Ditemukan di Lokasi Tewasnya Mahasiswi Unair, Ini Bahaya Gas Helium Jika Terhirup Manusia
Keluarga meyakini korban tewas bukan karena pembunuhan. Apalagi setelah melihat surat wasiat yang ditinggalkan korban.
Hingga kini, menyebab kematian korban masih diselidiki.
Ditemukan di Lokasi Tewasnya Mahasiswi Unair, Ini Bahaya Gas Helium Jika Terhirup Manusia
Mahasiswi Kedokteran Hewan Universitas Airlangga (Unair) Surabaya, Bernadette Caroline Angelica Harianto, ditemukan tewas di mobilnya. Saat itu, jasad korban berada di kursi belakang dengan kepala terbungkus plastik yang di bagian lehernya di rekatkan lakban.
Plastik itu juga tersambung dengan selang yang terhubung dengan tabung gas helium.
Penyebab kematian korban masih dalam penyelidikan. Meski keluarga meyakini peristiwa ibu bukan pembunuhan.
Sampai saat ini, kepolisian masih menunggu hasil autopsi di Rumah Sakit Bhayangkara Polda Jatim. Dari proses autopsi yang dijalankan, diharapkan penyebab kematian korban bisa terungkap.
Jika memang ada kaitannya, seberapa bahaya gas helium ketika terhirup manusia?
Mengenal Gas Helium
Helium adalah unsur pertama dalam golongan VIIA, yang dikenal sebagai gas mulia karena tidak memiliki warna, bau, atau rasa. Sebagai gas mulia, helium memiliki sifat stabil dengan konfigurasi elektron duplet yang mencolok. Stabilitas ini terwujud dalam energi ionisasinya yang sangat tinggi di antara unsur-unsur kimia.
Umumnya, gas ini sering digunakan sebagai bahan utama untuk mengisi berbagai jenis balon, mulai dari balon hias hingga balon udara. Sifat ringannya memungkinkan balon-balon tersebut melayang dan terbang di udara, menciptakan pemandangan yang indah.
Sedangkan dalam dunia medis, helium juga digunakan bersamaan dengan oksigen, yang dikenal sebagai helioks, untuk membantu penderita gangguan pernapasan, seperti penyakit paru obstruktif kronis (PPOK).
Meskipun demikian, manfaat helioks dalam meredakan gejala PPOK dan asma masih terbatas dan memerlukan lebih banyak penelitian untuk pemahaman yang lebih mendalam.
Lalu Apa Bahaya Gas Helium?
Gas helium sebenarnya relatif aman jika digunakan dengan bijak dan tidak sembarangan. Meskipun begitu, penggunaan yang tidak benar dapat menimbulkan risiko kesehatan. Gas helium bisa menyebabkan efek samping seperti pusing, mual, muntah, dan bahkan pingsan pada sebagian orang.
Apabila terhirup dalam jumlah besar dan dalam jangka waktu yang lama, gas helium dapat menimbulkan masalah kesehatan serius. Seperti gangguan pasokan oksigen, gangguan fungsi paru-paru, dan bahkan dapat mengakibatkan kematian.
Penggunaan gas helium tanpa pengawasan medis yang tepat juga bisa mengakibatkan gejala keracunan, seperti:
1. Tekanan darah rendah.
2. Kesulitan bernapas.
3. Detak jantung yang tidak teratur.
4. Penglihatan kabur.
5. Sakit dada.
6. Kelemahan atau kelumpuhan pada satu atau beberapa anggota tubuh.
7. Bibir atau kulit yang berubah menjadi kebiruan (sianosis).
8. Batuk darah.
9. Kejang.
10. Penurunan tingkat kesadaran.
Meskipun gas helium memiliki berbagai manfaat dalam kehidupan sehari-hari dan dalam dunia medis, sangat penting untuk menggunakannya dengan bijak dan sesuai dengan petunjuk yang benar.
Keamanan penggunaan gas helium harus selalu menjadi prioritas utama untuk mencegah risiko kesehatan yang serius.