak sampai dua minggu," ujarnya.
Para petani mengeluh karena belum ada upaya dari Pemerintah Daerah melalui Dinas Pertanian. Padahal sudah beberapa kali mengadu ke petugas penyuluh lapangan dan petugas menangani hama pertanian Dinas Pertanian, namun belum ada tindakan.
"Kami melalui gabungan kelompok tani (Gapoktan) sudah mengadu ke Dinas terkait, tapi sampai sekarang belum ada tindakan dan upaya penanggulangan," terangnya. (mdk/ang)
Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya
Banyak lahan persawahan menguning karena diserang hama wereng dan tikus.
Baca SelengkapnyaYulianto, salah seorang petani mengatakan lahannya terancam gagal panen atas kondisi kerusakan tersebut.
Baca SelengkapnyaHama ini menyebabkan para petani kehilangan sawahnya hingga 200 hekatre siap panen.
Baca SelengkapnyaDi panen ini, mereka hanya menerima nominal amat kecil yakni Rp700 per kilogram. Ini jauh dari pendapatan saat harga normal, di kisaran Rp4.000 per kilogram
Baca SelengkapnyaArea persawahan di Jakarta tersebut terdampak kekeringan panjang
Baca SelengkapnyaBerbagai tantangan mereka hadapi, mulai dari proyek penambangan hingga serangan hama tikus
Baca SelengkapnyaKenaikan harga cabai di tingkat petani sudah terjadi sejak pekan lalu.
Baca SelengkapnyaPersawahan di Rorotan, Cilincing sepi aktivitas petani lantaran kering total.
Baca SelengkapnyaCuaca ekstrem juga membuat petani udang rugi puluhan juta rupiah
Baca SelengkapnyaPara petani cabai di Jember tak bisa menikmati hasil panen seutuhnya
Baca Selengkapnya"Kekeringan panjang, hujan yang juga terus menerus sehingga menyebabkan banyak gagal panen," kata presiden.
Baca SelengkapnyaPetani pun harus merogok kocek lebih banyak untuk menyelamatkan tanaman padinya.
Baca Selengkapnya